Judul di atas adalah secuil dari sekelumit pertanyaan yang selalu muncul dalam benak saya semenjak kecil. Sekarang, setelah lebih dari dua puluh tujuh tahun hidup di dunia dengan mengecap segala macam pengetahuan dan pengalamanan ini itu, saya masih belum memiliki jawaban yang super pasti selain menyimpulkan formula sendiri, “Perubahan adalah nafas semesta.”
Jelas itu tidak menjawab pertanyaan apakah manusia mampu berubah menjadi apa saja seenak jidat. Lebih jauh lagi, itu juga tidak bisa menjawab pertanyaan apakah seluruh komponen-komponen seorang manusia, terlepas dari faktor kemampuan, dibolehkan atau tidak untuk diubah. Tapi setidaknya formula itu membantu saya untuk menciptakan ruang gerak yang lebih optimal untuk sebuah pekerjaan transformasi. Continue reading