“Happy girls are the prettiest,” demikian kata Audrey Hepburn, seorang aktris yang terpilih oleh Evian sebagai pemenang the most beautiful women of all time. Pertanyaan saya hari ini adalah apakah itu juga bisa berlaku kebalikannya? Apakah kecantikan di luar selalu membawa, menularkan kebahagiaan ke dalam?
Wanita adalah makhluk yang sangat beruntung karena diciptakan dengan fisiologi yang jauh lebih indah daripada pria. Wanita juga diberikan ‘hak untuk terus semakin memperindah diri’ di sepanjang hidupnya dengan bantuan teknologi kosmetik.
Tidak heran seluruh pria di dunia ini sering bertekuk lutut di hadapan keindahan wanita. Bukan pria saja, sesama wanita pun terbiasa mengagumi keindahan wanita lainnya. Bahkan menurut penelitian, bayi cenderung menatap lebih intens dan lama pada wajah yang cantik.
Jadi wanita cantik -baik secara alamiah atau dengan berbagai penambah estetikanya- terlihat memiliki kehidupan yang sangat menyenangkan. Kecantikan seseorang bisa membawa kebahagiaan karena semakin cantik seorang wanita, semakin dia mendapatkan banyak akses menuju hal-hal yang memberi kebahagiaan.
Misalnya secara pergaulan sosial, mereka pasti banyak dikagumi orang sehingga memiliki banyak teman. Secara karir, mereka juga pasti tidak kesulitan menarik hati orang lewat kecantikan plus keterampilan bekerjanya.
Bahkan University of California menyatakan dalam Journal of Economic Psychology bahwa “Attractive people make more money than middle attractive people, who in turn make more money than unattractive people.” Studi lainnya dari London Guildhall menambahkan, “Overweight women are more likely to be unemployed and that those who are working earn on average 5 percent less than their trimmer peers.”
Mengapa bisa demikian?
Setelah menghabiskan lebih dari 30 tahun meneliti keindahan fisik, Dr. Gordon Patzer menjawab, “Human beings are hard-wired to respond more favorably to attractive people. People go out of their way to help attractive people—of the same and opposite sex—because they want to be liked and accepted by good-looking people.”
Jadi dengan seluruh keuntungan di atas, wanita cantik itu sudah pasti merasa bahagia, ‘kan? Atau setidaknya lebih bahagia dibandingkan wanita yang kurang cantik?
Jawabannya, tidak.
Dalam buku Psychology Applied To Modern Life, dikutip hasil penelitian Wolsic Diener berikut ini: “Given that physical attractiveness is an important resource in Western society, we might expect attractive people to be happier than others, but the available data indicate that the correlation between attractiveness and happiness is negligible.”
Negligible artinya ‘tidak berarti’, ‘tidak signifikan’, atau ‘sedemikian kecil sehingga tidak perlu diperhitungkan.’ Kalau menurut saya pribadi, malah efeknya berbanding terbalik. Alias semakin cantik wanita, semakin dia sulit untuk merasakan kebahagiaan yang stabil.
Berikut adalah sepuluh penjelasannya.
- Kecantikan itu kompetitif. Wahai pria, sadarilah bahwa wanita mempercantik dirinya bukan untuk menarik perhatian Anda, melainkan demi mengimbangi dan mengalahkan wanita lainnya. Jika Anda memiliki sahabat wanita yang cantik, Anda pasti bisa merasakan ‘kompetisi rahasia’ ini dengan wanita cantik lainnya. Mereka terlihat sangat bersahabat satu sama lain, namun di detik berpisah sejenak saja (misalnya ke toilet), masing-masing akan akan saling membicarakan yang lain dengan nada yang agak miring menjatuhkan.
