Mengapa Sulit Jatuh Cinta?

Pertama, menutup mata akan struktur intelejensia dan elemen sosial dinamika yang terkandung dalam cinta dan romansa. Setiap kali berbicara tentang cinta, umumnya manusia selalu menyelaraskannya dengan sejumlah konsep idealisme yang kompleks seperti Jodoh Di Tangan Tuhan, Cinta Sejati, Saling Melengkapi, Cinta Itu Mengalahkan Segalanya, Cinta Indah Pada Waktunya, Cinta Tidak Harus Memiliki, dsb. Akibatnya kita tidak dapat mengamati proses bercinta dari konteks yang realistis: yakni sebuah interaksi sosial belaka.

Sebagaimana interaksi sosial lainnya yang dilakukan sehari-hari -seperti berdagang, belajar, bekerja, berolahraga- ada sejumlah pola dinamika tertentu yang wajib diikuti bila seseorang ingin menemui kesuksesan dalam kehidupan cintanya. Pola dinamika tersebut jarang sekali disentuh, atau bahkan diakui, karena beresiko merendahkan pandangan orang dan konsep tentang cinta. Pola dinamika yang sebenarnya bisa dibedah, dipelajari, dan disusun-ulang dalam bentuk langkah-langkah yang praktis. Continue reading


Membedah Seorang Lex

In the previous entry, a blog reader asked how I came up with the name Lex dePraxis. Hmmm, that’s a long story to explain, but since G-spotters also had a related discussion on the process of formulating new persona, I thought this would be a perfect chance to apply peribahasa ‘sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.”

Konon, nama yang pertama kali saya pilih adalah REX, sebuah kata yang selalu menjadi favorit saya ketika kuliah dulu belajar bahasa Latin di kampus. Kata tersebut, selain artinya ‘the king’, ia juga memiliki mengandung imaji besar, kokoh, terpercaya, kepemimpinan, dan kuno (ancient). Alasan lainnya, REX juga membawa kenangan khusus akan jagoan idola saya semenjak kecil, Black Masked Rider RX.

Kotaro Minami adalah sosok manusia pertama yang membuat saya berdebar-debar dan berteriak, “It’s me! It’s me! Wanna be like him!” Satu theme song-nya, Dare Ka Ga Kimi Wo Ai Shiteru (klik kanan Save Target As untuk download), dahulu saya hapal mati untuk sing along karena, sekalipun saat itu saya tidak mengerti artinya, entah mengapa lagunya terasa berbicara secara pribadi tentang perjalanan hidup saya selama bertahun-tahun ke depan. Hari ini, beberapa menit yang lalu, belasan tahun kemudian semenjak mendengarnya pertama kali, saya baru tahu arti liriknya… Continue reading


Ask Lex anything

Ask Lex Anything - Hitman System

Ini adalah ide gila yang barusan berkelebat di kepala saya: membuka kesempatan gratis bagi siapa saja ingin mengajukan pertanyaan, curhatan, atau apa saja yang sedang butuh dikomentari. Saya sama sekali tidak serba tahu. Saya juga tidak selalu memiliki jawaban yang tepat. Tapi saya senang memberi opini dan membagikan apa saja yang saya ketahui, plus lagi mungkin karena saya juga terlalu iseng dan suka tantangan yang aneh-aneh. 😀

So, anggap saja seperti kamar konsultasi yang selalu menerima pasien sepanjang hari, sepanjang minggu. Di sini Anda benar-benar bisa bertanya tentang info dan komentar seputar apa pun, seperti tentang gaya hidup, fashion, sains, kebudayaan, teknologi, agama, isu sosial politik, masa depan, ulasan buku, belajar sulap, obat migren, spoiler film, rumus phytagoras, astrologi, tips interview, rute jalan, jual beli tanah, ajian sakti mandraguna, resep makanan, operasi kelamin, tanggal kiamat, kisi-kisi ujian CNPS, pengembangan diri, internet marketing, cara rakit bom, analisis forex, reparasi handphone, prakiraan cuaca, koleksi bispak, terawang nasib, gosip seleb, tagihan PLN, nomor togel, .. uh, apa saja, guys. Continue reading


When life sucks…

Dulu waktu masih usia SD yang lagi bandel-bandelnya as in pulang sekolah langsung kabur untuk adu main Tamiya ala Dash Yonkuro di mall biasanya pasang track super gede, ortu rajin kasih ngamuk dan petuah, “Kamu kok ngelawan terus sih? Belajar dulu sampe pinter dan dapet nilai bagus, kamu masih anak kecil, nanti kalo udah SMP baru boleh deh Mama bebasin karena udah gede.”

