Entri kali ini berisi sebuah kisah yang sangat pribadi bagi saya, tapi saya tahu setiap orang juga pernah mengalami hal yang sama. Bila Anda membacanya sambil ditemani oleh lagu mellow favorit Anda, saya jamin akan terasa lebih nikmat. Saya menulis entri ini sambil ditemani lagu Bon Jovi – Superman Tonight dan Andra and the Backbone – Seperti Hidup Kembali (klik untuk download). Let’s get mellow!
******
Mengetuk Pintu Hati
Setiap hari aku pulang dan pergi pergi melewati jalanan rusak berbatu dengan banyak pohon rindang di pinggirannya. Di deretan jalan tersebut ada sebuah rumah kecil mungil dengan jendela bundar dan cerobong asap, persis seperti rumah dalam sebuah cerita dongeng. Itu rumah kamu.
Tahukah kamu… setiap hari aku berjalan lewati rumahmu. Begitu seringnya, aku sampai ingat persis warna coklat kusam pintu rumahmu dan dindingnya yang keabuan. Kulakukan itu tanpa sengaja dan tanpa rencana. Mau tidak mau, toh aku memang harus lewat jalanan rusak di depan rumahmu itu.
Setiap hari pula tidak bisa kuhindari melihat dirimu dibalik jendela. Beberapa kali kulihat kamu sedang sibuk menulis sesuatu atau membaca buku. Terkadang aku melihatmu membersihkan rumah sambil memutar lagu keras-keras. Tapi, aku paling sering melihatmu sedang duduk termenung dalam sepi seorang diri.
Tahukah kamu… setiap kali aku melihatmu, hatiku bertanya, “Siapa dia?” Ingin rasanya aku mengenalmu dan rasa itu sangat mengganggu sekali.
Dan akhirnya, malam itu kuberanikan diriku untuk singgah dan mengetuk pintu rumahmu. Jantungku berdegup kencang sewaktu kamu membuka pintu. Wajahmu yang manis mengintip dari balik celah pintu yang terkait oleh grendel kunci rantai.
“Siapa yah?”, kamu bertanya. Pertama kalinya aku mendengar suaramu. Dan jujur, suaramu yang sedikit parau bersirat sendu sama sekali tidak seperti yang kuduga. Tapi matamu… Matamu yang berkilau seperti danau di malam hari memantulkan cahaya bintang di kejauhan, itu persis seperti yang selama ini ada dalam bayanganku tentang dirimu.
Kuperkenalkan diriku dan kita berbincang cukup lama. Kita hanya berbicara lewat celah pintu yang sedikit terbuka, terkait oleh grendel kunci rantai. Kamu tidak mempersilakan aku masuk. Tidak apa-apa, aku maklum… kan aku masih orang asing dan kita baru bertemu pertama kali. Sudah bisa berbicara denganmu saja aku sudah senang sekali.
Tahukah kamu… ketika aku pamit malam itu, aku berjanji dalam hati untuk singgah lagi esok malamnya dan esok malamnya lagi, dan malam setelahnya, dan setelahnya lagi, dan seterusnya…
Dan memang itu yang kulakukan.
Malam demi malam aku selalu singgah dan mengetuk pintu rumahmu. Kamu pun selalu menyambut aku dengan senyum manis, dan kebahagiaan terpancar berkilau dari sinar temaram matamu… tapi kamu tidak pernah mempersilakan aku masuk.
Aku duduk di undakan tangga di luar rumah dan bersender pada pintu, kamupun duduk di lantai kayu dalam rumahmu dan bersender di sisi sebaliknya. Aku sungguh menikmati setiap kata yang keluar dari bibirku dan bibirmu, dan aku tahu kamu juga begitu.
Meskipun kita hanya berbicara lewat celah pintu yang sedikit terbuka, terkait oleh grendel kunci rantai.
Tapi tidak apa-apa, itu saja sudah cukup. Aku hanya ingin mengenalmu.
Setiap malam, kita saling bertukar tawa. Mentertawakan dunia dan diri kita masing-masing. Kamu bilang kamu jarang tertawa lepas seperti itu, dan tahukah kamu… tawamu timbulkan rasa hangat yang meresap dalam diriku. Rasa hangat yang sudah lama tidak kurasakan.
