Bagi kamu yang berencana untuk traveling ke Jepang, di artikel kali ini dan berikutnya, saya ingin membagikan beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan sebelum berangkat. Saya juga akan menceritakan beberapa kesalahan kecil yang saya lakukan yang cukup mengganggu kenikmatan traveling, ini adalah informasi berharga supaya kamu tidak mengulang kesalahan yang sama!
BERSABARLAH MENUNGGU PROMO TIKET PESAWAT!
Saya beli tiket Air Asia pulang-pergi lewat Kansai International Airport, Osaka, dan sekali transit di Malaysia, seharga Rp. 5.362.000 sudah termasuk hot seat, makanan selama di pesawat, bagasi 20 kg untuk perjalanan pulang, asuransi perjalanan, dan diantar dengan Golden Bird sampai rumah pada hari kepulangan saya (lihat gambar untuk detilnya). Harga segini memang sudah cukup murah, tapi sebenarnya bisa lebih murah lagi kalau saja saya mau bersabar dan tidak terburu-buru.
Saya ingin pergi pada saat musim gugur supaya bisa melihat daun momiji yang berubah warna, jadi pada bulan Mei saya mencari harga tiket yang paling murah untuk pertengahan bulan November, tapi harga tiketnya ternyata mahal, sekitar Rp. 4 juta sekali terbang, maklum karena November dan Desember termasuk high season, jadi begitu saya menemukan tiket yang cukup murah di akhir Oktober langsung saya booking: berangkat tanggal 27 Oktober, pulang tanggal 8 November. Tanggal segitu warna daun musim gugur memang belum berubah sepenuhnya, tapi paling tidak saya masih bisa melihat sebagian keindahan musim gugur Jepang.
Sebenarnya bisa saja saya membeli tiket di tanggal yang saya inginkan, tapi rasanya sayang menghabiskan beberapa juta rupiah hanya untuk tiket pesawat, lebih baik dana tersebut dialokasikan buat bersenang-senang dan shopping di Jepang. Jadi saya ambil tiket murah pulang-pergi dari Osaka.
Nah, masalahnya saya juga ingin ke Tokyo, dan jarak antara Osaka dan Tokyo kurang lebih 500 km, sama jauhnya seperti Jakarta dan Yogyakarta. Meskipun kalau naik shinkansen Osaka-Tokyo bisa ditempuh hanya 3 jam saja, tapi berarti saya membuang waktu cukup banyak di perjalanan untuk bolak balik Osaka-Tokyo, belum lagi repotnya membawa tas-tas besar di perjalanan. Yang paling ideal itu kalau kamu bisa tiba di Osaka, traveling ke arah timur dan pulang dari Tokyo, atau sebaliknya, jadi bisa menghemat waktu dan keribetan. Tapi ya sudahlah, pikir saya, repot sedikit nggak apa-apa demi menghemat budget buat foya-foya di Jepang.
Eh, tapi ironisnya, beberapa hari sesudah booking tiket saya iseng ngecek harga lagi, ternyata harga tiket untuk pertengahan November (bahkan sampai Desember) turun drastis, lebih murah dari harga tiket saya, hanya sekitar Rp. 2 juta saja sekali terbang, TERMASUK TIKET KE/DARI TOKYO! ARGHHHH! Saya nggak mau ngecek harga lagi sejak hari itu, takut sakit hati…
PELAJARAN PENTING: Jangan terburu-buru beli tiket pesawat, kalau rencana pergi kamu masih 6 bulan lagi atau lebih, sering-sering ngecek harga di website dan tunggu dengan sabar sampai harga termurah di tanggal yang kamu inginkan. Tentu saja jangan sampai mepet banget, ntar malah nggak dapet tiket murah sama sekali. Jelas poin ini tidak berlaku kalau kamu punya budget berlebih yang melimpah dan tidak keberatan membayar tiket mahal, tapi kalau kamu seperti saya yang ingin memaksimalkan budget yang terbatas maka poin ini jadi sangat penting.