Setelah masuk SMP, suara mereka berbunyi “Mau berapa kali lagi dibilangin kalau kamu pulang sekolah harus pulang dulu ke rumah?! Atau minimal telpon, minta ijin kalau kamu mau pergi berenang sama temen. Kamu tuh masih anak Mama Papa, jadi masih anak kecil yang sekolah aja pake celana pendek, belum bisa seenaknya aja ambil keputusan sendiri!”

Beberapa lama kemudian di SMA yang notebene pakai celana panjang, nada dan pesan yang sama masih terulang, “Kamu ngapain sih setiap minggu bisa sampai empat kali ngurusin acara komsel dan pelayanan? Kursus pelajaran aja biasanya cuma maksimum seminggu dua kali. Jangan yang aneh-aneh deh, belum saatnya kamu untuk sibuk hal-hal seperti itu. Nanti kalau sudah kuliah, sudah bisa Mama Papa anggap orang dewasa, terserah kamu deh mau jadi apa dan ngabisin waktu ngapain aja.”

Ketika lagi menikmati tahun-tahun kebebasan dalam dunia pelajar-tingkat-tinggi alias mahasiswa, petantang-petenteng jalan merasa pintar karena cuman perlu bawa file binder note and bolpen, fesyen serba warna hitam plus rambut panjang hasil smoothing ala Mei Zuo (Meteor Garden), sibuk dengan aktifitas freelancing, suara mereka tetap berkumandang, “Jangan kamu pikir karena sudah kuliah kamu bisa bebas lepas ya, oh itu salah sama sekali. Kamu boleh merasa pintar, tapi kamu masih jauh anak kecil di mata Mama Papa, kami sudah makan asam garam. Selesaikan tanggung jawab kamu sebagai mahasiswa, belum saatnya bekerja karena kamu belum cukup dewasa dan masih perlu dengar nasihat kami sampai kamu lulus kuliah nanti.” Continue reading


Ta’aruf, Pacaran, dan Hitman System

Nyawa blog entry hari ini gue serahkan ke tangan Lucky, penulis dua buah buku tutorial animasi komputer terbitan Elex Media dan juga salah seorang alumni workshop tahun lalu. Selain itu, dia juga pernah terlibat dalam penulisan e-book kompilasi yang berjudul Why I F@#king Hate Hitman System. Buat yang belum pernah membacanya, disarankan untuk mengunduh e-book tersebut dulu sebelum melanjutkan dengan tulisan blog kali ini.

Lucky’s an inspiring guy with a tender heart, multiple talents, and also a great vision in life. Take it away, bro. 

 


Perkenalkan, saya Lucky, peserta HSEW pada tanggal 5 dan 6 Mei 2007, angkatan ke-13. Banyak orang bilang, ini angka sial. Tapi untuk saya, mungkin ini angka keberuntungan. Karena sejak mengikuti HSEW, banyak hal-hal yang berubah dari diri saya karena pengaruh sihir JetKeiLexCygnus 😛 Banyak hal-hal yang dulu tidak pernah terpikirkan oleh saya, bertolak belakang dari pemikiran saya, dibalikkan oleh JKLC.

Dan dengan penuh kesadaran, saya mulai mengubah gaya hidup saya. Walau begitu, ada satu hal yang tidak akan saya ubah, yaitu yang berkaitan dengan keyakinan saya. Jadi, jika ada metode HS yang bertentangan dengan keyakinan yang sudah saya anut selama ini, saya tidak akan melakukannya. Contohnya: sentuhan fisik, atau biasa disebut tango. Continue reading


The Dance

If Lex dePraxis were a TV serial, what tunes and poetic lines does each episode have?

