Kemarin terjadi sesuatu yang lebih mengejutkan bin mengerikan daripada penampakan hantu Michael Jackson di Neverland: hard disk external gue mendadak koleps, ngga bisa dibaca sama sekali. Total data sebesar 160 giga itu terkunci rapat-rapat di dalam kepingan hard drive Fujitsu 3,5” yang tidak bergeming atau mengeluarkan suara apapun. Insting pertama gue seperti yang selalu muncul saat menghadapi kecelakaan benda-benda elektronik adalah melakukan tehnik CPR.
CPR, kependekan dari Cardiopulmonary Resuscitation, adalah prosedur pertolongan pertama dimana seorang korban diberikan tekanan/pijatan pada daerah dada dan pernafasan buatan. So, CPR untuk alat elektronik sama aja: ketok-ketok tuh hard disk, tiup slot bagian yang bolong, ketok-ketok lagi, tiup lagi, lalu tes colok nyala apa ngga. Ulangi beberapa kali bila perlu, hahaha…
Itu sepertinya udah jadi pengetahuan dasar yang nempel di kepala banyak orang, khususnya mereka yang pernah punya console games kayak Atari, SNES dan SEGA. Inget jaman-jamannya dulu ketika game ngga start muncul di layar, kita biasa keluarin kasetnya, tiup-tiup, goyang hentak-hentak dikit, lalu masukin ke mulut console dengan gaya dorongan atau sudut khusus dan voila permainannya bisa jalan? š
Old habit dies hard, especially when it’s somewhat effective. Jadi ketika Fuu -panggilan sayang untuk Fujitsu tercinta- mendadak terkena serangan jantung tempo hari, gue langsung menjalankan prosedur CPR berkali-kali.
“BREATHE YOU MORON, BREATHE!” teriak gue, “DON’T YOU DARE GIVING UP LIKE THIS, FUU!”
Sambil terus berupaya melakukan resusitasi, mata gue melayang berkelebat kepada kejadian beberapa tahun yang lalu ketika terjadi tragedi serupa dengan Sassy -panggilan sayang untuk Seagate– 80 gigabytes. Sepanjang hidupnya, Sassy adalah seorang buddhis taat yang sangat percaya pada konsep reinkarnasi; itu sebabnya sampai saat ini gue masih menyimpannya terbungkus dengan rapih dan hangat, menunggu waktuĀ tepat baginya untuk terlahir kembali lagi.
Fuu tidak seperti itu. Dia adalah cewek gothic punk yang tidak pernah mengalami masa-masa religius, bahkan cenderung sinis dengan seluruh ide akan keagamaan. Dia malah pernah sesumbar ingin mati di usia muda agar tidak perlu menyentuh usia dimana dia menjadi sosok yang non-produktif dan menyebalkan. Jadi apakah sekarang memang sudah waktunya untuk dia pergi, pikir saya saat itu.
Lima menit berlalu dengan entah berapa belas kali pompaan dan hembusan, tiba-tiba Fuu mengedipkan matanya. Lampu LED biru itu berkedip dan terdengar suara erangan di balik bodi casing besinya. Tidak lama kemudian muncul denyut nadinya di layar monitor komputer. Sangat lemah memang, beberapa kali salah satu dari partisinya menghilang dari radar. Saya tidak berani browsing apa-apa, hanya menunggu saja hingga Fuu terlihat cukup stabil untuk beroperasi.
Semua data masih aman, bisa diakses dengan baik. Tapi sepertinya Fuu ga punya waktu yang lama. Jadi karena ngga mau dapetĀ kejutan yang ngga menyenangkan kaya itu lagi, gue langsung mutusin untuk cari pengganti.Ā Setelah survei beberapa jam dan baca ulasan di sana sini, akhirnya pilihan jatuh pada Western Digital Passport Essential 250 gigabytes dari toko temen.
Ketika Widi datang sore menjelang malam tadi, Fuu sedang nyenyak tidur dan gue ga tega ngebangungin, jadi gueĀ habisinĀ menit-menit awal itu untuk mengenal sang hard disk baru lebih jauh.