Kehadiran wanita cantik lain akan selalu membuat seorang wanita merasa tidak cukup cantik, walaupun ia tidak akan mengakuinya secara verbal. Wanita memang cenderung membandingkan dirinya dengan wanita lain, tapi wanita cantik selalu melakukannya. Tidak heran mereka merasa insecure. Ketika bercermin, mereka berharap melihat refleksi diri yang dua kali lebih cantik daripada diri sebenarnya dan tiga kali lebih cantik daripada wanita tercantik lainnya. Inilah yang memicu ucapan terkenal yang sangat kompetitif itu, “Mirror mirror on the wall, who’s the prettiest of all?“
- Kecantikan itu adiktif. Lebih tepatnya, menarik perhatian dan menjadi pusat perhatian itu adiktif alias mencandu. Sebagai manusia, kita selalu butuh diperhatikan. Sekali saja kita merasakan nikmatnya jadi pusat perhatian, maka kita selalu menginginkannya dan merasa tidak dapat hidup tanpanya. Kehilangan perhatian dari satu pria saja, sekalipun masih ada perhatian dari 99 pria lainnya, bisa membuat seorang wanita cantik merasa gerah, kalang kabut, dan berusaha mengejar sang satu pria ‘brengsek’ itu. It’s based on our real life experiments, guys, one of the success principles we teach in Hitman System classes.
“Same thing happens to drug addicts when they don’t have drugs, they go through withdrawls. Beautiful women base their happiness based on the people around them from constant praise from others. Perhaps they are more sensitive to what people think, making them feel insecure more often.“
- Kecantikan itu diskriminatif. Tadi Anda sudah baca bahwa wanita cantik diperlakukan lebih manis, lebih disukai, dan lebih-lebih lainnya. Namun diskriminasi itu juga tidak selalu menguntungkan mereka, ada juga efek negatifnya.
Jika sang wanita cantik kebetulan lalai, malas, ceroboh, atau tidak terampil, maka mereka akan lebih dihakimi, diledek, direndahkan daripada wanita lain yang bersikap sama namun tidak berpenampilan cantik. Kecantikan adalah pedang bermata ganda.
- Kecantikan itu dusta bisnis raksasa. Wanita terus dimanipulasi oleh media dan industri kecantikan untuk mempercantik dirinya tanpa pernah berhenti. Mereka hanya bisa bahagia sejenak setelah mengkonsumsi produk tertentu, lalu merasa kurang bahagia lagi ketika melihat seorang bintang iklan yang lebih muda dan lebih kurus. Majalah wanita penuh dengan artikel yang mencuci otak mereka bahwa dengan menurunkan berat badan mereka bisa mendapat seluruh kemudahan hidup: pernikahan, seks, dan karir.
Itu adalah dusta-dusta yang selalu diumbar oleh media dan alasannya adalah jelas motif bisnis. Wanita Amerika rata-rata menghabiskan $12,000 per tahun untuk perawatan kecantikannya, jadi bayangkan betapa besar kerugian industri kecantikan jika seluruh wanita bisa merasa dirinya cantik tanpa perlu kosmetika. Dengan merepresentasikan kecantikan yang terlalu ideal dan sulit diikuti, industri kosmetik dan produk diet akan terjamin masa depannya. Jadi wanita cantik bisa lebih bahagia jika mereka berhenti melihat iklan di majalah dan TV.
- Kecantikan itu sarat ide utopian. Dalam bahasa sehari-hari utopian bisa diartikan ‘khayalan’ atau ‘menarik tapi tidak dapat diterapkan’. Ada banyak contoh namun saya beri satu saja. Anda pasti tahu boneka Barbie? Nah para periset medis sudah meneliti bahwa proporsi tubuh Barbie ternyata sangat berbahaya dilakukan di dunia nyata. Punggungnya terlalu lemah untuk menyokong berat bagian tubuh atas dan tubuhnya terlalu sempit sehingga hanya bisa merusak hati, ginjal, dan saluran pencernaan lainnya.
Wanita yang benar-benar berbentuk seperti itu dipastikan mengalami penyakit lambung yang kronis dan cenderung meninggal karena malnutrisi. Yang mengerikan adalah menurut survei, 99% dari anak kecil usia 3 – 10 tahun di seluruh dunia sangat mencintai figur Barbie dan memiliki setidaknya satu boneka saja. Silakan duga-duga sendiri seberapa kurang bahagia mereka ketika besar nanti menyadari bahwa figur tubuh impiannya itu tidak mungkin dicapai dengan keadaan tubuh yang sehat.