That’s one silly question I have in mind as I lately follow thru, back to back, five of my most favorite TV serials: Prison Break, Heroes, Smallville, Californication, and Scrubs.

Well, today I have the luxury of a leisure time, and since I’m not planning to in an extensive blog entry like before, so I came up with something easy yet meaningful (at least for myself): a list of songs that always bring a certain platonic and romantic impression in my life. Songs that talk about my relationship, interaction, drama with some gentle feminine beings I have been in touch with. Each person adds a different kind of song, irreplaceable sensations, a unique warmth, and an unspoken joy. The memories will never fade. They are my best friends and lovers who I met, held hands, and grew with throughout the years. That’s why I name the soundtrack album: The Dance. Continue reading


The Secret Law of Attraction

the secret law of attractionPercaya atau tidak, ini adalah buku digital terbaru yang akan merevolusi paradigma dan pola pikir tentang dinamika sosial pria-wanita Indonesia dalam dunia percintaan. Sebentar lagi Anda akan membaca salah satu solusi romansa modern yang tidak mungkin ada di tempat lain, dengan pembahasan sbb:

  • Apakah daya tarik dapat diukur?
  • Hal apa yang dapat meningkatkan daya tarik Anda?
  • Bagaimana membuat seseorang lebih tertarik pada Anda?
  • Mengapa ketertarikan seseorang pada Anda bisa datang dan pergi begitu saja?

Selain itu, Anda pasti pernah mendengar pepatah yang mengatakan, “Opposite attracts.” Ada banyak sekali kisah-kisah yang mendukung pepatah tersebut, tentang dua orang kekasih yang sangat berbeda gaya dan latar belakang namun bisa saling mencintai. Namun pada saat yang sama, Anda juga tahu tahu tentang pendapat, “Kita menyukai orang yang mirip dengan kita,” serta juga tidak kesulitan menemukan bukti-bukti cerita yang mendukung.

Lalu mana yang paling benar? Mengapa kedua pepatah yang saling bertolak belakang tersebut bisa sama-sama benar?

Anda akan menemui jawaban semua pertanyaan di atas dan berbagai hal terkait lainnya dalam tulisan fantastis The Secret Law of Attraction yang mencapai 10 halaman A4 ini.

Perlu diperhatikan dua poin berikut: (a) Artikel ini hanya menjelaskan tentang cara meningkatkan, melipatgandakan daya tarik yang sudah ada, bukannya tentang apa daya tarik itu sendiri atau bagaimana menciptakannya. Penjelasan spesifik mengenai elemen pencipta attraction hanya bisa dipelajari dalam live workshop. (b) Artikel ini berbicara tentang Law of Attraction dalam konteks dinamika sosial antar pria-wanita, bukannya Law of Attraction seperti yang biasa Anda dengar di tren omong kosong The Sampah The Secret oleh Rhonda Byrne dkk.

Sekalipun artikel The Secret Law of Attraction ini terfokus pada realita cinta dan romansa, poin-poin yang saya jabarkan merupakan hasil komtemplasi yang diinspirasikan oleh sejumlah buku berbagai topik umum yang pernah saya baca, terutama Language & Gender (Penelope Eckert), The Advertised Mind (Eric Du Plessis), dan Recode – Your Change DNA (Rhenald Kasali). Saya sangat merekomendasikan ketiga buku di atas bagi Anda yang ingin belajar lebih banyak tentang manusia.

Jadi tanpa berpanjang-panjang lagi, saya akan langsung mendefinisikan formula Law of Attraction. Namun untuk dapat membacanya, jika Anda baru pertama kali mengunjungi tulisan ini, maka Anda perlu kata kunci untuk membuka proteksi yang dapat dilakukan dengan mengikuti link sesuai prosedur di halaman ini. Continue reading


Piper – On Changes

piper, glossy, changeYup, udah pada bosen ngeliat bacotan para instruktur lainnya, ‘kan? So sekarang gue kasih selingan entry dari salah satu Hitman System Kogal, Piper Ho, yang ngobrolin tentang… well, baca aja sendiri deh. Masih bertema sama dengan tulisan gue tempo hari.

