Berapa banyak pria-wanita yang selalu mengkhawatirkan suatu saat wajah ganteng dan cantiknya akan pudar dan pasangan mereka mencari alternatif yang lebih baik? Bagi sebagian besar orang, itu menjadi sumber kecemasan besar yang selalu menekan mereka untuk melakukan berbagai sihir modern via perawatan peremajaan kulit, operasi plastik, suntik botox, atau sejenisnya.
Tidak terhitung betapa banyaknya iklan dan produk yang menakut-nakuti kita akan kemungkinan perselingkuhan yang disebabkan menurunkan faktor keindahan wajah. Sekedar mengintip sebuah situs, saya mendapatkan daftar 11 varian cleaners, 3 varian protectors, 3 varian protecting creams, 5 varian whitening creams, 15 varian special care products, dan 5 varian decorative products. Dan jumlah itu baru dari satu jenis merek saja. Belum lagi anggapan bahwa tiap-tiap masalah kecil pun perlu ditangani dengan obat yang berbeda-beda.
Hubungan cinta sudah cukup sulit dengan dinamikanya sendiri, lalu mengapa kita masih perlu menaruh fokus pada hal-hal kecil yang sebenarnya tidak berperan penting dalam kelanggengan bercinta?
Lucy Brown dari Albert Einsten College of Medicine merekam respon otak 17 pria dan wanita dengan sistem functional magnetic resonance imaging (fMRI). Ditemukan bahwa area otak sebelah kanan menyala ketika mereka diminta memikirkan tentang hubungan cinta, padahal (menurut penelitian-penelitian sebelumnya telah disepakati) pengenalan keindahan wajah manusia terletak di area otak sebelah kiri.
Hal ini berarti sebuah perjalanan hubungan cinta tidak bergantung pada faktor keindahan fisik!
“Romance seems to steep in parts of the brain that are rich in dopamine, a chemical known to affect emotions. These brain regions are also linked by other studies to the motivation for rewards. The activation regions associated with intense romantic love were mostly on the right side of the brain, while the activation regions associated with facial attractiveness were mostly on the left.”
Jelas ini tidak untuk diinterpretasikan sebagai alasan untuk berhenti merawat wajah setelah kita memiliki kekasih. Setidaknya ini bisa mengurangi kadar keparnoan kita akan mitos cinta yang melulu terpaut akan faktor kecantikan.
Salam revolusi cinta,
Lex dePraxis
Solusi Romansa #1 di Indonesia
tolong aq mau nembak seseorang
kalau ganteng bisa memilih milih wanita !!!
bener banget lex, klo uda cinta faktor fisik uda nomor kesekian. Kayak lagunya Ipank ‘baik dan buruk bagiku tetap indah..,’
di tunggu artikel berikutnya, 🙂
beauty is in the eye of beholder..
bener tuh si womanation, logikanya saat jatuh cinta, otomatis raut muka org tsb akan berseri2. jadi semakin cerah, jadi tambah cantik or ganteng deh… ^.^
mo cantik mo enggak, jatuh cinta itu indah. jangan ingkari, tetapi nikmati dan syukurilah.
mungkin bener loQ cinTa gx manDang fisiq tapi… dha beberapa orang yang cinta tw chayang m cwe or cwo ry fisik. biasanya cwo cRi cwe langsing, putih, cantik, dll. jarang cwo cri cwe baeg. Cwe jg sma. jdi gx slalu cinta gx mandang fisik, psti mandang fisik.
hmm hmm hmm…
menurut saya cinta yang sebenarnya (cinta sejati) tetap berkaitan dengan fisik. bukan berarti saat fisik cantik lalu baru cinta, melainkan… saat cinta, maka fisik orang yang kita cintai jadi totally beautiful…
cara mengeceknya? seringkali kita dengar teman bilang, ‘aduuhh… pacar gue ganteeengg banget’. padahal pas diliat mukanya kaya tukang ojek. but she’s consider him beautiful in her eyes because… that’s love…
muach. salam kenal, lex.
Hmmm.. rasanya yang ini masih butuh penelitian lebih jauh yah.. Apa benar itu mutlak?? Kayaknya tidak sepenuhnya, toh fakta di sekeliling kita berbicara bahwa faktor fisik masih tetap saja dominan, apalagi di tengah iklim sosial kita yang masih mengagungkan pengakuan….
Huehehee… memang begitulah, namanya juga manusia. Orientasinya beda. Ada yg bela2in harus liat fisik dulu, cinta belakangan.
Biasana semua tergantung dari apa image brandingnya .. kemudian masalah percintaan, kembali apa brandingnya fisik atau mungkin attitude.
Klo ganteng tmbh PD. . Ahaha. . :D. .
karena wanita itu berpikir secara emosi, sedangkan bentuk fisik adalah sesuatu yang bersifat logika. jadi sebenarnya gak nyambung kalau hubungan (emosi) dihubungkan kepada fisik (logika).
dopamine? jadi inget postinganku yang ini
Chemistry of Love
memang benar2 pngetahuan baru bagi saya, saya nantikan artikel selanjutnya… thx Lex..