Jadi, perkenalkan ini Widi…
Seperti terlihat pada foto-foto di atas, Widi adalah seseorang yang sangat modis, mungil, seksi dan berani. Selain itu, dia juga tergolong cerdas karena dapat berkomentar tentang kinerja KPU, hasil pilpres 2009 kemarin, serta melakukan sinkronisasi PC dengan mudah. Widi sama sekali bukan pribadi yang pemalu dan ia suka belajar banyak hal. Misalnya, ketika berkeliling kamar gue, matanya langsung tertancap pada makalah handout FAST Hypnosis Workshop. Dia sangat tertarik, terus nanya ini-itu seputar fenomena hipnotis.
Gue cuman bisa senyum, suruh dia baca info dan e-book-nya, lalu langsung ikut pelatihannya supaya ngerasain sendiri kegunaan hipnotis dalam hidup sehari-hari. Widi bilang iya bakalan ikut gelombang FAST Hypnosis berikutnya asal dikasih kesempatan untuk foto-foto di depan handout hipnotisme itu. Alhasil, jadilah galeri foto narsis di atas.
Setelah sesi foto-foto, gue ngebangunin Fuu dan ngenalin dia ke Widi. Di luar dugaan, Fuu bersikap sangat ramah dan bekerjasama dengan kehadiran Widi. Ngga ada sekalipun Fuu bertingkah atau menonaktifkan diri di sepanjang perkenalanannya dan selama proses perpindahan data. Benar apa kata orang, pengalaman near death experience selalu mengubah sikap dan persepsi akan kehidupan.
Sekarang semua data sudah ditransfer dengan baik, keadaaan aman dan terkendali. Fuu masih terus bertugas namun hanya sebagai pelengkap saja, sambil menghabiskan sisa-sisa waktu terakhirnya. Sepertinya kehadiran seorang sahabat seperti Widi membuatnya lebih tenang dan santai, apalagi ketika gue nguping mereka yang cekikikan ngegosip ria ketika saling ngoper file TXT surat jadoel dari partner gue dulu ketika masih kuliah…
Dearest Lex,
Gue senang banget sepanjang liburan kita di Sukabumi, terutama sewaktu di area air terjun. Kejadian di sana cukup membuat gue menghilangkan keraguan mengenai loe di dalam hidup gue. Mau tahu komentar gue? Ternyata lo romantis banget yah…
Saat itu gue benar-benar merasa memiliki seorang kekasih yang begitu melindungi, walaupun sebenarnya dari awal dulu gue udah rasain. Gue cukup berimajinasi saat itu. Hmmmm, seandainya waktu bisa gue kendalikan, maka gue akan kontrol supaya apa yang gue rasain saat itu tidak berlalu dengan cepat. Lo benar-benar orang yang mengisi hidup gue dengan begitu kompleks.
Ingat waktu lo pegang tangan gue waktu masuk ke dalam air? Mau tau apa yang gue rasain? Kelembutan yang mengalir melalui tangan loe. Gue bisa ngerasain dengan jelas hati lo yang lembut banget. Gue benar-benar merasa aman dekat sama loe.
Lalu masih ingat waktu kita pulang dan lo selalu mengijinkan gue untuk tidur bersandar di dada… awalnya malu, tapi setelah beberapa waktu akhirnya gue tertidur juga dan waktu gue tersadar ternyata kepala gue udah bersandar dengan manisnya di dada loe. Gue merasa aman.
Terpesona,
CM
Hahaha, jaman lossy abis tuh, tapi kisahnya canggih.. karena cowok lossy kadang bisa hoki. š
Duh, rasanya sedih sekali jika Fuu harus pergi nanti. Banyak banget kenangan dengannya sepanjang tiga tahun terakhir kemarin, dan gue yakin banget bakalan lebih banyak lagi petualangan lainnya dengan si Widi Merah. Gue tahu judul entri kali ini adalahĀ Tips Trik Hard Disk External dan sampai detik ini belum ada satu pun tips dan trik begituan, alasannya adalah justru karena gue minta pengunjung dan pembaca yang saling berbagi ngasih informasinya.
Hence, undangan komentar kali ini adalah…
- Gimana cara pakai dan maintenance hard disk portabel supaya lebih tahan lama?
- TipsĀ cara revive atau resusitasi hard disk yang mulai suka error ga ke-detect?
- Pernah hoki sewaktu jaman lossy? Gimana kisah awal dan akhirnya…
Please, jangan pikirin permen Kis, nanti terhipnotis!