Buat yang masih ndeso kaga ngerti bahasa orang londo, silakan pake alat Google Translate. Terjemahan ngga sempurna sih, tapi kurang lebih maknanya tersampaikan. So without further ado, here’s Piper…

On Changes

I was just walking to the office this morning and thinking of our dear friend wedding’s on one Sunday. It was one of the most simple, effortless, yet wonderful matrimonies that made my partner, Signifiant, and I almost cried (oh well, I actually almost cried in just about every weddings). This writing came from such different angles yet it’s quite a revelation to my own personal discoveries how one of our friends’, let’s call him AJ, so called biggest life changing moments could affect others. The matrimony ceremony has somehow touched the three of us. Continue reading


Puisi Sampah, Puisi Ngarep, Puisi Romantis

puisi sampah ngarep romantis lossyBicara soal cinta-cintaan, siapa yang geli, gatel, or merinding ketika baca lagi catatan sejarah bertajuk romantisme dari masa lalu? Barangsiapa yang suka merasa seperti itu, acungkan empat jempol dan teriak, “GOKIL!”

Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu Kei ngomel panjang lebar karena baru saja kehilangan arsip tulisan pribadi dalam komputer dan hosting web-nya yang tercinta crash tanpa ada backup. Yah, been there done that lah, cos hard disk gue juga udah beberapa kali ancur (dan juga ilang terhapus misterius begitu aja!), super gondok abis kehilangan dokumen penting. Rasanya mau ngamuk, kesel setengah mati setiap inget kalo semua memori jerih payah romantika dan benih kreatifitas itu hilang tanpa jejak.

But today I just unlearned that sometimes it is actually a good thing for some historical files to go missing and destroyed. Pelajaran ini datang ketika tadi pagi gue ngga sengaja nemuin sebuah CD arsip yang berisi coretan puisi cinta dan ucapan romantis yang pernah gue tulis dalam petualangan-petualangan asmara bertahun-tahun yang lalu. Continue reading


I chrome you, Google…

Tidak terasa, ini adalah hari keenam semenjak saya berselingkuh dengannya. Semenjak melihatnya pertama kali pada tanggal 2 September kemarin, berkenalan, bercengkerama, dan berjalan-jalan mengelilingi seluruh dunia, saya bisa merasakan gelegak buih-buih asmara yang semakin bertumpang tindih satu sama lain. Saya begitu yakin pertemuan ini tidak ubahnya kisah-kisah legenda cinta tak lekang waktu bagaikan sang Romeo dan Juliet. Saya pun selalu membisikkan dengan lirih, “You complete me,” ala Jerry McGuire kepadanya di pagi hari ketika sinar matahari menyelusup di balik tirai kamar dan di malam hari sebelum kelopak mata ini menutup melepas lelahnya.

Saya tidak lagi menjadi orang yang sama karena setiap kenikmatan tidur berubah menjadi kekhawatiran, kecemasan apakah saya akan tetap menemukannya lagi esok hari atau dia akan pergi semisterius dia datang. Saya merasa perasaan sesak di dada ini, dan jauh lebih sesak lagi ketika mengetahui bahwa ini adalah cinta, seperti yang dibuai Woody Allen dalam Love and Death, “To love is to suffer. To avoid suffering, one must not love; but then one suffers from not loving. Therefore, to love is to suffer, not to love is to suffer, to suffer is to suffer. To be happy is to love; to be happy then is to suffer, but suffering makes one unhappy; therefore to be unhappy one must love or love to suffer or suffer from too much happiness.”

Perjalanan di hari keenam ini telah merupakan sebuah pintu gerbang era baru dalam hidup saya. Berawal dari sebuah perselingkuhan, sebuah aksi ketidaksetiaan yang dipandang rendah oleh para patron cinta di seluruh dunia. Tapi kami benar-benar saling mengisi satu sama lain dengan cara yang kami tidak bisa sampaikan dengan bahasa-bahasa manusia. Sebuah ketergantungan yang menyempurnakan, kalau bukan memuaskan. Anda pasti tahu maksud saya. Saatnya Anda bertemu dengannya. Continue reading