There’s Something In The Closet

Mr. Guo Peng (baca: kwo-penk) adalah seorang teman sekantor saya. Beliau berumur 26 tahun, berasal dari dataran China dan baru pertama kali menginjakan kakinya di negeri ini sejak Juli 2008. Beliau dikontrak oleh kantor tempat kami bekerja untuk mengajar bahasa Mandarin. Karena saya tidak dapat berbicara bahasa Mandarin, cara kami berkomunikasi adalah lewat bahasa Inggris yang tidak begitu lancar dan sedikit sekali bahasa Indonesia.

Saya ingat waktu itu kami sedang makan siang di ruang makan karyawan dan seperti biasa kami pun bercakap-cakap. Saya banyak bertanya mengenai pendapatnya tentang negeri ini dan beliau pun menjawab dengan antusias. Ketika saya bertanya sudah jalan-jalan kemana saja beliau selama di Jakarta, jawabnya, I don’t go out very often, it’s not safe.

Saya cukup terkejut dengan jawaban tersebut mengingat Mr. Guo Peng adalah seorang pendatang baru di Jakarta, dari mana beliau bisa mendapatkan image seperti itu? Apakah masalah keamanan di Indonesia sudah sebegitu tenarnya sampai ke negeri Tirai Bambu? Atau ada oknum-oknum lain yang ‘mengindoktrinasi’ beliau dengan paradigma It’s not safe here in Jakarta

Saya tidak bertanya lebih lanjut mengenai keterkejutan saya itu. Yang saya lakukan adalah saya mencoba meyakinkan beliau bahwa itu hanyalah mitos belaka. Saya bercerita bagaimana saya sering sekali bepergian hingga lewat tengah malam hanya dengan mengendarai sepeda motor dan tidak pernah terjadi suatu apapun yang tidak diinginkan.

Yah, tentu saya cukup sering tertangkap razia polisi-polisi lapar ‘uang lembur’ yang berjaga-jaga di tempat-tempat yang tersembunyi, karena membonceng teman saya yang tidak memakai helm. Namun selain itu, rasanya tidak pernah ada kejadian yang sampai membuat saya berpikir It’s not safe here in Jakarta. Dan Mr. Guo Peng cukup kaget dengan cerita saya. Tampaknya cerita saya berlainan sekali dengan informasi yang selama ini beliau ketahui.

Saya yakin banyak orang Jakarta sendiri pun memiliki reaksi yang sama dengan Mr. Guo Peng. Karena pandangan It’s not safe here in Jakarta, atau lebih luas lagi It’s not safe here in Indonesia, sudah meresap dan menyebar bagaikan racun yang menyerang setiap pembuluh darah masyarakat negeri ini. Perlahan namun pasti, membuat kita mati rasa dan membunuh harapan kita akan bangsa ini.

Dan saya ingin mencoba membagikan sedikit obat penawar bagi racun tersebut lewat tulisan ini. Saya adalah seorang warga negara Indonesia keturunan Chinese. Dan menurut pola pikir yang sudah mendarah daging di masyarakat kita, orang-orang dengan kulit lebih putih dan mata yang memandang dunia dengan separuh terbuka seperti saya ini, adalah orang-orang yang paling rentan dan selalu menjadi objek kriminalitas paling empuk di negara ini. Karena selain tidak memiliki kekuatan publik, orang-orang ini juga dipandang sebagai kaum burjois eksklusif dan penyebab kecemburuan sosial. Namun meskipun demikian, tetap saja saya adalah orang yang mengatakan bahwa paradigma It’s not safe here in Indonesia adalah mitos belaka!

Ijinkan saya berbagi pengalaman dengan Anda.

Sewaktu saya masih kuliah, gereja tempat saya aktif beribadah mengadakan retreat di kawasan Ciawi. Karena berbenturan dengan jadwal ujian di kampus, saya tidak bisa ikut dengan rombongan dan harus menyusul ke sana sendirian. Yah tidak sepenuhnya sendirian sih, saya ditemani oleh dua orang teman saya yang juga keturunan Chinese (meskipun agak tidak enak didengar, tapi saya harus menekankan soal keturunan Chinese ini untuk menjelaskan maksud saya).

Hari sudah malam ketika kami tiba di kawasan Ciawi. Karena alamat yang diberikan kepada kami tidak begitu jelas, maka kami kesulitan untuk menemukan lokasi retreat tersebut. Akhirnya kami bertanya pada seorang ibu yang kebetulan satu arah dengan kami dan beliau berjanji akan menunjukkan jalan.