Dan kita saling bertukar cerita. Tentang mimpi-mimpimu, tentang kehidupan, tentang dunia, tentang cinta, dan tentang dirimu. Saling bertukar kisah hingga pagi menjelang dan matahari mengintip di balik cakrawala, perlahan buyarkan hitamnya malam dan menggantinya dengan fajar yang ungu kebiruan.
“Selamat tidur yah..”, katamu ketika aku pamit. Aku pulang dan tidur dengan tersenyum. Hari ini aku sudah mengenal dirimu lebih dari kemarin. Dan aku tahu kamu juga tidur dengan tersenyum pagi itu.
Malam esoknya, akhirnya, kamu memutuskan untuk bercerita tentang kesendirianmu, tentang malam-malam sepimu, tentang hilangnya asa dari dirimu… tentang alasan kamu mengurung diri dalam rumah, dan mengapa kamu tidak mau membukakan pintu untuk siapapun.
Aku senang kamu mempercayaiku. Meskipun kita hanya berbicara lewat celah pintu yang sedikit terbuka, terkait oleh grendel kunci rantai.
Kamu bercerita tentang masa lalumu dan ketakutanmu. Terakhir kali kamu membuka pintu dan mengijinkan seseorang masuk dalam rumahmu, ia menghancurkan seisi rumahmu, merampas segala yang berharga dari dirimu, dan setelah itu meninggalkanmu tersungkur menangis di lantai rumahmu yang telah porak poranda.
Dengan segala jerih payah dan air mata, selama enam musim, akhirnya kamu berhasil membenahi rumahmu, menyusun ulang perabotan, dan membuatnya terlihat lebih indah dari sebelumnya. Tapi kamu tahu, berkas-berkas kerusakan tidak akan pernah bisa hilang, dan rumah kamu selamanya tidak akan pernah kembali seperti semula.
Sejak saat itu kamu bertekad tidak akan pernah lagi membukakan pintu untuk siapapun, meskipun kamu selalu berharap dalam hati, suatu hari akan ada seseorang yang dapat meyakinkanmu untuk membuka pintu dan mempersilakan ia masuk. Menemani kamu hingga putih rambutmu dan kulitmu keriput.
Hatiku pilu mendengarnya…
Bahasanya Kei bikin melting :’) sweet
bangke! galau mendadak bacanya!
coba bikin lagunya khusus ah buat cerita ini.
very nice story, brad!
rasanya sakit
baru baca blog ini, jd telat keknya..tp pingin nimbrung
nebeng lagunya cat steven “first cut is the deepest” dan spy kejadian ini tak terjadi pada kita, saya dpt resep dari tantenya tante saya, “mencintai tanpa patah hati”..
tp saya masih belum bisa tuhh..kadang masih teringat story jadul..pait bro!
baca comment2nya baru ngerti kalo ini analogi, terlalu polos saya ^_^’
Hmmmmm..rasanya pengen nangis…
Izin share ya Kei..
saya hanya membaca setengahnya tp sudah tau maksudnya,dan sy tdk akn menruskan untk membaca crita tersebut bikin “sakit hati” karna pernah saya alami 2 thn yg lalu.. serta tdk ingin mengenangnya kembali
cerita yg pernah sy alami sebagai cowo yg ketemu dgn cw seperti itu..saya tertarik dgnnya, sy datengin rumahnya..respon yg positif(sama yg sy liat mata yg berkilau)dia merasa nyaman dgn saya… dia curhat mengenai sakit hati nya..yg sudah batal nikah(smpe ..x)..dia bilang tdk pernah menunjukkan tangis di depan keluarganya..tp dia nangis di depan saya.. ada rasa iba..kita selalu berbagi cerita, tertawa, menangis, pelukan yg buat perasaan hangat yg sama di cerita anda..kita pacaran LDR krn sy harus tugas di luar pulau.. telpon dari bangunin pagi smpe temenin tidur selalu .. tp dia ga pernah bener2 buka pintu( dgn kata2 nya “aku ga bs yakin”).. sy maklum, krn masa lalunya.. tp sy udah terlanjur cinta.. ga lama dia ninggalin sy.. 1 bulan setelahnya dia dilamar orang lain, dia bilang skrng aku udah yakin.. skrng hati sy yg hancur.. masih..
