Traveling ke Jepang: Hal Penting Sebelum Berangkat (Part II)

2157_01

Ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Saya akan memberitahu beberapa hal penting yang harus kamu persiapkan sebelum pergi ke Jepang. Hal-hal penting yang akan memastikan kamu menikmati Jepang dengan lebih maksimal. Oke, cukup basa-basinya, langsung saja kita mulai.

 

SIAPKAN BUDGET IN CASH!

Jepang adalah negara tunai, ingat ini baik-baik. Kecuali di mall-mall besar dan hotel-hotel internasional, kartu kredit hampir tidak berlaku di manapun, apalagi di daerah dan kota-kota kecil, money changer juga susah dicari. Karena itu sebaiknya kamu sudah menukar semua budget belanja dan jalan-jalan kamu ke dalam yen dari Indonesia, jangan sampai kamu kehabisan yen lalu kebingungan di tengah perjalanan.

Sahabat saya, Leon, hanya membawa yen secukupnya karena dia pikir bisa dengan mudah menukar rupiah, seperti di negara-negara lain yang dia pernah kunjungi, tapi ketika dia shopping action figure One Piece, dia kesulitan menemukan money changer dan tidak ada toko yang menerima kartu kredit, alhasil banyak barang yang sudah diincarnya gagal dibeli.

Makan dan tidur di Jepang tidak semahal yang orang bilang, jadi tidak usah khawatir soal budget. Kalau kamu hanya tinggal di satu kota (Tokyo saja, misalnya), tidak menginap di tempat mewah dan tidak makan sushi setiap hari, Rp. 10 juta sudah lebih dari cukup untuk biaya selama seminggu (di luar tiket pesawat). Banyak hostel sederhana yang cuma seharga Rp. 200 ribu sampai Rp. 350.000 semalam dan biaya sekali makan cuma Rp. 50 ribu sampai Rp. 75 ribu di restoran fast food seperti Yoshinoya atau KFC. Semua tergantung traveling kamu seperti apa.

Yang mahal di Jepang itu transportasi. Saya menyediakan budget Rp. 30 juta untuk liburan kali ini, itu sudah termasuk tiket pesawat, penginapan, transportasi, makan, dan shopping. Dari total budget yang habis, dana terbesar adalah untuk tiket pesawat, transportasi selama di sana, dan shopping oleh-oleh. Saya sengaja menyediakan budget lumayan karena saya memang berencana untuk menginap setidaknya semalam di ryokan yang bagus dan makan sushi yang mahal, agar bisa merasakan nikmatnya Jepang lebih mendalam. Saya juga ingin membeli banyak oleh-oleh Gundam dan action figure One Piece buat Yuki Starr, jadi harus ada dana yang disiapkan. Lebih detil tentang transportasi dan biayanya, akan saya post di artikel berikutnya.

Saya malas mencari-cari email konfirmasi harga booking  penginapan dan menghitung angka pasti semua biaya selama di Jepang, dibawah ini adalah perhitungan sangat kasar kira-kira biaya yang habis untuk traveling selama 12 hari:

budget

 

WAJIB SEWA POCKET WIFI!

Banyak orang tidak berani untuk traveling sendiri atau memilih ikut tour ke Jepang karena faktor bahasa. Takut tersesat, tidak ada petunjuk jalan bahasa Inggris, takut nggak bisa komunikasi, takut ini dan itu, tapi asalkan kamu bisa konek ke internet, semua ketakutan itu gak beralasan. Asalkan kamu punya koneksi internet selama di Jepang, kamu bisa ke mana-mana sendiri tanpa bantuan siapapun!

Kalau sudah bisa online, kamu tinggal buka Google maps kalau mau ke mana-mana, buka http://hyperdia.com untuk mengecek rute kereta api dan jadwal semua stasiun, buka app Tripadvisor untuk rekomendasi tempat oke, yang penting kamu bawa powerbank supaya jangan sampai kehabisan baterai di saat diperlukan.

Kamu bisa sewa pocket wifi di http://www.globaladvancedcomm.com/ untuk koneksi internet mobile hampir di seluruh Jepang. Harganya tidak terlalu mahal, untuk menyewa pocket wifi berkecepatan 75 Mbps selama 12 hari saya hanya membayar sekitar Rp. 800.000.  Kamu tinggal booking lewat website, isi lengkap form yang disediakan, lalu email akan masuk di inbox kamu mengenai prosedur pembayaran, setelah melakukan pembayaran melalui kartu kredit kamu akan menerima email konfirmasi, pocket wifi pesanan akan dikirim ke kantor pos di bandara tujuan kamu. Jadi begitu mendarat kamu bisa langsung ambil barangnya di kantor pos dengan menunjukkan paspor. Jangan merasa aneh, di airport Jepang memang ada kantor pos.

Ketika mengambil pocket wifi di kantor pos, kamu akan menerima satu amplop besar yang isinya 1 pocket wifi, 1 charger, 1 kabel data untuk charger, 1 booklet petunjuk pemakaian dalam bahasa Inggris, dan 1 amplop besar yang baru. Pada amplop baru itu sudah tertulis alamat perusahaan rental wifi dan perangko berlangganan, jadi di hari terakhir periode penyewaan, kamu tinggal masukkan semua barang ke amplop itu dan cemplungin ke kotak pos di airport sebelum berangkat pulang. Beres.

2014111715511100

 

BELAJAR NIHONGO SEBELUM BERANGKAT!