Seperti biasa, kawasan puncak dan sekitarnya di akhir minggu macet total. Semua kendaraan tidak bisa bergerak sama sekali. Akhirnya kami harus berjalan kaki bersama ibu tersebut. Kami lihat sang ibu membawa tas belanjaan yang cukup banyak dan sepertinya berat sekali, jadi kami menawarkan diri untuk membawakan belanjaan ibu tersebut. Sepanjang perjalanan kami ngobrol mengenai banyak hal. Ketika tiba di rumah sang ibu, waktu sudah pukul 10 malam dan beliau menawarkan kami untuk bermalam dirumahnya dan baru berangkat ke lokasi retreat keesokan paginya.

Saya tersentuh. Menawarkan tempat bermalam untuk 3 orang keturunan Chinese yang tidak dikenal! Bukankah Indonesia harusnya adalah negara yang tidak aman dan penuh kecurigaan? Ada yang salah dengan ibu ini ataukah selama ini ada yang salah dengan pola pikir kita?

Tentu kami menolak dengan halus. Setelah capek memaksa akhirnya ibu itu pun memanggil tukang ojek kenalannya untuk mengantarkan kami ke lokasi retreat. Setelah pamitan kami pun diantar dan akhirnya tiba di lokasi retreat dengan selamat sentosa.

Itu adalah salah satu kisah yang tidak akan pernah saya lupakan. Belum lagi kisah-kisah lain yang tidak terhitung jumlahnya. Seperti puluhan kali saya bertanya tentang jalan pada sesama pengendara motor dan tanpa basa-basi mereka langsung menawarkan dan mengantarkan saya ke tempat tujuan saya, walaupun mereka harus memutar berlawanan arah dan menempuh jarak yang lebih jauh dari tujuan mereka semula.

Bagaimana teman saya mengalami kecelakaan kecil di tengah perjalanan akibat hujan deras, dan beberapa anak muda yang sedang nongkrong di pinggir jalan menolongnya tanpa basa-basi. Dan menolak ketika hendak diberi ‘uang rokok’.

Bagaimana ketika motor teman saya mogok di tengah jalan dan seorang penjaga warung rokok membantu teman saya itu mendorong motornya hingga sampai di rumah.

Bagaimana seorang tukang parkir menolak diberi uang parkir setelah beliau tahu saya berasal dari daerah yang sama dengannya.

Bagaimana seorang pekerja cleaning service di kantor tempat saya bekerja, membantu saya menyelesaikan pekerjaan hingga jam 2 dini hari secara sukarela. Dan tidak mengeluh ketika hanya ditraktir Indomie rebus dan es teh manis di warung terdekat.

Bagaimana jaman saya SMA dulu seorang preman tukang palak di tempat mangkal bus di UKI, akhirnya mengembalikan uang saya sewaktu saya bilang bahwa saya tidak punya ongkos untuk pulang apabila dia mengambil uang saya itu.

Bagaimana seorang penjaga tiket parkir di salah satu mall, meminjamkan uangnya pada saya untuk membayar biaya parkir kendaraan saya ketika saya menyadari saya panik karena lupa membawa dompet.

Dan begitu banyak kisah-kisah lain yang dibiarkan tersembunyi dan berdebu di balik lemari bangsa, ini yang dialami saya dan teman-teman saya yang lain.

Bukankah Indonesia harusnya adalah negara yang tidak aman, penuh kecurigaan dan prasangka? Ada yang salah dengan orang-orang yang saya ceritakan di atas, ataukah selama ini ada yang salah dengan pola pikir kita?

Kriminalitas yang dieskpos secara brutal dan bertubi-tubi oleh media massa, nasihat-nasihat dari orang tua untuk tidak mempercayai orang-orang di luar sana, dan ditambah dengan cerita-cerita negatif yang membuat racun itu semakin membutakan mata kita.

Kita terlalu banyak mendengar tentang hal-hal yang negatif tentang bangsa kita sendiri melebihi porsi yang seharusnya. Padahal di luar sana ada cerita-cerita positif yang penuh kebaikan yang tidak kalah banyaknya.

Hanya saja yang positif hampir tidak pernah diekspos. Kalau seseorang dirampok dan kendaraanya dibawa kabur di tengah jalan, keesokan harinya pasti muncul berita di surat kabar lokal: “Dicegat di Jalan, Mobil Dibawa Kabur”. Tapi kalau ada kecelakaan dan beberapa orang menolong korban tanpa pamrih, yang seperti itu tidak akan pernah ada di berita mana pun juga. Sebuah ketidak seimbangan yang merusak. Bagaikan orang lumpuh yang berjalan dengan tongkat di satu sisinya.

