Senjata Terampuh Wanita Untuk Menaklukkan Pria – Part #1

Sudah lama sekali saya ingin menulis tentang hal ini, namun baru bisa kesampaian karena saya membutuhkan waktu cukup lama untuk menyusun tulisan ini agar pesannya dapat sampai dengan baik. Topik ini sangat penting buat saya pribadi dan terus terang membuat saya sedikit frustrasi, karena sepertinya sedikit sekali wanita yang mengerti hal ini.

Banyak permasalahan dunia romansa yang terjadi di sekitar kita dewasa ini timbul akibat ketidak mampuan wanita untuk mengerti dan menggunakan senjata terampuh mereka. Begitu banyak perceraian, putus cinta, patah hati, penderitaan, dan jutaan air mata tumpah akibat hal ini pula. Karena itu tulisan kali ini juga saya tujukan bagi para wanita.

Di jaman modern ini, peran wanita dan pria sudah begitu banyak berubah apabila dibandingkan dengan jaman kakek-nenek atau ayah-ibu kita dulu. Sekarang ini feminisme sudah begitu mengakar kuat di masyarakat kita membuat para wanita terpaksa menjadi seperti pria. Mereka dituntut untuk bisa mandiri, mengejar karir, pendidikan, kekayaan, dan dapat melakukan semua yang bisa dilakukan pria. Dan ini membuat wanita memasang harga terlalu tinggi dan tidak realistis sehingga mereka kesulitan mendapatkan pria berkualitas.

Tapi yang paling parah dari semua pengaruh feminisme itu, ironisnya, adalah hilangnya sifat feminin para wanita. Hilangnya sifat kewanitaan para wanita. Padahal justru hal ini adalah senjata terampuh Anda untuk menaklukkan pria manapun!

Para wanita, camkan hal ini: sifat feminin wanita adalah kekuatan yang paling besar di dunia ini. Jauh lebih kuat dari sifat maskulin pria yang paling jagoan sekalipun!

Di akhir tahun 1960, seorang pria bernama Arthur Bremer bertekad untuk membunuh Presiden Amerika Serikat pada waktu itu, Richard Nixon. Ia telah merencanakan hal ini selama 3 tahun lamanya. Dan hari itu dia pergi dengan tekad luar biasa dan semangat membara untuk menunaikan tugasnya.

Di tengah-tengah kerumunan orang ramai ia berjalan dan mendekati sang Presiden. Mengambil jarak yang cukup untuk menembakkan pistolnya. Dengan penuh keyakinan dan tanpa keraguan sedikitpun, ia memasukkan tangannya ke saku jas dan memegang erat pistol. Sebentar lagi ia akan membuat sejarah..

Tapi tak disangka seseorang menabrak lengannya.

Dengan penuh kemarahan karena konsentrasinya terpecah akibat gangguan tersebut, ia menoleh dan melihat seorang wanita. Seorang ibu bertubuh kecil mungil yang berkata padanya dengan lemah lembut, “Ohh! Maaf.. saya tidak sengaja.. apakah Anda baik-baik saja?”

Melihat sosok wanita yang begitu halus dan lemah lembut, penuh kasih sayang dan kepedulian, di detik itu juga Arthur Bremer mengurungkan niatnya membunuh sang Presiden. Karena ia tidak ingin sang wanita yang polos tersebut melihat sebuah pemandangan pembunuhan yang mengerikan. Ia tidak ingin wanita tersebut melihatnya melakukan pembunuhan yang sadis.

Ini adalah kisah nyata yang ditulis Arthur Bremer sendiri dalam buku hariannya, yang lalu diterbitkan dengan judul An Assasin’s Diary. Dan ini sudah menjadi kisah klasik untuk menunjukkan betapa kekuatan sifat feminin wanita bisa menaklukan pria yang paling sadis sekalipun.

Untuk menaklukkan pria manapun, wanita harus memiliki hal ini: sifat feminin.

Sifat feminin ini yang sangat jarang sekali saya temukan.

Sifat ceria dan percaya diri namun penuh cinta kasih, penyayang, penyabar, perawat, pengalah, menghargai orang lain, penuh simpati dan empati, halus dan lemah lembut baik dari pembawaan maupun tutur kata. Dan semua ini terlihat dan bisa dirasakan dari cara dia berpakaian, cara berjalan atau duduk, cara berbicara, caranya menyentuh, ah.. semuanya terlihat begitu anggun, gemulai dan cantik!

Sifat feminin yang saya temukan pada ibu saya, pada nenek saya, pada ibu guru SD saya, dan pada setiap wanita yang saya kagumi. Karena itulah maka dikatakan setiap pria akan selalu mencari sosok wanita yang seperti ibunya. Tapi sebenarnya, bukan sosok seperti ibunya yang dicari, melainkan sosok wanita yang memancarkan sifat feminin yang sama.

Masalahnya, di jaman ini, di mana setiap wanita ingin menjadi Carrie Bradshaw dan Paris Hilton serta menjadi seorang wanita super yang tidak membutuhkan pria , mencari wanita yang memiliki sifat feminin di atas itu seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.  Makanya wanita yang memiliki sifat feminin seperti itu sudah pasti menjadi rebutan setiap pria yang mengenalnya. Saya yakin para pria yang membaca tulisan ini pun akan mengangguk setuju..