FIX ITINERARY DAN BOOKING DARI JAUH-JAUH HARI!
Hal yang terpenting dan tersusah dari traveling adalah membuat itinerary atau rute perjalanan, mau ke mana saja, mau ngapain saja selama di Jepang. Cukup sulit menyusun itinerary karena kita berada di negara asing, sama sekali buta tidak ada gambaran arah dan jarak. Penting untuk tau arah dan jarak, supaya bisa menghitung waktu di perjalanan, mengetahui bagaimana transportasinya, di mana bakal menginap, berapa tempat yang bisa dikunjungi dalam sehari, semuanya butuh perencanaan detil supaya bisa traveling dengan efisien dan efektif.
Ya contoh simpelnya, kamu nggak mungkin traveling keliling pulau Jawa mulai dari Jogja lalu ke Jakarta terus ke Surabaya baru ke Bandung kan? Itu buang waktu muter-muter nggak jelas namanya. Yang paling ideal itu mulai dari paling barat lalu jalan ke timur atau sebaliknya, jadi dari Jakarta ke Bandung, terus ke Jogja lalu ke Surabaya atau sebaliknya.
Nah, supaya bisa melakukan perjalanan efektif seperti itu mau nggak mau ya harus mempelajari peta Jepang. Harus tau di mana letak kota-kota besar dan lokasi yang ingin dikunjungi. Gara-gara mempersiapkan diri untuk traveling ini, saya jadi belajar geografi lagi deh. Saya jadi hafal pembagian wilayah Jepang, prefektur, kota-kota besar dan distriknya, juga objek wisata populernya beserta sedikit sejarahnya. Lumayan, jadi nambah ilmu 🙂
Of course, saya sudah punya nama-nama lokasi yang ingin dikunjungi, tempat-tempat yang sering saya dengar di manga atau di anime, seperti Gunung Fuji, Shibuya, Harajuku, Kyoto, Osaka, Gundam Front Tokyo, dan lainnya, tapi itu hanya seupil dari wilayah Jepang dan bisa dikunjungi dalam waktu 2-3 hari saja, padahal saya traveling selama 12 hari, lalu mau ke mana lagi habis itu?
Jawabannya tentu saja ada di Google.
Saya menghabiskan waktu cukup lama untuk googling, baca-baca blog orang lain, dan website traveling seperti japan-guide.com dan tripadvisor.com mencari tempat-tempat seru buat dikunjungi. Selain kemegahan dan kecanggihan Tokyo, saya juga ingin mencicipi nuansa tradisional Jepang yang kental, mengunjungi kuil-kuil peninggalan sejarah, menginap di ryokan, memakai yukata, berendam di onsen, dan mengunjungi museum-museum keren.
Banyak sekali tempat yang ingin saya kunjungi, tapi waktu 12 hari ternyata terlalu sebentar untuk keliling Jepang yang luas! Saya juga harus memperhitungkan hari Senin, 3 November, karena itu Cultural Day, hari libur nasional di Jepang dan itu artinya long weekend, tempat wisata dan transportasi bakalan rame penuh sesak. Setelah menentukan prioritas, akhirnya itinerary selesai dibuat. Berikut ini itinerary untuk 12 hari yang saya susun sesuai kesepakatan dengan ketiga sahabat saya, setelah menghitung waktu perjalanan, transportasi, dan jarak antar lokasi:
Saya pikir saya sudah menyusun itinerary dengan detil dan riset cukup mendalam, tapi ternyata saya masih kurang detil. Itinerary boleh tersusun rapi, tapi karena waktu dan jarak yang tidak kondusif, seringkali saya harus improvisasi dan melenceng dari rute yang sudah ditentukan. Ada banyak tempat yang akhirnya tidak bisa saya kunjungi karena kelalaian saya. Kalau ingat kesalahan tersebut, rasanya saya ingin mengulang lagi perjalanan kemarin (dan pergi liburan lagi) :p
Karena beberapa hal yang memaksa saya mengubah jadwal dan itinerary, akhirnya rute yang saya jalani selama 12 hari adalah: 1 malam di Koyasan, 2 malam di Kyoto, 6 malam di Tokyo, dan 2 malam di Osaka. Kok Tokyo lama amat 6 malam? Di Tokyo 6 malam itu hanya sebentar! Itu saja saya hanya melihat sebagian kecil dari kemegahan Tokyo dan tidak sempat ke kota-kota sekitarnya, seperti Yokohama dan Kamakura.