Wuedann rekk !!! ciamik tenan!
waaahhhhhh…… cerita rekaan ya?? alay bgt
Kei, cerita yg sgt mnyentuh, agk sdkt mirip tp tdk sm persis dgn kisah aku.
Dl, prnh pnya someone special, sdh m’anggap dia spti soulmate, tp yg tjdi kmdian dia m’hancurkan smauanya, dia m’hamili wanita lain yg notabene adalah sahabat aku sdri (dulu).
Sblm ??ü ttg kebenaran itu, aku udh lama lost contact dgn si cowok itu, br bbrp tahun kmdian ??ü kebenaran yg menusuk hati bgt, sgt2 tdk dsengaja and tdk diduga, b’temu lg dgn cewek (yg dl adl sahabat aku) dia menggendong anak bayi yg lucu, dgn polosnya aku b’tanya “anak siapa ini?” dia pun m’jawab “ini anak gw” (dgn senyum bahagia) dan orang lain yg menyambung kata2nya “masa gak tau, anak bpk ini adalah……” (menangis t’tahan d dlm hati Kei, pulang ke rumah dgn seribu ptnyaan tanpa prnh ??ü jwbnnya)
Itulah knp, msh blm bs m’bka pintu hati ini.. Krn luka ini m’bekas. Dan stlh kenal Hitman System (Kei dkk) aku lbh santai m’jalani smuanya. Mengutip omongan (Kei atau Jet ya, lupa.. :p)
“Masa lalu blh kita kenang dgn 1 syarat, kenangan tsb bisa m’berdayakan kita, bkn m’jatuhkan kita!”
So, let it flow, let it see then let it be. Bgtulah prinsipku skrg.
Hiks hiks..(Nyari tissue)
nice one.. saat ini aku sendiri sedang mencoba merobohkan pintu itu… 😉 moga dia mengizinkn pintu itu roboh… i wish… ;(
nice story,,
abis tisu 2 gulung gw..
Ko Keiiii… ini bagus sekaliiii!!
Love this so muuuch! Terutama pemilihan kata katanya!! ><
Aku juga buat banyak puisi & cerpen loh..
di thediaryofoki.tumblr.com
Baca2 juga ya.. 😉
Ditunggu loh tulisan berikutnya! ^^
flashback ke masa lalu deh. “muse – sing for absolution”
ia bro..sepakat,hubungan dak bisa dipaksakan,semua harus balance,kalo 1 pihak saja yg berjalan,wah pasti dak bakal bisa….:)
jika saat itu ak tidak mmaksa kamu mmbuka pintu, ap yg akn trjadi bro..??
akan kusebarkan pesanmu ke seluruh pria2 ddkatku Kei..
GBU
gila lu bro.
emang master gw. .
gw anak jurnalis aja masih terkaget-kaget ngeliat sastrawi bahasa lu.
tambah salut!
jurnalisme sama sastra beda pakem nya bro
Jadi teringat semua kisah mellow saya di masa lampau kala masih kuliah tapi by the way, kalimat Kei yang tulisannya
“Tahukah kamu… setiap hari aku berjalan lewati rumahmu. Begitu seringnya, aku sampai ingat persis warna coklat kusam pintu rumahmu dan dindingnya yang keabuan.”
Kok agak mirip dengan kalimat di bonus audio AAN ini “Ngarep banget, saking ngarepnya dengan mainan robot-robotan, jadi pergi ke tokonya buat ngebacain kalimat-kalimat bahasa Jepang di Box mainan itu”
Hehehehe…
kalo cinta itu memang membuat kita bahagia dan dia memang benar2 yang kita inginkan rasanya ga ada salahnya di perjuangkan,krn menurut gw (subyektif ya) cinta dan kebahagiaan memang harus di perjuangkan,gw sendiri lagi berjuang untuk itu dan kl berhasil gw akan segera menikah:))
Cerita yang sangat menyentuh, Kei…
really love it…
mengingatkanku dengan masa2 mellow itu 🙂
membuat gw bersyukur bisa sampai di titik ini dalam perjalanan hidup gw…
*sejenak menikmati efek mellow dari kisah di atas
*playing Adhitia Sofyan’s – Greates Cure
Mantab bro, pas bgt nih buat kalo lagi galau tingkat dewa, galau ya dinikmatin aja, soundtracknya, Kaskade – Your love is black, beugh…
“Bahwa kebahagiaan dalam hubungan cinta tidak bisa dipaksakan. Meskipun kebahagiaan itu sudah ada di depan mata, tapi hanya bisa diraih bila kedua pihak memang sama-sama menginginkannya dan saling berusaha.”