Masih ada begitu banyak kebaikan di Indonesia! Saya percaya hal ini sepenuh hati saya. Dan saya rasa justru adalah tugas Anda dan saya, yang sudah mengalami begitu banyak kebaikan di negeri ini, untuk menceritakan kisah-kisah tersebut dan memberitahu lebih banyak orang lagi kalau Indonesia masih jadi bangsa yang ramah.

Setiap senyuman hangat ibu-ibu penjaga warteg, sapaan akrab penjaga warung rokok di pinggir jalan, teguran ramah tukang-tukang ojek, dan obrolan ringan penjaga warkop Indomie, semuanya mengingatkan saya akan hal tersebut. Dan itu yang saya ingin sampaikan lewat tulisan ini.

Saya tidak naif dan menutup mata, serta berkhayal tentang dunia utopia yang hanya ada dalam angan. Saya tidak menyangkali memang ada begitu banyak kejadian buruk terjadi di sini setiap hari, tapi kan setiap masyarakat di belahan dunia manapun pasti memiliki masalah yang sama.

Tidak semua orang berhati baik namun juga tidak semua orang berniat jahat. Hanya saja menurut saya, rasanya sangat tidak seimbang kalau kita hanya berfokus pada hal-hal yang negatif saja dan lalu melupakan yang positif. Dunia kan tidak terdiri dari negatifitas saja, hidup kan tidak terdiri dari negatifitas saja, Indonesia jelas tidak terdiri dari negatifitas saja, dan Jakarta pasti tidak terdiri dari negatifitas saja.

Indeed Indonesia is not a safe country, but it’s also a very safe country at the same time. Masih ada begitu banyak kebaikan di Indonesia! Daripada hanya mendengar dan membaca saja, Anda perlu keluar dan merasakannya sendiri.


51 Responses to There’s Something In The Closet

  1. Pingback: Tweets that mention There’s Something In The Closet | Romantic Renaissance -- Topsy.com

  2. “Bagaimana seorang preman tukang palak di tempat mangkal bus di UKI, akhirnya mengembalikan uang saya sewaktu saya bilang bahwa saya tidak punya ongkos untuk pulang apabila dia mengambil uang saya itu”

    waduh, di UKI bahaya ya.. saya suka kesitu padahal ambil bus.. hehe.. 😀

  3. Pada dasarnya semua manusia baik dan akan menerima hasil dari kebaikannya masing2… kalo kita selalu berpikiran positip alhamdulillah hasilnya juga positip kecuali salah satu dari kita sudah negatif thinking mungkin hasilnya akan lain…. jadi ngga cuma di indonesia aja bahkan dimana aja
    selalu positip thinking aja bro

  4. Hy para pembaca setia website HS, terutama yang berdomisili di Surabaya dan sekitarnya. Kenalin gue Asrul, mahasiswa asal Surabaya. Gue pengen bgt nih ikutan workshopnya HS, tapi lo tau sndiri kan gimana ‘sengsaranya’ kalo pengen ikutan workshop di Jakarta. Mana biayanya mahal, akomodasinya gak kebayang pula. Belum lagi kegiatan kuliah yang begitu menguras waktu. Akhhh kayaknya gue gak bakal bisa ikutan workshop deh.
    Tapi, setelah gue baca link http://hitmansystem.com/workshop/hstrip.php gue jadi punya secercah harapan lagi nih. Kru HS bersedia terbang ke kota kita kalo kita bisa ngumpulin minimal delapan orang buat ngedaftar workshop.
    Nah b’coz of that, lewat komen ini gue mau ngundang kamu2 yang berdomisili di Surabaya atau sekitarnya, yg juga pengen bgt ikutan workshop dan berpikiran sama dengan gue, buat sama-sama ngedaftar HStrip di Surabaya.
    Biar cepet, kamu kirim aja surat kamu ke emailku, asrul_c12@gmail.com pake subjek “HSTRIP TO SURABAYA”. Ntar gue langsung daftarin kamu2 kalo udah ngumpul 8 orang. Lumayan bgt kan gak usah cape2 ke Jakarta, hemat waktu & biaya.
    Okey? Kita nantikan JKL n the genk di kota pahlawan ^_^

  5. Wah, sebuah tulisan yang sangat menginspirasi…. Saya setuju, pencitraan mengenai aman / tidak aman banyak disebabkan oleh pemberitaan di media…. Btw saya ingin sekali jalan2 ke Beijing – China, gimana ya rasanya?

    terimakasih telah mampir di blog-ku sobat, salam kenal….

