Okultisme, Zodiak, dan Retweet

Belasan tahun sebelum menekuni profesi Relationship Coach, saya adalah seorang penyihir dan peramal.

Yep, kamu ga salah baca. Dunia supernatural adalah taman bermain saya, tapi tidak seperti yang kamu pikir. Saya tidak bermain-main dengan makhluk halus dan kekuatan gaib; saya bermain dengan prinsip dan mekanika gelap yang menciptakan mereka.

Dalam bahasa Inggris dikenal istilah occultism yang berarti knowledge of the hidden, atau terjemahan populernya adalah ilmu paranormal/metafisik. Para penyihir dan peramal disebut praktisi okultisme karena mereka dianggap memiliki kemampuan ajaib yang sepertinya diluar kenormalan (makanya disebut paranormal) dan batasan dunia fisik manusia biasa (makanya disebut metafisik). Ilmu mereka disimpan secara esoterik dalam kelompok ataupun keturunan sendiri, tidak boleh diketahui oleh kalangan luar; itu sebabnya disebut knowledge of the hidden.

Ilmu tersembunyi itu dirpomosikan sebagai akses menuju dimensi supranatural. Ada yang berbentuk mantra, bacaan, ritual, obyek dan lokasi magis, dan masih banyak lagi variasi lainnya. Banyak orang berpikir hal-hal itulah ‘ilmu gelap yang disembunyikan’, padahal itu cuma MISDIREKSI, KABUT ASAP, MANIFESTASI.. alias PERTUNJUKAN/PENAMPAKAN saja.

Ilmu gelap yang sebenarnya, yang disembunyikan para okultis, adalah pemahaman mereka tentang manusia. Mereka tahu apa yang perlu ditampilkan agar orang-orang mempercayai dan bahkan membeli keajaiban mereka. Mereka tahu segudang prinsip dan mekanika yang membuat kita semua begitu mudah -bahkan suka- diperdaya. Kelemahan dan titik buta yang membuat kita rentan terhadap manipulasi, baik menguntungkan maupun merugikan. Psychological conditioning dan social engineering yang membuat kita MERASA lebih bahagia, lebih pintar, lebih terpenuhi, lebih dikonfirmasi, lebih bijak, lebih baik, dsb.

Menurut saya, itulah okultisme sebenar-benarnya. Setumpuk ‘pengetahuan rahasia’ yang saya mainkan sejak kecil ketika beraksi sebagai pendeta/faith healer/exorcist di gereja ataupun sebagai pembaca aura/tarot/shio/garis wajah/garis tangan/dsb di acara komersil. Walau sudah melakukan ribuan kali, saya selalu kagum -sekaligus bergidik ngeri- menyadari sesungguhnya betapa tidak perlu usaha besar untuk bisa menekan ‘tombol rahasia’ seseorang dan memanipulasinya untuk melakukan sesuatu.

Misalnya sebuah eksperimen kecil okultisme yang saya lakukan di social media tempo hari. Saya menuliskan sebuah ramalan asal, “Orang [xxx] ga suka mikirin hal yang ga penting karena dia selalu pengen perbaikan diri jadi orang yang lebih baik,” untuk ke-12 horoskop secara bergantian sejak 15-26 April 2015. Saya tahu apa yang akan terjadi, tapi penasaran aja ingin coba sendiri.

Sebelumnya saya rajin eksperimen nge-GO-BLOCK-in (twit sesuatu yang bego/ngaco, agar bisa blok orang-orang yang ketipu nge-retweet, lol!) sehingga followers saya sudah jadi terbiasa cerdas dan kritis. Jadi untuk eksperimen kali ini, saya berestimasi masing-masing twit horoskop saya cuma menyentuh maksimum 10 orang yang retweet. Lagian itu kalimatnya keterlaluan sangat umum dan diulang setiap hari (bahkan awalnya saya twit tiga horoskop dalam hari yang sama!); jadi harusnya ga mungkin dong banyak yang meresponi positif. Saya juga mengestimasi, makin ke belakang makin sedikit yang melakukan retweet.