Meskipun bahasa Inggris adalah mata pelajaran wajib yang dipelajari setiap siswa selama 6 tahun di sekolah menengah, tapi kemampuan rata-rata orang Jepang berbahasa Inggris kurang lebih sama seperti kemampuan saya berbahasa Jepang: level balita. Mungkin mereka hafal banyak vocabulary lewat kata-kata Bahasa Inggris yang tersebar secuil-secuil di sana-sini, seperti di film, lagu, kotak makanan, slogan iklan, dsb, tapi mereka tidak bisa mengucapkannya dengan baik, apalagi menyusun kalimat.

Kalo soal bahasa Inggris, di Indonesia jauh lebih bagus. Maksud saya, kalau kamu turis dan berkunjung ke Jakarta lalu tersesat di jalan, kamu bisa bertanya pada anak muda manapun yang berpakaian cukup rapi dan dia akan bisa menjawab dengan bahasa Inggris, meskipun belepotan. Tapi di Jepang bahkan selevel dokter pun tidak bisa berbahasa Inggris!

Orang Jepang merasa Inggris itu tidak penting. Mayoritas warga Jepang tidak pernah punya kesempatan untuk menggunakan bahasa Inggris seumur hidupnya. Ke manapun mereka melihat, semuanya dalam bahasa Jepang, film barat didubbing bahasa Jepang, lagu Jepang lebih ngetop dari lagu barat, packaging produk, buku dan majalah, tampilan menu di handphone, dari komputer sampai bungkus roti, semuanya berbahasa Jepang dan di sekitar mereka semua orang juga berbahasa Jepang dan berwajah Jepang, bahkan melamar kerja setaraf S1 pun tidak diperlukan keahlian berbahasa Inggris. Jepang adalah sebuah bangsa yang sangat homogen, bagi mereka, bangsa dan budaya lain hanya eksis di TV.

Dan satu hal yang perlu diingat: Jepang bisa maju seperti sekarang ini tanpa harus mengadopsi bahasa Inggris. Itu artinya semua literatur, mulai dari buku sastra, pelajaran, sampai buku kodekteran dan engineering, semua akumulasi pengetahuan yang mereka miliki selama ribuan tahun, semuanya ditulis dalam bahasa Jepang. Bandingkan dengan Indonesia di mana mahasiswanya harus fotocopy buku pelajaran berbahasa Inggris karena tidak ada versi bahasa Indonesia 🙂

Satu hal yang paling saya sesali ketika traveling ke Jepang adalah: kenapa tidak belajar Nihongo (bahasa Jepang) dulu sebelum berangkat?! Arghhh! Bukan untuk membaca petunjuk jalan, berkomunikasi ketika shopping atau makan di restoran, tapi soal ngehit cewek-cewek Jepang! Di daerah gaul seperti Shibuya, cewek-cewek cantik bertebaran di mana-mana, justru malah lebih banyak cewek cantik daripada yang jelek. Cuma bisa ngeliatin cewek cantik berseliweran di depan mata tanpa bisa melakukan apa-apa itu bikin pusing kepala, bro!

Padahal dulu sewaktu masih kuliah saya sempat kursus Nihongo selama setahun, tapi karena malas akhirnya saya berhenti dan sekarang sudah lupa semua, kecuali beberapa kata dasar seperti kata makan, tidur, pergi, menghitung 1 sampai 10, ya kira-kira selevel balita yang baru belajar bicara deh. Bayangkan kalau saya tidak pernah berhenti belajar Nihongo, perjalanan ke Jepang kemarin akan punya cerita yang sangat berbeda.

Ya tentu saja saya dan teman-teman saya sempat ngehit beberapa kali dengan menggunakan bahasa Inggris campur bahasa Tarzan, menghampiri cewek-cewek, cengar-cengir, kenalan nama dan berfoto bareng, tapi ya kalo cuma begitu sih apa spesialnya? Setelah kenalan dan foto bareng lalu mau ngapain? Ngobrol aja nggak bisa. Mereka gak bisa bahasa Inggris, saya dan teman-teman gak bisa Nihongo. Nggak bisa nongkrong bareng, nggak bisa ngapa-ngapain. Arghhhh!

2014111715592000

2014111715552900 (1)

 

Jadi buat kamu para cowok yang sedari jaman puber berkhayal untuk punya gebetan cewek Jepang, belajarlah Nihongo sampai lancar dan pergi ke Jepang. Tapi sebelumnya wajib ikutan dulu workshop Hitman System, karena percuma bisa Nihongo kalau tidak punya nyali dan mengerti caranya ngehit cewek asing. Lebih banyak foto akan saya pajang di postingan berikutnya, jadi jangan lupa untuk mampir ke sini beberapa hari lagi.

Kei Savourie

(to be continued…)


8 Responses to Traveling ke Jepang: Hal Penting Sebelum Berangkat (Part II)

  1. sy senang sekali baca petualangan anda di jepang. sy akan berangkat ke jepang tgl. 8 – 20 okt ’15. please info dong .. suhu di sana bagaimana…? apakah dingin sekali…?

  2. Budget LEBAY!
    1. JRPass ga sampe 5 juta. Harga JR pass 3,5 jt! kalo udah beli JRPass kenapa ada biaya lain sebesar 3jt!
    2. Makan 5 jt? dibilang murah? HAHAHA! sekali makan di ENAK di jepang 1000 yen. 6 hari hitungannya 18 kali makan. 18 X 1000 Yen = 18.000YEN x 130rp = 2.340.000!!!!!

    pantes blognya dikit yang respon. isinya ga masuk akal,. masih banyak blog lain yang sangat membantu dan masuk akal

Leave a Reply