- Kecantikan itu topeng yang menyulitkan. Karena sudah cantik dan indah, wanita cantik jarang dianggap punya masalah. Semua orang (terutama pria!) menganggap wanita cantik menjalani hidup dengan mudahnya. Akibatnya wanita demikian jadi sulit sekali untuk bersahabat apa adanya dengan orang lain. Mereka terpaksa mengamini ekspektasi orang lain bahwa hidup mereka itu selalu indah, karena toh bercerita tentang kesulitan hidup hanya akan diresponi dengan tidak percaya atau tidak serius, “Ah sudahlah, itu bukan masalah… kamu kan cantik, ga perlu repot mikirin itu.” Jadi daripada curhat, lebih baik mereka menyimpan dan menangisi sendiri. Itu sebabnya banyak wanita cantik yang sering berkesan sok positive-thinking, sehingga kita juga semakin terbius bahwa hidup mereka enak-enak saja.
Mengutip salah satu bagian dari tulisan When Beauty Hides Pain, “Lots of celebrities and regular people alike struggle with self-esteem issues and substance abuse problems among other demons. I wonder if the beauty and accolades don’t just hide their pain from the public for a time–but from them as well. And if beauty is hiding hurt, it doesn’t matter how much beauty you have–things will get ugly at some point.“
- Kecantikan itu obsesi metropolitan. Dalam penelitian Victoria Plaut, Does Attractiveness Buy Happiness?, ia menemukan bahwa jawabannya ya hanya jika sang wanita tinggal di daerah perkotaan. Wanita cantik yang tinggal di pedesaan tidak akan begitu merasakan perbedaan kebahagiaan atau kenikmatan tersebut. Anda pasti sudah sering melihat mahasiswi dari daerah yang pindah ke kuliah ke Jakarta, kecantikannya meningkat seiring tingkat semesternya. Kecantikan adalah kebutuhan baru yang dikonstruksikan (baca: ditekankan, dipaksakan) oleh masyarakat modern.
Victoria menambahkan, “There’s a lot of social pressure in the city. While in the rural areas and country, there’s a sense of stability and comfort. You feel like you can just be yourself. Part of that sense of acceptance comes from having friends you’ve known since elementary school. It’s not like living in the city where you’re surrounded by so many unknown faces. Rural people have known you since you were little. So you don’t feel pressure to be cool to fit in.“
- Kecantikan itu membingungkan. Semua orang menyarankan jadi diri sendiri apa adanya. Bahkan semua media televisi dan majalah juga menyuarakan seperti itu. Anehnya, kita juga dibombardir dengan produk kosmetika yang membuat diri Anda lebih indah secara alamiah, “Get that natural beauty with product X and Y!” Alamiah tapi kok pakai produk? Paradoks.
Kebetulan sekali saya kemarin ini membaca ucapan seorang gadis berusia 16 tahun di majalah Girl Talk. “Magazines have ads of how you should dress and what you should look like and this and that. And then they say, ‘but respect people for what they choose to be like.’ Ehm okay… so which do we do first?“
- Kecantikan itu menyakitkan. Wanita cantik menderita secara fisik dan finansial ketika sadar bahwa dirinya cantik dan perlu mempertahankan kecantikannya itu. Saya sudah jelaskan panjang lebar dalam tulisan Harga Dari Kecantikan.
- Kecantikan itu temporer. Jauh di dalam dirinya, setiap wanita menyadari bahwa kecantikan mereka memiliki batas kadaluarsa. Usia produktif kecantikan kurang lebih sepuluh tahun saja, kasarnya dari usia 17-27. Itu sebabnya semakin mendekati batas akhir, wanita cantik semakin selektif dalam memilih pasangan, bitchy, atau sejenisnya karena ‘tahu’ bahwa jadwal tayang kecantikan-alamiah mereka sudah nyaris habis.
Menjelang usia 30an, mereka yang punya resources untuk membeli kosmetik ‘kecantikan-alamiah’ akan terus membudidayakan sikap seperti itu, sementara mereka yang tidak mampu mulai menurunkan standar preferensi pasangannya. Tapi tidak peduli berasal dari kaum the haves atau the havenots, wanita cantik selalu dibayang-bayangi kecemasan abadi, “Apa yang akan terjadi seandainya saya tidak cantik lagi? Apakah mereka masih mau jadi teman saya? Apakah kekasih saya tetap mencintai saya?” Ini adalah kekhawatiran yang tidak menghantui para wanita yang kurang diberkahi dengan kecantikan.
Jadi apakah wanita cantik itu terlihat bahagia? Jelas ya.
Namun apakah mereka benar-benar bahagia? Melihat kesepuluh poin di atas, mungkin saja mereka masih bahagia, tapi yang jelas tidak sebahagia yang kita pikir.