Tapi hasilnya ternyata lebih ramai daripada dugaan saya.

zodbig

Angkanya mengagumkan. Total ada 374 retweet keduabelas zodiak (dan sampai detik saya nulis ini pun masih bertambah walau pelan), belum termasuk menghitung orang yang RT atau RT-comment. Berarti rata-ratanya adalah 31 retweet/zodiak.. itu 300% lebih tinggi daripada angka estimasi 10 saya di awal. Apalagi jika di-twit oleh para selebtwit yang memang modus operandinya berbagi kotoran banteng yah?

Saya tidak berasumsi orang yang retweet berarti mempercayai zodiak ataupun dungu/bodoh, karena mereka bisa saja retweet untuk curcol dan lelucuan. Tapi apapun motif mereka, saya telah berhasil menekan ‘tombol rahasia’ mereka dan memanipulasi mereka untuk melakukan sesuatu (dalam hal ini, me-retweet). Saya tidak perlu berpikir keras, memutar otak untuk melakukannya. Cukup menyusun sebuah kalimat pendek saja yang tidak berbobot, tidak berguna, tidak penting. Sesederhana itu.

Kekaguman saya tidak stop di sana, karena saya juga mendadak terkejut melihat angka Favorite. Ada total 77 favorite (berarti setidaknya 6 favorite/zodiak). Orang me-retweet zodiak, oke lah saya ngerti alasannya seperti di atas.. tapi mem-favorite bacaan zodiak? Untuk apa? Untuk disimpan, dibaca ulang, direnungkan suatu saat nanti? Sepenting semenohok seajaib itu kah isi bacaannya? Mereka pasti benar-benar percaya. Mengagumkan.

Nah kamu tahu apa saja prinsip dan mekanika gelap (dengan kata lain: ilmu gelap) yang beroperasi dalam twit zodiak di atas sehingga orang-orang mempercayai dan menyebarkannya? Sebenarnya ada banyak sekali, tapi saya jelaskan 7 buah saja dan bagaimana mereka semua saling mempengaruhi satu sama lain.

  1. Confirmation bias atau selective thinking. Proses mengumpulkan data yang mengkonfirmasi harapan, sekaligus masa bodo atau cuek dengan data yang menentang. Orang berzodiak Aries yang merasa cocok “ga suka mikirin hal ga penting” akan me-retweet, sekalipun dia tidak merasa cocok dengan “pengen jadi orang yang lebih baik.”
  2. Communal reinforcement. Proses sebuah pernyataan jadi menyakinkan, menguat, atau dianggap kebenaran karena dorongan lingkungan atau masyarakat. Dalam hal ini, angka retweet yang tinggi mempengaruhi/memancing users lain jadi ikutan percaya, mendukung, dan me-retweet.  Apalagi jika dia melihat twit itu dari teman-teman dekatnya atau orang-orang yang dia kagumi.
  3. Subjective validation. Proses pemilihan dan pembuktian makna sesuai dengan pengalaman. Orang yang percaya zodiak akan seketika mengingat kejadian-kejadian di masa lalu yang mengkonfirmasi bahwa dirinya “Ga suka mikirin hal ga penting” dan “Pengen jadi orang yang lebih baik”, sekaligus melupakan kejadian-kejadian ketika dia lagi memikirkan hal ga penting dan lagi keras kepala ga mau berubah.
  4. Forer/Barnum effect. Kecenderungan orang untuk menerima pernyataan yang membuatnya merasa spesial, walaupun sebenarnya juga tidak benar dan tidak spesifik untuk dirinya saja; demikian juga sebaliknya. Seorang berzodiak Aries biasanya tidak merasa cocok dengan isi bacaan zodiak Pisces, walaupun sebenarnya itu menggambarkan dirinya juga.
  5. Wishful thinking. Kecenderungan untuk mempercayai sesuatu karena sesuai dengan apa yang ingin dia inginkan, tidak peduli benar atau tidak. Orang berzodiak Aries yang merasa dirinya tidak suka hal sepele tentu akan otomatis merasa benar dan didukung ketika melihat bacaan zodiak seperti itu.
  6. Rainbow statements. Pernyataan yang biasanya kompleks, memiliki banyak ide/makna, dan mengaitkan hal-hal yang sebenarnya tidak berhubungan. Bacaan zodiak itu cuma satu kalimat tapi mengandung empat ide: ‘ga suka mikir’, ‘hal ga penting’, ‘perbaikin diri’, dan ‘orang lebih baik’. Salah satu aja dari keempat ide itu dirasa cocok, maka sudah cukup untuk buat seseorang merasa benar, senang, dan me-retweet. Apalagi cocok kalau keempat-empatnya.
  7. Consistency ladder. Kecenderungan orang untuk bersikap konsisten jika sudah menetapkan penilaian/pilihan, makanya orang jadi sulit berubah. Misalnya seseorang berzodiak Aries mendengar seseorang berkata, “Orang Aries ga suka mikir hal ga penting.” Dia tidak setuju, tapi karena melihat orang yang berkata itu ternyata adalah sosok yang dia kagumi, dia jadi melembutkan ketidaksetujuannya dan me-retweet dengan alasan, “Ada benarnya kok.”