    Rumah Sejuta Ide

  6. nice story bro, memang kita sudah cukup banyak menerima racun berita yang di publikasikan di media masa. kemana berita-berita tentang kehangatan indonesia yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan warna kulit. yang ada hanya berita kriminalitas setiap harinya…

  7. sebejad2nya orang ada di arab, tapi sebaik2 manusia juga ada di sana
    kalo utk indonesia, ilmuan2 kita yg pinter2 berasal dari suku jawa namun orang2 yg sangat bodo2 juga minta ampun paling banyak ya ada disana

    nah kalo yg sama rata dan gradiennya beda2 tipis itu orang padang, yahudi, sama cina
    mereka ini rata2 (kebanyakannya) tukang tipu dan mata duitan banget
    maaf kalo terkesan sara, tapi ga usah munafik dan cari aman deh terus terang aja
    tapi silakan dihapus jika kata2 ini dianggap terlalu berbahaya sama sampean

    indonesia emang aman, bagi yang koaya raya dan punya kekuatan
    tapi bagi rakyat kecil dan tertindas yaaaa tertindasss terus tanpa pengayoman dari wakilnya yang mendapat delegasi kekuasaan dan kekuatan

    ayo jangan pilih caleg muna
    dan salam kenal mas, semoga selalu ada kanal dialog utk setiap suku sehala bangsa!

  8. 23 tahun hidup di kalangan perumahan WNI keturunan secara tidak langsung makes me think like them, walk like them, talk like them and dress like them so what am i?

    NB: Depan dan samping kiri keturunan cina, kanan keturunan arab. dan di daerah ku adalah perumahan terbesar untuk WNI keturunan dengan ABM yang notabene cina Kalimantan, dengan Hwa Ind yang 90% cina Malang, dengan Warnet2 dan PS rental yang semuanya penuh dengan cina. dan ternyata aku juga baru sadar kalo aku juga keturunan…ningrat..LOL

  9. wah masalah keamanan kita dah dari dulu teratasi. Kalo masih ada, itu hanya ulah orang2 yang ngak suka melihat negara tercinta ini aman dan damai. Mereka adalah orang2 yang mungkin aja dibayar untuk melakukan hal2 negatif atau menyebarkan berita2 bohong tentang betapa tidak amannya INDONESIA….!!!

  10. saya sependapat dgn teman anda, kl tdk

    penting2 amat saya jg tdk akan keluar malam (

    apalagi sendirian ), kl smp skrg anda blm

    bermasalah selama di jalan ya bersyukurlah, tp

    bukan berarti itu aman, anda coba saja setiap

    hari berada di jalanan di atas jam 12 tengah

    malam, atau coba anda naik angkutan umum,

    cepat atau lambat anda jg akan tahu kl di

    jalanan itu tdk aman ( bukan utk cina saja tp

    utk semua org ).

  11. bner tuh, gw sering liat film2 hollywood yg membuat Indonesia seperti sarang kejahatan, padahal penduduk Indonesia baik kok, gw pernah dibantuin dorong mobil sm masyarakat stempat swaktu mogok di tengah rel kereta api, pas mobil sudah sampai tempat aman, tiba2 orang2 tsb menhgilang tanapa jejak tanpa mengharapkan imbalan….udah ah kpanjangan, Hidup Indonesia!!

  12. Kita berbuat baik 10 tahun belum tentu orang bakalan inget kebaikan kita,, tapi kita buat kejelekan 1 kali aja,, pasti 10 tahun orang belum tentu bisa lupa sama kita 😀 hehehe…

    Tapi tergantung juga orangnya seh ada yang malah gak pernah lupa

  13. bilang siapa Indonesia gak aman, klo gw pikir Indonesia adalah tempat strategis tuk terhindar dari Global Warming… walaupun Populasi kendaraan Dunia terus Meningkat.. Gw rasa Fine2 aja tuh…

  14. yup bener banget sepertinya, sebenernya kata its not safe adalah perilaku dari segelintir orang saja, tapi dampaknya luas banget sampai akhirnya mereka mencap kita sebagai negara teroris, bagi orang yang belum pernah berkunjung ke indonesia mungkin akan di bawa seumur hidup cap jelek negara kita, mari kita tanamkan save visit indonesia 2009

  15. Dalam benak saya cuma ada satu kalimat
    “Anda semua adalah orang2 yang punya wawasan psikologi yang hebat”.
    Terimakasih sudah sudi memberi comment di blog milik saya.
    Salam kenal kawan…