Saat ini masyarakat modern memberi banyak sekali penekanan pada gaya hidup yang cantik dan indah sebagai indikator kebahagiaan hidup. Saya harap setiap poin di atas membuka mata Anda tentang tekanan, kesulitan, dan pergumulan yang dialami oleh wanita cantik.
Jadi jika Anda bersahabat dengan wanita cantik, berhentilah terkagum-kagum ataupun memujanya. Karena realitanya adalah mereka tidak sebahagia itu! Mereka justru ‘tersiksa’ karena kecantikannya itu, sekalipun kebanyakan akan menyangkal fakta itu mati-matian.
Masih ada banyak poin ketidakbahagiaan lainnya yang tidak bisa saya jabarkan di sini karena bisa disalah mengerti sebagai politically incorrect bagi para kaum feminis yang terlampau sensitif. Jika Anda berminat dan ingin memiliki cara pandang yang lebih seimbang dan sehat tentang wanita cantik, silakan ikuti sesi Worship of Women Syndrome di pelatihan Hitman System.
Kaum budayawan dan filsuf biasa memaknai kecantikan sebagai sebuah tatanan moral. “What is beautiful is good,” kata Plato. “Beauty is truth, truth beauty,” tulis John Keats. Anatole France menyuarakan, “Beauty is more profound than truth itself.” Sementara saya pribadi sih sederhana saja, “Beauty is an ironic tragedy we all love to see.”
Anda punya ide dan pengalaman lainnya? Bagikan di kolom komen.
Oh ya, titipan sponsor, klik info seminar Revolusi Romansa di kota Anda!
Salam revolusi cinta,
Lex dePraxis
Solusi Romansa #1 di Indonesia
speechless.. heuheuheu.. terima kasih sebagai cewe merasa disanjung nih 😀
di lain pihak mungkin kebahagiaan itu juga tergantung hormon masing2 perempuan 🙂 heuheuheu..
lha iya hormon berubah ketika datang bulan (gampang moody -an), ketika puasa (bersabar), ketika benar2 dihargai (gampang tersipu) dasn lain lain
kebanyakan perempuan Indonesia tidak bahagia karena mereka kebanyakan belum bisa menghargai diri mereka sendiri.. seperti contoh di artikel ini http://www.perempuanindonesia.org/?p=553
anyway artikel di atas memang benar apa adanya..
tapi mungkin akan lebih baik aplikasikan ke dalam cara melihat Perempuan Indonesia 🙂
terakhir tetap saya mau ijin share ya Mas..
matursuwun sebelumnya 🙂
Iya juga ya? Bener2 –>
“Anda pasti sudah sering melihat mahasiswi dari daerah yang pindah ke kuliah ke Jakarta, kecantikannya meningkat seiring tingkat semesternya. Kecantikan adalah kebutuhan baru yang dikonstruksikan (baca: ditekankan, dipaksakan) oleh masyarakat modern.”
wow… I feel honor to be beautiful… hehehehe… Just happy as being who you are… That’s make you beautiful… happy… for sure!
Well… Kualitas2 yg didapet dr lahir aka genetik misal: wajah cantik,
Badan tinggi, suara merdu, ato otak cemerlang, emang suka bikin
Orang kagum.
Akan lebih baik klo kita ga ‘worshipping the temporarily owner’ tapi
‘Worshipping the Giver’
So, if u r seeking for happiness, better search it in the right place.
Seek it from The Giver. Nice post mas…
menjadi cantik itu rebet..
tapi bersyukur akan karunia yang di berikan..
memang bener wanita cantik tidak selamanya di beri kebahagian..
tetesan air mata pun sering keluar dari mata indah sang wanita cantik tersebut :`(
tak selama ny juga wanita cantik itu sombong dan tidak bisa bergaul….
para pria yang mencintai fisik dari wanita cantik itu hanya melihat sex saja dari sisi kecantikan wanita tersebut…
tidak ada yang nama nya kepastian toh. banyak kok ditemui yang tidak bahagia, tetapi ada juga yang bahagia 🙂
punya wajag cantik emang menyenangkan dan membahagiakan, tapi tidak bisa menjamin dia akan selalu bahagia. BAyak hal lain yang lebih memberi pengaruh datangnya kebahagiaan, dan itu tidak terkait dengan kecantikan…
wow .. nice agan…
numpang share ya…
semoga para wanita cantik di dunia membaca… hahaha
makin dalam dan makin sering saya baca artikelmu bro,makin kasian sama cewek2 diluar sana..paradigma dan tradisi yg berulang2 sepertinya dibenarkan tanpa boleh mempertanyakan,termasuk paradigma kecantikan ini..ckckckkckck….salut!
