Traveling ke Jepang: Ikut Tour atau Jalan Sendiri?

foreign-women-japan-04

Seperti yang kamu sudah tahu lewat Twitter, Instagram atau Path, saya baru saja kembali ke Jakarta setelah traveling 12 hari di Jepang. Banyak banget hal yang seru terjadi di sana, banyak hal yang saya lihat dan menambah pengalaman dalam hidup. Paling tidak, cakrawala dunia saya terbuka sedikit lebih luas lagi lewat perjalanan kali ini dan pikiran saya tercerahkan dengan hal-hal baru.

Sebagai penggemar manga sejak kecil, sudah lama saya ingin pergi ke negeri Dragon Ball dan Doraemon, melihat Gunung Fuji, berfoto diantara neon signs, kenalan dengan cewek-cewek Jepang, mebayangkannya saja sudah bikin bahagia, apalagi kalau perginya bareng teman-teman yang gokil… tapi ya semua orang punya kerjaan dan urusan masing-masing, jadi sangat sulit sekali menyamakan jadwal kosong. Tapi kalau saya harus menunggu pergi bersama teman-teman, bisa-bisa sampai tua saya tidak akan pergi. Jadi waktu itu saya memutuskan untuk pergi seorang diri saja.

Tiket untuk 27 Oktober 2014 sudah dibeli sejak Mei 2014, selama berbulan-bulan saya sudah siap untuk pergi sendirian, googling sendiri dan mempersiapkan semuanya sendirian, tapi takdir berkata lain. Awal bulan Oktober, tanpa sengaja saya chat dengan sahabat saya, Peter Kohar, untuk urusan kerjaan dan dia mengajak saya jalan-jalan ke Vietnam.

“Bro, yuk ikut ke Vietnam, kita party bareng di sana!”
“Yah, gak bisa, bro… gue mau ke Jepang akhir bulan ini.”
“Eh, tanggal berapa loe ke Jepang?”
“Tanggal 27 Oktober sampai 8 November.”
“Loe sendirian apa ikut tour?”
“Sendirian aja hahaha.”
“Wah, gue ikut deh, boleh gak?”
“ Ya boleh banget lah!”
“Yaudah kalo gitu, gue ajak juga Leon sama Jack, kita langsung beli tiket sekarang.”
“Seriusan loe?”
“Iya, serius, emailin jadwal flight loe ya, ntar kita samain.”
“Oke, sip!”

Peter, Leon, dan Jack, adalah alumni Hitman System. Tiga cowok glossy ini memang luar biasa gila. Di usia yang masih muda, mereka sudah jadi businessmen yang sukses dan mencapai kebebasan finansial, tidak terikat oleh waktu dan pekerjaan. Dan dengan begitu saja, malam itu mereka semua membeli tiket pesawat yang sama dengan saya, jadi mereka tetap pergi ke Vietnam selama seminggu dan setelah pulang dari sana, langsung berangkat lagi backpacking ke Jepang bersama saya. Rencana petualangan solo saya langsung berubah seketika, saya sampai geleng-geleng kepala, begitu mudahnya mereka beli tiket ke Jepang seperti beli tiket travel Jakarta-Bandung.

Peter punya perusahaan digital advertising yang sudah bisa berjalan sendiri tanpa harus diawasi, jadi sehari-harinya dihabiskan hanya untuk meeting dan hobinya lari marathon keliling Asia, Leon punya agensi properti dan sudah pernah keliling Eropa, dan Jack seorang konsultan finansial dan literally sudah pernah keliling dunia. Apalagi mereka juga jagoan dalam hal romansa, para Don Juan modern dengan skill yang bahkan telah melebihi saya, dengan adanya mereka this trip is gonna be a blast!

IMG_20141027_140856

Mungkin ada yang bertanya, kenapa nggak ikut tour saja? Bukankah transportasi dan akomodasi akan lebih mudah bila semuanya diatur oleh tour? Betul, kelebihan tour adalah kenyamanan. Kamu tinggal bayar, duduk santai, dan nikmati perjalanan, tidak perlu membawa-bawa tas besar ke mana-mana, tidak perlu pusing mau ke mana, tidak perlu bingung mau makan apa atau tidur di mana. Tapi saya sengaja tidak ikut tour, karena saya ingin merasakan petualangan, menikmati traveling dengan santai, dan berbaur dengan penduduk lokal and feeling lost in translation, sedangkan kalau ikut tour kamu hanya akan dibawa ke tempat-tempat wisata dan terikat oleh jadwal yang ketat. Sungguh bukan jenis liburan yang saya inginkan.

Peter sudah pernah ikut tour ke Jepang beberapa tahun yang lalu, menurutnya, pengalaman tersebut sangat tidak berkesan dan backpacking bersama saya kali ini jauh lebih seru. Kalau ikut tour, kamu tidak akan bisa merasakan serunya tersesat mencari jalan bermodalkan Google maps, merayakan Haloween bersama ribuan orang berkostum di jalanan, mengunjungi Museum Doraemon, naik sepeda keliling kota, makan ramen di kedai sempit sambil minum bir, mampir ke sex shop, ngacak-ngacak ribuan DVD JAV berbagai genre, dan nonton striptease di Kabukicho… Oops, yang terakhir itu kisah yang tidak akan saya ceritakan di blog ini karena saya harus jaga image, sorry guys :p

Jadi mana yang lebih baik, tour atau traveling sendiri? Semuanya tergantung keinginan kamu. Kalau kamu ingin kenyamanan dan tidak mau pusing, ya silakan ikut tour. Tapi kalau kamu menginginkan petualangan seru, tentu traveling sendiri akan lebih memuaskan.

Beberapa orang meminta saya bercerita mengenai petualangan backpacking saya di Jepang, jadi saya akan membagikan kisah perjalanan ini dalam beberapa artikel terpisah supaya lebih mendetil. Saya akan ceritakan mulai dari persiapan, budget, transportasi, makanan, cewek-cewek, bahkan sampai ke rumah sakit di Jepang, pada postingan-postingan berikutnya, jadi pastikan kamu mengecek blog ini setiap beberapa hari sekali. Mudah-mudahan cerita perjalanan saya bisa menambah motivasi dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu yang berencana untuk traveling ke Jepang.

Kei Savourie

(to be continued…)


2 Responses to Traveling ke Jepang: Ikut Tour atau Jalan Sendiri?

Leave a Reply to farhan atlantis Cancel reply