  16. ok!gini ja kita berfikirnya…kalau saya menganggap saya orang baik2 dan banyak orang jahat di luar sana, begitu juga anda yg menganggap anda orang baik dan banyak orang jahat diluar…begitu kebanyakan masing-masing dari kita menganggap diri kita orang baik, dan menganggap mereka orang jahat….!!!mau jadi apa indonesia

  17. saya pernah liat apa denger ya om,,, kata orang,,,

    kita berbuat baik 10 tahun belum tentu orang bakalan inget kebaikan kita,, tapi kita buat kejelekan 1 kali aja,, pasti 10 tahun orang belum tentu bisa lupa sama kita 😀 hehehe…

    iniah indonesiaku,,
    beraneka ragam deh,,, macem2 😀

    i love indonesia

    ———————

    tulisannya menarik om,,,
    salam kenal yah dariku 😀

    salam
    hadi

  18. iya ya…

    Kenapa gwe ga pernah kepikiran ya???

    As the matter fact.. Gwe pernah mengalami hal-hal seperti itu..

    Kaya waktu jatuh naik motor en ditolongin sama penduduk sekitar ..

    Supir Angkot yang bersedia mengantarkan gwe sampai tujuan waktu nyasar di kota yang baru gwe injak pertama kali..

    Temen seperjalanan yang ternyata ramah banget waktu ngobrol di bis kota…

    Tukang sablon yang bersedia nungguin sampe malem supaya gwe bisa ambil pesanan..

    Dan beberapa hal lainnya yang selama ini gwe anggap angin lalu tapi ternyata…

    Meskipun kecil, itu berarti banget..

    Hmm.. Indonesia sepertinya memang masih tempat terbaik untuk tinggal..

    Thanks bro..

    buat ngingetin lagi…

    God Bless….

  19. Kei gw terinspirasi bgt ama tulisan lo!

    Emg bnr bgt,msh banyak orang baik di negeri ini.

    Lo bisa dengan gaya bahasa penuturan yg sederhana mengekspos sesuatu yg sebenernya setiap hari kita temuin tapi ga kita pikirin sebagai sebuah kebaikan coz otak kita sudah terlalu banyak diracuni oleh berita2 negatif dari media.

    Top markotop dah!!!

    @yudha
    Hidup orang utan!

  20. Ga peduli,loe atau siapapun. Mau itu,bule,india,jepanes,negro,londo,italianolezato,chinesfood,arabian oil,alien,atau whatever lah! As long as you born in this country, and selama loe ngerti dan bisa berbahasa indonesia dengan baik dan benar,dan yg ga kalah pentingnya selama masih sayang sama orang utan, you are my man ! Jayalah terus Indonesia.

  21. setuju, Kei!!

    gw sering dikasih meLon sama tukang buah,
    dan diskon dari ibu2 penjuaL minuman..
    wkwkwk..

    gw hidup di keLuarga yg cukup strict soaL ras..
    waktu keciL emang dibiLangin that it’s not safe to even make friends with them..!

    tp kLo ngomongin soaL safety,
    kayaknya ga pas juga ngomongin ras..
    banyak juga koQ Chinese bejad.. haha..

    nurut gw sih cuma gmn kitanya aja..
    coz peopLe wiLL treat u the same way as how u treat them.. hehe..

  22. Yup.. malam ini saya keluar dan ke warnet, saya cewek.. hanya berdua saja dengan temen saya yg juga cewek.. entahlah akankah kami samai dengan selamat sentosa kembali ke kosan.. hewhewhwe…

    tapi saya percaya.. bahwa masih ada orang baik di indonesia ini.. kita hanya tetap waspada, tapi bukan berarti jadi berpikir negatif pada apapun…

  23. MELALUI BLOG INI SAYA INGIN BILANG SAYA KAGUM DENGAN ORANG INDONESIA SEKARANG INI , SEJAK ERA REFORMASI MASYARAKAT INDONESIA MENJADI LEBIH TERBUKA TERHADAP MASYARAKAT NON PRIBUMI. MEREKA SUDAH MENGANGGAP MASYARAKAT NON PRIBUMI BANGSANYA SENDIRI. JANGANKAN DI KOTA BESAR , DIKOTA KECIL MAUPUN PEDESAAN SUDAH TERBUKA , PENUH DAMAI DAN KEKELUARGAAN.
    SEKALI LAGI SAYA KATAKAN SAYA BANGGA TERHADAP KALIAN BANGSA INDONESIA

Leave a Reply