“WANITA CANTIK OTOMATIS BAHAGIA?”…
Menurut pendapat saya pribadi, tidak otomatis…banyak sekali saya temui wanita cantik yang tidak bahagia..
Apakah wanita bahagia otomatis cantik?…secara fisik mungkin tetap tidak cantik, tapi dia akan memiliki inner beauty, kecantikan metafisik, kecantikan dan daya tarik didalam kepribadiannya yang tercermin dalam perilakunya…
Audrey Hepburn mendapat predikat “The Prettiest women”, walau ia tidak secantik Marilyn Monru, karena ia punya falsafah bahwa ” The Happy girls are the prettiest girls”…
Marilyn Monru terkenal sangat cantik dan sexy, tapi tidak bahagia dan hidupnya berakhir dengan bunuh diri karena depresi…
Audrey Hepburn hanyalah wanita manis biasa dan tidak sexy, tapi kehidupannya bahagia dan sukses….
Kebahagiaan bukanlah monopoli wanita cantik, tapi dapat diraih oleh semua type wanita…yang penting bagaimana mengatur “Mindsetnya”
minta ijin buat dbkin ctatan di fb, biat mkin nyak yg bca,,
🙂
kasian amat ya jadi wanita, untung saya bukan wanita 😀 cewe cantik buukan apa-apa deh.
hmm… sangat menarik penjelasannya…, tapi kenapa wanita cantik cenderung angkuh dan pilih pilih saat berteman itu pengalaman saya.
walau mungkin tidak semua… dan juga hati hati kecantikan di pribadi yang salah bisa menimbulkan malapetaka , memanfaatkan kecantikannya untuk berbuat seperti yang dia inginkan.. he
menurut saya wanita yang benar cantik adalah wanita yang menganggap kecantikannya itu biasa.. tapi bener yagn dikatakan mas lex, kadang kita terlalu menganggap luarbiasa wanita cantik sehingga mereka menjadi luarbiasa.. hehe.
tidak ada manusia yagn sempurna hanya tuhan pencipta kesempurnaan itu….
very inspiring lex,
menambah ilmu bawah sadar bahwa cewe cakep juga manusia biasa 😀
ijin share bro 😀
Very interesting… saya ambil beberapa buat diquote di tumblr saya ya? 🙂
Well hasil riset di atas memang hampir 100% benar tapi harap diingat bahwa variansi kecantikan di negara barat it lebih kecil daripada di Indonesia. Dalam arti perbedaan antara yang PUALING cantik dan PUALING jelek terhadap tampang rata-rata tidak terlalu jauh.
Di negara barat, Miss A yang cuantik tidak selalu mudah menggapai Mr.Rich, menjadi bintang iklan, bintang film etc karena ada banyak miss-miss lain yang juga cuantik-cuantik.
Beda dengan di Indonesia. Variansi kecantikannnya sangat tinggi, sehingga memang di Indonesia, wanita cantik (yang relatif lebih jarang) memang kecenderungannya memiliki hidup yang jauh lebih mudah.
Berdasar pengamatan saya; wanita cantik di Indonesia lebih mudah masuk dunia show biz dan socialite,mendapatkan pasangan high resource (rich) dan mendapatkan karir yang bagus dibanding wanita cantik di negara barat.
Wanita cantik di Indonesia memiliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dibandingkan wanita yang tidak cantik.
Walaupun ukuran kebahagiaan itu relatif, tapi saya berhipotesa bahwa wanita cantik di Indonesia lebih bahagia daripada wanita tidak cantik di Indonesia atau wanita cantik di negara barat.
Intinya di negara barat, yang variansi kecantikannya rendah, memang menjadi cantik tidak otomatis membuat hidup lebih mudah dan indah, tapi di Indonesia dimana variansi kecantikannya tinggi, menjadi cantik sangat menguntungkan.
as usual,.. keren abis,..
emang master lex selalu memberi lebih dari yang anda bayangkan 🙂
(kayak jingle iklan)
paling suka point 10….
semua tidak ada yang abadi,.. kecantikan juga ada masanya 🙂 bahagianya jadi cowok, apalagi cowok hitman hhhaha.
