Sinaune Gangsar, Donyane Jembar..

SINAUNE GANGSAR, DONYANE JEMBAR

Suatu perasaan aneh nan magis timbul ketika saya membaca kalimat tersebut di dinding salah satu sekolah dasar. Saat itu saya dan Lex sedang berjalan menggunakan taksi menuju sebuah café yang akan menjadi tempat perpisahan saya dan Lex dengan sebagian besar peserta HSMS 2010 di Yogyakarta. Ya, hari ketiga kami di kota Seniman.

“Sinaune Gangsar, Donyane Jembar..” Kenapa setiap kali saya pergi untuk menyebarkan ajaran Glossy ke kota lain pasti ada saja oleh-oleh kalimat bermuatan moral? tanpa merasa harus menguras otak untuk memecahkan teka-teki yang sudah jelas tidak bisa saya pecahkan karena terbentur dinding bahasa dan budaya, saya langsung menanyakan artinya pada supir taksi disamping saya. Beliau bernama Pak Arif Wicaksono. Pak Arif pun hanya berkilah bahwa kalimat tersebut adalah peribahasa pendidikan tanpa mengartikannya untuk saya. Dan saya sadar betul sebenarnya Ia juga sedang berusaha mengartikan kalimat tersebut di momen-momen Ia terdiam, berusaha memilihkan kata-kata yang mudah dimengerti oleh outsider seperti saya, hahaha.

“Banyak Belajar, Dunia Luas.. dek.” Tutur Pak Arif. “Ooh, makasih pak! Pantesan yah ditulis di tembok sekolah..” Balas saya. Memang artinya ternyata tidak se-spesial ekspektasi saya, tapi tiba-tiba… SREETTTTT!!!! ………Kepala saya terasa seperti video player yang sedang di rewind dengan paksa! SRETT.. SRETTT… Ingatan saya mundur ke hari pertama saya dan Lex sedang berlari menuju pesawat yang akan membawa kami ke Yogyakarta.

Kami berdua berlarian di dalam Bandara Soekarno-Hatta karena saya telat. Bukan menyalahkan PT. TransJakarta, tapi memang menggunakan busway dikala waktu mepet bukanlah pilihan yang bijak. Lex akhirnya harus mengurusi administrasi airport yang begitu ribet agar tetap bisa diberangkatkan, sedangkan saya harus berpikir bagaimana caranya menebus kesalahan kolosal ini. Entah sihir apa yang dilakukan sang Lex dePraxis, kami akhirnya bisa diberangkatkan dengan pesawat lain. Lebih baik kita tidak menanyakan bagaimana caranya.

Sesampainya di kota Seniman, Yogyakarta, saya langsung menghirup udara di sekeliling Bandara Adi Sutjipto. Udara disini memang sedikit sekali mengandung oksigen, karena didominasi oleh kandungan inspirasi yang tajam.. (hanya seniman yang tahu akan hal ini ?) Tak lama kemudian, para jendral Jogja Venusian Artist dating dengan gagahnya; Honji Mastermind, Nanz dan Tosca. Mereka adalah penguasa romansa di Yogya, sekaligus kunci penentu berhasil atau tidaknya acara HSMS 2010 di Yogyakarta.

Setelah sesi temu kangen berakhir, di mobil, Honji sang leader JVA bertanya pada saya perihal acara makan malam, dan spontan saja saya langsung meminta untuk makan Angkringan. Honji, Nanz dan Tosca langsung bengong.. Mimik muka ragu jelas tersurat di wajah mereka. Honji lalu nyeletuk: “Serius Kis, kamu mau makan di angkringan?” Saya yang memang tahu Angkringan itu adalah salah satu makanan bernuansa Yogyakarta paling kental tetap bersikukuh! Honji menambahkan dengan polos: “Kis, angkringan itu mahal! Soalnya sistem makan di angkringan itu kan bebas ambil lauk sampai kenyang, nah.. kita suka lupa diri nanti kalo makan, apalagi pas laper. Bisa-bisa nanti sadar-sadar udah 10ribu rupiah aja..” DOEENG! Makan sepuasnya dan lupa diri = 10ribu?? Bukannya membeda-bedakan, tapi harga segitu untuk makan sepuasnya sama sekali tidak terdengar mahal di telinga Jakarta saya dan Lex.. kami semua tertawa lepas, dan Honji jelas gagal menghalangi kami untuk makan di Angkringan..

Benarlah, saya makan banyak hanya 7.500 rupiah, dan Lex makan SANGAT banyak hanya 8.500 rupiah… Surga.