Well, Kei !, Your Quote :
“Meskipun kebahagiaan itu sudah ada di depan mata, tapi hanya bisa diraih bila kedua pihak memang sama-sama menginginkannya dan saling berusaha”
i think that’s core of the pre-relationship order . . .
🙂
wah bro kalo gw biasanya yang selalu menutup pintu 🙁 i don’t know
maybe we just need The Bomb to open that door….. but it will hurt her… and i’m afraid to hurt anyone…. what should we do now…
hmmm…nice story & sad story. emm,,,gw pernah baca buku “reinverting your life” dan itu di kategorikan sebagai ‘lifetrap mistrust and abuse’
dan salah satu cara (dari berbagai cara pstnya ..hehehe) untuk menghadapi itu adalah,,berani membuka diri 1 kali lagi dengan berusaha percaya dan dekat dengan orang-orang yang pantas di percaya. dan pstnya hrs melihat secara objektif hubungan tersebut.,
dan gw rasa,,itu gk akan sulit dengan percaya dan dekat dengan orang-orang yang pantas di percaya…karena seperti yang lo tulis,kei… “…. tapi saya tahu setiap orang juga pernah mengalami hal yang sama….”
so inti nya,,orang yang pernah mengalami seperti itu, jika bertemu dengan orang-orang yang pernah mengalami hal serupa juga,,itu akan menimbulkan suatu ikatan..dan akhirnya terbentuk suatu hubungan yang hangat. 🙂
semoga membantu bagi orang-orang yang pernah mengalami seperti cerita di atas..
Cerita ini aku banget, tahun lalu karena aku masih buta soal romansa(lossy banget!! parah!) dan hubungan kami diambang kehancuran,aku terus menunggunya (dan memaksanya) didepan gangnya hingga pagi menjelang, walaupun dia berkata “kalau masih nekat nunggu lebih baik jangan ngmong denganku selamanya” tapi aku tetap menunggunya.
aku lakukan tas dasar cinta(baca=Ngarep)3 bulan aku menunggunya dan dia datang, bukannya tuk kembali, tetapi meminta restu buat hubungannya, kaget dan hancur, tiap hari kena Syndrome Of Yesterday, banyak nasehat teman yang bertujuan menghibur, indah, tapi menyesatkan, puji Tuhan bulan depannya nyasar ke situsnya Hitman System dan baca artikelnya, dan luka ini berangsur hilang 🙂
Cerita ini mengingatkan saya pada masa lalu suram (zaman NGAREP).
Betapa mengerikannya kondisi kejiwaan saya pada saat itu, “selalu ingin
mencari pengakuan” bahwa saya-lah yang terbaik untuk-nya dan menyarankan
supaya dia meninggalkan laki-laki bajingan itu (celaka dukun curhat).
Dan semua-nya tidak membawa hasil apa-apa selain; keadaan jiwa saya makin me’remuk.
Ngarep membuat saya menjadi gelandangan romansa, pasrah dengan keadaan seolah-olah
semua-nya normal padahal itu semua-nya penyakit kejiwaan yang mematikan. Membaca tulisan kei
kali ini membuat saya merinding dan gemetar betapa penyakit jiwa itu bisa membuat tolol jiwa.