Prinsip-prinsip gelap itu bagaikan beberapa utas tali-tali psikologis mempengaruhi dan mengendalikan perilaku kita bagai boneka. Ramalan memang terlihat mainan lucu-lucuan yang harmless, tapi prinsip yang beroperasi di belakangnya sama sekali tidak harmless. Anda mungkin tidak percaya zodiak, menganggapnya tolol, dan tidak me-retweet zodiak itu. Tapi bukan berarti Anda tidak terpengaruhi ketujuh prinsip gelap tersebut dalam kotoran banteng dan bidang lainnya; bahkan ketujuh prinsip itu juga sering Anda terima/lakukan dalam hubungan romansa, silakan pikirkan sendiri seperti apa contoh-contohnya.

Tidak ada hal yang fenomenal tentang tulisan saya ini ataupun eksperimen sosial di twitter itu. Saya hanya iseng memetakan sesuatu yang tidak-kasat-mata (sihiran/ramalan) menjadi sesuatu yang lebih mudah dimengerti dan dianalisa. Serupa seperti apa yang saya lakukan semenjak tahun 2006 lalu hingga sekarang ini: memetakan cinta. Kalau sihir aja bisa dipelajari, jelaslah cinta juga bisa dipelajari dong.. malah saya sudah tuliskan praktek okultisme cinta dalam Kitab Dapatkan Cinta Dibawah 7 Detik.

Terlepas dari soal sihir, sekarang kamu juga mengerti bagaimana 7 prinsip itu membuat orang mudah dibego-begoin. Kenapa orang kegandrungan mendengar kata-kata motivasi cinta yang indah daripada memutar otak belajar logika cinta yang cerdas. Kenapa banyak orang suka bermain dengan kotoran banteng dan saling melempar berceceran di social media. Serta kenapa saya dan Hitman System selalu menjauhkan diri dari permainan kotor tersebut.

Ah tapi sudah lah.. sekian saja tulisan random kali ini, karena kalau tidak saya potong bakal jadi lebar serius banget dan ngebocorin ilmu-ilmu gelap lainnya. Silakan tanya atau komen tentang apa aja yang kamu tangkep dari semua ini. Trus kalau boleh juga retweet-in dong sesuai dengan zodiak kamu, supaya kamu juga bisa iseng melihat apakah teman-teman kamu ada yang terkena sihirnya. Janji saya ga bakalan go-block siapapun yang retweet deh. 😀


2 Responses to Okultisme, Zodiak, dan Retweet

  1. baru tau maksudnya apa ketika lex nulis ini.. saya salah satu yang memfavoritekan tweet itu, tapi dengan tujuan tidak menyamakan diri saya dengan horoscope saya. kalau menurutku tweet itu adalah motivasi. itu awal yang saya dapatkan ketika membaca tweet itu.

  2. Lex, gua Leon. Gua suka ama artikel lo yang di lexdepraxis.wordpress.com. Nah, boleh gua review biar masuk di Listverse ga? Nanti gua kasih link ke hitmansystem.com ama kelascinta.com deh. Gimana?

Leave a Reply