Begitu saya tiba di Kansai Airport pada hari Senin, 27 Oktober, saya langsung pergi ke Lawson untuk membeli tiket masuk ke Doraemon Museum dan Ghibli Museum. Sayangnya saya hanya bisa mendapatkan tiket Doraemon Museum saja, sedangkan Ghibli Museum penuh total, hanya ada kosong tanggal 9 November! Ketika liburan saya sudah mau selesai dan waktu sudah mepet, seorang teman baru memberitahu bahwa kalau tiket Ghibli Museum sudah habis maka bisa dibeli online lewat paket tour lokal Last Minute Ticket Ghibli Museum. ARGHHH TELATTT!!
Saya juga berencana untuk menginap di desa tradisional Shirakawago yang berjarak 6 jam dari Tokyo, tapi karena menunda-nunda akhirnya SEMUA penginapan di sana sudah FULL! Saya sudah mencoba berbagai macam cara, mulai dari booking lewat japaneseguesthouses.com sampai menghubungi kantor kelurahan desa tersebut via email, tapi SEMUANYA FULL! ARGHHHH!! Karena penginapannya adalah rumah tradisional penduduk asli, bukan hotel komersil, jadi tidak terdaftar di situs hotel internasional seperti agoda.com dan sebagainya.
Karena satu dan lain hal (nanti saya ceritain di postingan berikutnya) saya melenceng dari jadwal dan baru bisa mengunjungi Ueno Park di hari Selasa, 4 November. Dan pahitnya, saya pergi dengan bersemangat untuk mengunjungi semua museum yang ada di sana, eh ternyata SEMUANYA TUTUP KARENA SEDANG MAINTENANCE! ARGHHH!! Saya cek website resminya dan memang tercatat di situ kalau mereka tutup tanggal 4 November! Ya, Tuhan, kenapa cobaanmu begitu berat?! Saya cuma bisa foto-foto dari depan gerbang museumnya dan mencoba menikmati siang itu dengan keliling Ueno Park 🙁
Akibat kesalahan ini, saya jadi bertekad untuk pergi lagi ke Jepang nanti dan mengunjungi ketiga tempat tersebut: Ghibli Museum, Shirakawago, dan National Museum of Nature and Science di Ueno!
PELAJARAN PENTING: Bagi kamu yang berencana traveling ke Jepang, pastikan kamu booking segala sesuatunya jauh-jauh hari dan cek jadwal semua tempat yang ingin kamu kunjungi dengan seksama, jangan sampai kamu mengalami nasib seperti saya!
Tunggu cerita saya di postingan berikutnya,
Kei Savourie
(to be continued…)
halohaaaaa mau nanya donks itu rutenya ga ditulisin ya di itinerary ? gmna cara jalannya ? kan kita butuh tau line apa harus transit atau apa gtu kan yah ??
ko kalo mau pergi saya mau ikut ya hehehe nimbrung untuk backpacker juga
Terimakasih sudah berbagi pengalaman. Oh iya mau tanya, untuk travel ke jepang minimal menghabiskan berapa hari ya? Setidaknya cukup untuk mengunjungi tempat wisata yang iconic. Terimakasih ^^
kecian deh km, hehe^^
waduh lumayan gan selisihnya itu tiket pesawat gara-gara terlalu cepat beli. tp ane salut sama agan ga takut rugi