Mengupas dengan mendalam dan lugas seperti biasa, Master… Selalu kagum pada dedikasi anda…
Salam kenal…
Explorasi faktanya bagus banget…!! Saya Suka..
Pandangan yang sangat menarik.
Pingback: Benarkah Wanita Cantik Itu Bahagia dan Membahagiakan? « Catatan Rully Herdita Ramadhani
wah ternyata si om lebih kumplit bahasannya…
cantik hanya di penampilan sungguhlah celaka apbila tidak di barengi dengan hati yg cantik juga… heuheu
So true! wanita mempercantik diri buat wanita lain, kalau wanita melakukannya untuk menarik perhatian para pria, mereka akan tampil telanjang.
“Kecantikan itu dusta bisnis raksasa”.Gw suka kalimat yang ini…hehe
makanya saya tidak mencari wanita cantik, cukup wanita biasa. yang penting enak diliat. terutama ga malu2in kl dibawa kawinan :p
btw, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya 😀
komentarin yang #1
itu yang saya engga ngerti karena mereka itu bersahabat, tapi dibelakang itu semua mereka kok saling menjelek-jelekan.
engga yang cantik aja kadang yang mukanya biasa juga bersikap sama.
menurut pengalaman wanita cantik yang saya kenal (kebetulan mantan saya), sekali selama umur hidup dia pernah menjadi objek teror pria2 freak yang ngebet banget, bahkan mengarah psychophat mau bunuh diri di depan mata pakai pisau.
klo begitu gimana bisa bahagia coba? haduuuhhh
“intinya sih wanita cantik belum tentu bahagia dan belum tentu bisa membuat pria bahagia terutama bila sudah berkomitmen.”
~rully
http://rullyeist.wordpress.com/2010/10/20/masa-lalu-membuat-takut/
Pernah Di Bahas di Produk SAN , tapi 5 jempol banget dehhh Untuk mengingatkan…SIIIIIIPPP…!!!!!
Ternyata…. baru tahu! kalau wanita ingin mempercantik diri bukan semata-mata karena keinginanan mendapat perhatian laki-laki…
Kecantikan adalah anugerah dan wanita cantik patut berbahagia untuk hal itu, namun jika kecantikan itu sampai memperbudak diri si empunya kecantikan sama saja tidak akan memberikan kebahagiaan bagi hidupnya.
Cukup inspiratif.
terimakasih atas kunjungannya ke blog saya.
regards
Pingback: Wanita Cantik Otomatis Bahagia ? | The works of Wiryanto Dewobroto
Setujuuuu dengan artikel ini… mungkin bisa saya tambahin, dulu saya pernah dapet kutipan kayak gini, “Cantik / ganteng itu relatif, tapi Charming itu absolut”
Saya yakin semua pada setuju akan hal ini, dan biasanya orang yang berbahagia adalah yang kehidupannya juga bahagia, bukan hanya kecantikan saja…
Salam Blogger! ^^
Hai Lex, thanks dah mampir.
Menurutku kecantikan bisa membawa banyak kebahagiaan sekaligus banyak ketidakbahagiaan juga, tergantung pada bagaimana si wanita cantik itu membawa diri dan perilakunya. Tapi, jujur menurut aku bahwa lebih banyak bahagianyalah.
tidak dipungkiri bahwa Memiliki kecantikan fisik sering memudahkan dalam banyak hal, contohnya kalau minta tolong sama mahluk yang namanya pria. dijamin 100 persen bahwa wanita cantik pasti lebih diprioritaskan.
kalau mau menjadikan cantik menjadi sumber kebahagiaan, bacalah buku Psychology Applied To Modern Life, hayati dan coba lakukan sebaliknya.
Pasti cantiknya membawa kebahagiann dan berkah iA
Sikap anda menentukan kebahagian anda!!
Cheers
menarik sekali memang ada benarnya…..
tpi saya juga berharap wanita cantik saya (istri) merupakan anomali dari point2 diatas xixixi
wah keren tulisanne,,,
tapi ada satu pertanyaan gimana taunya kalo wanita itu bisa bahagia???
bukankah bagi wanita kecantikan itu adalah hal penting???
dan 90 persen wanita bilang bahagia dengan kecantikannya
tulisan anda menginspirasi. terimakasih sudah berkunjung ke blog saya.. :))
Yap..yap..yap…and Yap!!!
