Entri kali ini berisi sebuah kisah yang sangat pribadi bagi saya, tapi saya tahu setiap orang juga pernah mengalami hal yang sama. Bila Anda membacanya sambil ditemani oleh lagu mellow favorit Anda, saya jamin akan terasa lebih nikmat. Saya menulis entri ini sambil ditemani lagu Bon Jovi – Superman Tonight dan Andra and the Backbone – Seperti Hidup Kembali (klik untuk download). Let’s get mellow!
Tag Archives: mellow
Musik, Michael Jackson, dan Mellow
Dalam entri Ask Lex Anything tempo hari, ada satu pertanyaan yang belum sempat gue jawab karena emang rencananya gue munculin di topik sendiri. Komentar dari Gokera berbunyi, “Nanya dong boss, gw nemu lagu hanya romansa dr temen gw di bulbo fs, itu beneran bwatan elo?“
Trus sekitar beberapa minggu yang lalu juga sempat ada yang munculin di Facebook.
Jadi sekarang sekalian aja deh dipublikasikan ke umum. 🙂
Buat yang belum tahu, ini lirik lagunya.
Yup, Hanya Romansa adalah ciptaan gue di pertengahan 2008 kemarin (kalo ga salah) ketika lagi iseng angkat gitar lagi setelah bertahun-tahun ngga nyentuh. Waktu itu kebetulan lagi ada gitar orang nganggur ketinggalan di rumah, so iseng main-main eh nemu musik yang catchy. Coba dilanjutin ke lirik, eh di luar dugaan ternyata ngalir juga dapet yang enak.
Ngga kehitung tepatnya brapa lama semenjak terakhir kali gue ngulik ciptain lagu. Dulu gue doyan banget kotak-katik nada begitu, secara (mwakakaka, akhirnya kepake juga nih istilah!) gue sempet sok sibuk main band. Yups, itu adalah ‘era keemasan’ dimana gue masih super gondrong metal, pakaian serba hitam, dan otak penuh dengan virus ngarep-ngarepan.
Modus operandi favoritnya adalah nyiptain lagu yang nunjukin perasaan gue, baik itu berisi pesan romantis atau pesan betapa despretnya gue, dengan harapan si cewek bisa ngerti, tersentuh, dan mau jadian ama gue.
Ngga perlu gue lanjutin lagi lah, cos kita semua udah tau persis apa ujungnya kan… 😉
Dan setelah tahun-tahun pilu itu lewat dengan berusaha ngendaliin ngarep dan disiplin glosifikasi, kreatifitas aransemen musik itu juga sekonyong-konyong memudar perlahan-lahan. Mulai males pegang gitar, apalagi untuk mainin dan mentok juga ga bisa buat musik baru. Jadi ketika tempo hari muncul inspirasi yang glossy untuk Hanya Romansa, gue kontan berasa super duper hepi and semangat abis. Langsung deh bongkar arsip program, install Cool Edit Pro yang selalu jadi software audio andalan gue, dan rekam seluruh lagunya.
Tapi sayang, gue terlalu iseng kutak-katik eksperimen tuh program karena kangen dah lama ga pake, salah klik save dan akhirnya hilang file mentahnya. Hanya tersisa adalah versi di bawah ini, sekaligus lagu-lagu lainnya dari jaman baheula (ada dua yang cover version) yang tersimpan di hard disk yang mulai sekarat ini.
Engga perlu pake lirik lah, males nulisnya. But ketika ngedengerin lagu-lagu itu lagi sekarang, terasa mengigil bin merindings… 😀 plus mellow sebagai efek samping dari makan siang ikan bakar dengan olesan bumbu rahasia (yang konon katanya bisa melipatgandakan performa seksual, tapi ke gue efeknya malah sendu-sendu gini).
Jadi inget tadi pagi ketika nonton acara memorial Michael Jackson. Untuk pertama kalinya gue terhenyak, menyadari bahwa salah satu inspirasi terbesar dalam hidup gue itu sekarang udah bener-bener pergi. Berita kematiannya pada tanggal 25 Juni emang udah gue denger dan baca sekilas di beberapa media massa. Tapi ini semua baru trasa banget-banget nyata subuh tadi waktu CNN Facebook nyiarin prosesi peringatan kehidupan dan kematiannya.
Baru kali ini juga gue telponan sama orang dan ngaku gue nangis karena seorang cowo yang bahkan ngga kenal gue juga. Terserahlah, buat gue MJ adalah sosok yang lebih dari skedar seleb atau tokoh terkenal dunia. Dia yang pertama kali ngebuka mata gue tentang arti sebuah impian. Gue jadi bisa ngeliat contoh nyata bagaimana gue bisa ngeraih mimpi setinggi apapun sepanjang gue trus komitmen pada totalitas seratus persen seperti dia.
Ngga ada satupun karyanya yang gagal nyentuh gue. Seolah-olah Michael ngomong secara pribadi ke gue lewat lirik lagunya, lewat antuasiasmenya, lewat keunikan gaya hidupnya, lewat pilihan-pilihan yang dia ambil, dan lewat tekanan-tekanan yang dia alamin waktu kecil, dewasa, bahkan menjelang tahun-tahun terakhir kehidupannya.
Dan kini dengan kepergiannya, gue ngerasa hampa, retak, merana sendirian.
… ugh, ikan bakar keparat.
Mellow begini enaknya dipake untuk nulis lagu lagi. Tapi apa daya, sekarang udah ngga ada gitar.
Undangan komentar kali ini adalah:
- Ada yang banyak temen yang bilang Hanya Romansa mirip lagu soundtrack sinetron remaja gitu. What do you think?
- Dari 25 daftar lagu di atas, mana yang paling loe doyan dan apa alasan-alasannya?
- Pernah strategi PDKT dengan buatin lagu ke cewe? Gimana hasil akhirnya?
- Ada yang bisa nebak apa bumbu rahasia ikan bakar yang konon berefek ledakan seksual itu (atau dalam kasus gue, malah mellow)?
- Ada yang nonton memorial Michael Jackson kemarin dengan sdikit ngarep tiba-tiba peti Michael kebuka dan dia lompat sambil nyanyi senyum-senyum, “You know I’m bad, I’m bad, you know it… hee heee!“
- Gue bolos nyontreng, ada yang bolos juga? 😀
Seandainya ada yang pengen donlot: Hanya Romansa (full) & Hanya Romansa (chorus for ringtone).
The Dance
If Lex dePraxis were a TV serial, what tunes and poetic lines does each episode have?
That’s one silly question I have in mind as I lately follow thru, back to back, five of my most favorite TV serials: Prison Break, Heroes, Smallville, Californication, and Scrubs.
Well, today I have the luxury of a leisure time, and since I’m not planning to in an extensive blog entry like before, so I came up with something easy yet meaningful (at least for myself): a list of songs that always bring a certain platonic and romantic impression in my life. Songs that talk about my relationship, interaction, drama with some gentle feminine beings I have been in touch with. Each person adds a different kind of song, irreplaceable sensations, a unique warmth, and an unspoken joy. The memories will never fade. They are my best friends and lovers who I met, held hands, and grew with throughout the years. That’s why I name the soundtrack album: The Dance. Continue reading