I’ve been drawing for as long as I can remember. Mungkin sejak gue umur 3 – 4 taon. Gue rasa salah satu penyebabnya adalah orang tua gue.
Mereka suka beliin buku cerita bergambar, waktu itu jaman-jamannya Seri Pustaka Kecil terbitan Gramedia, buku cerita bergambar buat anak-anak dengan gambar yang super bagus dan heart warming. Dan komik-komik Eropa bikinan Peyo dan yang lain (belum ada komik Jepang waktu itu).
Dan orang tua gue juga sering banget kasih nonton film-film kartun di video Betamax, mulai dari Disney punya (in technicolor), sampe anime robot yang lagi ngetop kayak Voltus V (baca: voltus lima), God Sigma, Goshogun, Mazinger, Jeeq (baca: jek si manusia baja), Gordion, Polimar dan yang lain sebagainya. Gue rasa, hampir semua pria 25 tahun ke atas bisa relate sama pengalaman gue.
Gue selalu terkesima oleh guratan-guratan garis yang sambung menyambung membentuk satu figur yang tadinya gak ada menjadi ada. Gue selalu takjub oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang kita sebut ‘warna’. Bagaimana kuning menari ceria dengan merah, bagaimana ungu menangis sedih ditemani biru, bukan sekedar warna tapi somehow.. I can feel them. Continue reading