Terimakasih Hitmansystem
salam dari Palangkaraya
amazing story… i’ve been there a couples time too… sebagai pengetuk dan yang menutup pintu… walo akhirnya kalo di cerita saya ujung2nya ga ada yg happy ending hehehe…
meskipun tertatih-tatih baca ini entri dari bb, tapi akhirnya kelar juga 😀 ,,postingan kali ini emang agak beda dari biasanya ya kei? 2 jempol deh buat story tellingnya 🙂
setiap orang pasti pernah mengalami cerita diatas, aku malah ngalamin 2-2 nya ..aku pernah berdiri dan mengetuk sebuah pintu selama 2 tahun, deras hujan dan terik matahari mah lewat 🙂 akhirnya perjuangan ku emang ga sia-sia, itu pintu kebuka juga:) sayangnya kisah ini tidak akan berlanjut seperti cerita dongeng yang pernah diceritakan mama. selama aku nunggu di depan pintu, ada seorang penjual balon yang tiap hari lewat dan bikin senyum di pipi berkembang. waktu pintu itu kebuka aku malah tertarik buat beli balon dan menikmati kebahagiaanku sendiri sampe sekarang:D
pintu tadi lagi-lagi tertutup rapat, tapi aku senang karna akhirnya dia belajar. saat aku lewat kemarin,,di pintu itu tertulis kata “WELCOME” ..
sebaliknya,aku juga pernah membuat tembok pertahanan yang tebal dan sangat tinggi, terbuat dari bahan anti peluru dan terutama anti elpiji 3kg :p aku menyakiti semua orang yang berusaha mendekatiku, dan mereka menyerah.
kebahagian tidak boleh bertepuk sebelah tangan, itu akan menyakiti keduanya! meski demikian, masih banyak orang yang RELA melakukan apa saja atas nama cinta, asal bisa membuat dia tersenyum dan tertawa, asal bisa membuat dia bahagia, atas nama cinta! sekalipun menderita aku rela? benarkah? semua orang ingin bahagia, lalu bagaimana mungkin kita bahagia bila kita menyakiti diri sendiri dan terus berusaha membahagiaakan orang lain? apa itu, yang disebut kebahagiaan? lalu bagaimana jika kita terus berpura-pura bahagia dalam sebuah hubungan yang jelas sudah tidak membahagiakan.
kemaren aku sempet bikin statement “love is easy”, kenapa sekarang berasa complicated banget ya 🙁 –> bahagia, kebahagian, membahagiakan, dibahagiakan duhhh makin sering nyebut kata bahagia kok jadi makin suram dan ambigu sama artinya.
ini comment apa posting blog sih? ! *celetuk kalian yang membaca komentar ku* hahahaha.. sori kei panjang bener 🙂
Saya sedih mendengar sang wanitanya. Bukankah kita ini hanya manusia biasa, yang ingin dicintai dan mencintai?
Betapa perih dan pedihnya masa lalu yg ia lewati sampai ia lupa bahwa Tuhan memberikan rahmat yang begitu besar kepada kita yaitu CINTA
*westlife – my love & boyz II men – mama*
Somehow I realize, that I,
…got your message loud & clear.
Thanks Kei.
Kalimat ini…
“Jangan paksa aku… Kamu harus membuktikan diri dulu, itupun aku tidak bisa janji apa-apa. Bila kamu tidak mau, tidak apa-apa. Lebih baik kamu pergi dan tidak usah singgah lagi…”, kamu berkata dengan pelan sambil menatap mataku tajam.
Mirip dengan kalimat seseorang yg gw kenal dgn baik, tapi sekarang tidak lagi.
*pasang lagu melly goeslaw – Denting*
Denting yang berbunyi dari dinding kamarku..
Sadarkan diriku dari lamunan panjang..
*air mata netes*
Analogi yang menarik untuk sebuah cerita sedih yang terjadi disekitar kita…
Let’s move on…
duh, baca ini rasanya sweet and sour,
i guess i’ve been there… *mellow*
memang ga cuma butuh “waktu” untuk menyembuhkan luka,
tapi juga butuh keputusan dan keberanian..
Karena gmn pun juga luka pasti akan selalu ada.
Tapi bahagia itu tentang perjuangan untuk diri sendiri, no?
i love the story Kei.. ..nice one.
*puter lagu Kiss – Because I’m a Girl*
*bermellow sendiri di pojok ruangan*
Kebahagiaan bergantung pada diri kita sendiri. Bukan orang lain.
Tidak peduli berapa banyak atau berapa sering orang lain mencoba memberi kebahagian, kalau kita tidak membiarkan diri untuk menerima dan menikmatinya, kita tidak akan bahagia..