Beberapa poin di atas,aku juga memikirkan sebelumnya,Lex….=)
Kelebihan kelak bisa menjadi Kekurangan…
Kekurangan kelak bisa menjadi Kelebihan…
This is the LIFE!!!=)
salam kenal 🙂
“Wahai pria, sadarilah bahwa wanita mempercantik dirinya bukan untuk menarik perhatian Anda, melainkan demi mengimbangi dan mengalahkan wanita lainnya.” >>wkwkwk, ternyata bgt ya.. jenis kompetisi yang menarik..ho3
saya rasa kita memang tidak bisa mengeneralisasi bahwa cantik=bahagia.. karena nobody’s perfect. dan standar kecantikan bukannya dpt berubah dari masa ke masa?
terimakasih atas tulisannya yang menarik, membuat saya berpikir.. 🙂
Pingback: Tweets that mention Apakah Wanita Cantik Itu Bahagia -- Topsy.com
thx Lex
tulisannya sangat menarik,repot juga yah jadi cantik…untung aku ganteng bukan cantik heheheh
(mungkin) point pentingnya adalah bersyukur, atas apapun dan bagaimanapun, jadi bisa berbahagia dengan damai 🙂
Salam kenal jg ya, thank you for visiting. It’s a nice post.
terlahir cantik, manis, dari wajah adalah karunia.
ingin tampil menarik, cantik, disukai,sah2, bisa2 saja, semua tergantung apa OUTCOME/tujuan nya, dan tentunya ada koridor agama yang harus kita pegang sebagai pembatas.
tampil cantik alami, terutama cantik krn akhlak, ilmu yang dikuasai, Insya allah akan lebih bertahan dan disukai banyak orang, yang tentunya akan mempermudah jalan menuju kebahagiaan dan kesuksesan.
Kecantikan itu relatif. Apabila dilihat dari sudut pandang yang berlainan oleh masing-masing orang. So, bahagialah cantik… 🙂 🙂 🙂
Posting yang memperluas wawasan kita tentang cantik. Bermanfaat.
Trim’s for share ilmunya, yaa…
-Salam-
salam kenal lex. :’) uhm, yang jelas aku selalu berfikiran klo setiap orang punya masalah masing2, tergantung kemampuannya untuk terlihat santai dan menikmati hidup.
In my case, people said that i am such a lucky girl that seems never been in such a problems. masalahnya saya bisa menyembunyikan lebih baik dari orang2. Di saat orang2 berfikir menjadi saya berarti bahagia. Saya justru sibuk mengagumi kehidupan orang lain. Haha (curhat)
btw, blognya inspiratif, aku blogroll ya 🙂
salam kenal mas
menarik sekali tulisan anda
untung saya bukan wanita yang termasuk cantik, saya hanya wanita yang biasa2 saja..
thanks sudah membuat saya menjadi lebih pede…
😀
emang manusia ditakdirkan ada kurang dan lebihnya
maka dr itu bersyukurlah orang2 yg mau menerima apa adanya dari Allah SWT amin . . .
dari penyambung lidah ULAMA 😀
Wahai pria dan wanita, terima lah dirimu yang sejati. Niscaya bahagia itu akan langgeng dan power mu akan muncul.
Dari Tukang Tipu Kehidupan
wah bisa dipake buat bahan drc nih
This is good. And yet very true.
That’s why I stopped watching tv since 2007.the pressure of looking good is more than a pressure of wokr deadline, or even worse… A pressure cooker pan.
And yg jelas benar adalah pernyataan kl wanita berdandan bukan untuk para pria, tp untuk bersaing dgn sesama teman wanitanya.
Believe me, guys… Walaupun mereka tdk mau mengakui!
Nice writing.. As always.. Setelah lama menanti!!!
So… Kapan gue dpt undangan motret dikau dan teman2hitman?
Interested?
Love-love,
Adeirra
*also at http://womanation.wordpress.com
Cantik itu mutlak dan membosankan. Manis itu permanen dan menarik.
Damn You, Lex!!!
-awakened-
untungnya saya wanita yang menarik, bukan yang cantik hihihi..