Hari pertama belumlah habis. Saya, Lex, Honji dan Nanz harus mengadakan meet-up dengan mengumpulkan calon peserta, JVA, SAGA (Alumni HS Solo) dan beberapa sahabat dari Komunitas yang memiliki minat yang sama. Disana kami membuka sesi Tanya-jawab yang sangat intens dan hangat, sekaligus mengungkapkan apresiasi dan penghargaan kami terhadap komunitas yang ada disana. Lex membawakan tentang “Teritori Berburu”, dan saya membawakan “Arti dibalik Simbol”. Alumni yang hadir saat itu ada Kusa (JVA), Visto (JVA), Abel (JVA), Insane (SAGA), Ukis (SAGA).

Malam pertama pun berlalu dengan manis, Hitman System Mega Seminar 2010 di Yogyakarta akan segera dimulai.

Di hari kedua, Mega Seminar diadakan di Hotel Wisanti, Taman Siswa. Suasana Hotel yang ‘Yogya banget’ ini langsung membuat saya cepat betah. Meskipun para peserta terlihat agak pasif dan seringkali memilih untuk diam, saya dan Lex tidak lantas menyerah.. Justru kami harus mengubah sedikit style kami menjadi lebih enerjik dan meningkatkan power kami, alhasil para peserta tertular pancaran energi kami. Hari kedua ini berlangsung begitu padat dan panas, tak banyak yang bisa diceritakan karena momen Mega Seminar memang terasa begitu sakral dan merasuk sukma. Momen dimana kami selalu melihat para pria yang datang dengan wajah bermasalah dan kurang mengerti potensi diri mereka berubah menjadi pria yang memiliki harapan kuat dan semangat hidup tinggi. The Enlightenment ala Hitman System.

Setelah Mega Seminar berakhir, hujan deras pun datang. Hujan ini seolah-olah ingin mencuci bersih semua masa lalu peserta. Kamipun ngobrol dan tertawa lepas, suara tawa kami bergemuruh menyaingi hujan deras yang ada. Tak hanya peserta yang bertanya, Saya dan Lex juga banyak bertanya pada para pemuda-pemuda tangguh ini tentang budaya, Lifestyle, tempat-tempat hangout Yogyakarta, sehingga kami sempat merasa ter-naturalisasi sebagai warga Yogyakarta! Mutualisme yang konsisten inilah yang membuat saya semakin mencintai Hitman System setiap detiknya. Thanks to Honji, Nanz, Visto, dkk selaku EO, perwakilan dari SAGA; Insane, Veto, Ukis dan Frost, perwakilan GLORY (Surabaya); Leith Keshava, dan nama2 lainnya yang tak tersebutkan.. coba bayangkan acara ini tanpa you guys, it’s sucks.

Pulanglah kami ke hotel tempat kami beristirahat, namun euforia hebat masih melanda kami sehingga saya dan Lex seolah-olah mendapat tenaga pinjaman dari Dewa Glossy yang selama ini kami sembah. Jadi sesi ngobrol & begadang dilanjutkan. Kami bercerita banyak sekali, dan yang paling seru adalah ketika hari menyentuh subuh. Saya, Frost, Insane, Visto, Leith dan Veto sharing + story-telling tentang Hantu! Cerita-cerita seram yang sampai sekarang masih terbayang dan membuat kami semakin paranoid. Memang cerita hantu ditambah dengan skill story-telling yang canggih menghasilkan efek seram yang berbahaya! Don’t try this at home! Setelah itu kami beristirahat dan mulai bermimpi aneh.

Ingatan saya akhirnya mulai stabil.. saya kembali pada realita saya yang sedang berada di dalam taksi menuju persinggahan terakhir dan berpisah di airport. Huff.. Sedih sekali apabila teringat ini adalah hari kepulangan saya dan Lex. Setujukah anda, Hal yang paling menyedihkan adalah kehilangan sesuatu yang baru saja anda cintai.. (mellow mode on.)

Semua yang bertemu kami berdua disana pasti belajar banyak. ‘Sinaune Gangsar..’ Dan dunia mereka semakin diperluas dengan dunia baru dari kami.. ‘Donyane Jembar..’ Tapi guys, hal yang sama terjadi pada saya dan Lex. Dunia kamipun semakin luas. Banyak hal-hal yang hanya bisa kami dapat dari kalian, para seniman, dan kami sangat berterima kasih. Ingat, semua ini terjadi karena kita semua selalu bertanya dan membuka diri pada pengetahuan, HSMS 2010 hanyalah wadah untuk itu semua sambil menyatukan kita semua sebagai keluarga besar yang Glossy. Terima Kasih.

Akhir kata, apabila muncul pertanyaan soal kebudayaan, sosial dan tata romansa di Yogyakarta, saya dan Lex akan sangat percaya diri untuk menjawabnya berkat kalian ?

Seniman Romansa,
Kis Uriel