Wanita yang memiliki sikap egois, kompetitif, kasar, selalu ingin mengatur dan memegang kendali, dan tidak butuh pria, akan menjadi wanita yang maskulin. Dan wanita yang maskulin hanya akan menarik pria-pria yang feminin, yang cengeng, tunduk pada wanita, tidak memiliki pendirian, terlalu sensitif dan emosional. Akibatnya Anda akan merasa cepat bosan dan ilfil. Karena memang pada dasarnya, naluri wanita membutuhkan pria yang maskulin yang dominan. Anda tidak bisa melawan kodrat Anda.

Kalaupun ada pria maskulin yang tertarik pada Anda, maka di dalam hubungan tersebut pasti terjadi perang perebutan kekuasaan. Karena pria maskulin tidak akan pernah tunduk pada wanita dan mengerti bahwa tugas seorang pria adalah menjadi pemimpin, tapi Anda ingin merebut peran tersebut. Karena itu Anda akan selalu berkelahi, bertengkar dengannya dan saling menyakiti. Saya yakin Anda pernah mengalami hal ini..

(lanjutkan ke halaman 2)


152 Responses to Senjata Terampuh Wanita Untuk Menaklukkan Pria – Part #1

  1. Pingback: Senjata Terampuh Wanita Untuk Menaklukkan Pria – Part #2 | Kei Savourie - Think Again

  2. suka banget tulisannya, aku tuh mungkin cewek banget, suka pink, nurut ma ortu, mau jadi ibu rumah tangga aja setelah lulus sekolah, tapi terpaksa kuliah juga, kerja juga, sukses juga, karena apa? yah ortu nyuruh gitu, kuliah lagi, ga merit dulu, dll. padahal impianku sederhana banget. jadi intinya. ga bisa nyalahin perempuannya, ada juga yang karena faktor lingkungan jadi penganut feminisme. makasih ya artikelnya, pas banget, karena aku dah mulai mandiri dan mikir yang malah bertolak belakang dari yang dulu nih, tentang pencapaian2 ekonomi gitu deh. malah aku sempet mikir wah cowo nomor sekian deh, ga masuk prioritas. huff…. jadi ngingetin lagi. makasih ^_^

  3. muantep tenan bang artikelnya…cuman… susaaah bget..jd pengalah,penyabar,n halusin cara ngmong…. duh… palgi clo jlnin hub.jrak jauh… cpe’ bang..dy jrang ngrti.

  4. Pingback: Senjata Terampuh Wanita Untuk Menaklukkan Pria – Part #2 « Kei Savourie – Think Again – Bicara Tentang Cinta, Dinamika Sosial dan Dunia Sekitar Kita

  5. wow kei jujur gw paling salut ama tulisan lo kali ini , gw sangat setuju sekali kei itu sebabnya rasa ngarep gw ke wanita yang feminim menjadi lebih kuat daripada rasa ngarep gw ke wanita-wanita super cantik tapi maskulin .

    bener kata lo kei wanita seperti itu jarang ada di jaman ini . di jaman modernisasi semua menjadi tampak kacau dan terbalik.

    hai PARA WANITA SADARLAH , PRIA SESUNGGUHNYA TIDAK MENCARI TUBUH SEXY ATAU KECANTIKAN ANDA TAPI SIFAT FEMINISME DAN KEDEWASAAN ANDA

  6. Setuju dengan pendapat Kei, artikel yang sangat fenomenal menurut saya. Setelah membaca artikel ini saya berdiskusi dengan teman-teman saya mengenai topik ini. Teman-teman saya baik pria dan wanita. Mereka mempunyai pendapat dan pendirian masing-masing. Teman pria tetap bertahan bahwa wanita harus menunjukan sisi feminismenya begitu juga dengan teman wanita yang harus lebih dahulu menunjukan sisi gentlemannya. Setelah re-battle dengan masing-masing argument, kita sampai pada salah satu quote “Lead the men and the women will follow”. Disini kita semua setuju bahwa lelaki lah pemimpin. Intinya, mereka begitu karena banyak lelaki memimpin dengan cara memperlakukan wanita secara spesial yang berlebihan. Akibatnya mereka jadi “follow” cara bermain “kita”.
    Saya tersadar bahwa salah satu caranya yaitu dengan memulai dari diri kita sebagai Pria. Ber-Transformasi jadi Pria Sejati!
    Menurut saya, itulah alasan mengapa kebanyakan yang membaca sekaligus memberikan comment adalah Pria. Karena wanita “follow us” .
    Thanks kei and Your Big brothers. Yang sudah berjuang dan mengabdi untuk membangun banyak pria-pria di luar sana yang ingin ber-transformasi jadi Pria Sejati…Bravo!!!!!!

  7. Kei.. klo loe bilang article ini ditujuin bwt cew itu keputusan yg tepat sekali, meskipun bgtu seharusnya cow sekalipun bs menangkap pesan lain didlmnya.

    Ketika gw bc nympe akhir, gue sejenak brfikir mencerna kata2 loe.Hampir 2 menit gw br sadar, smpe akhirnya gw ketawa sendiri klo inget bbrp tmn cew gw dikmpus. Ada bbrp dr mrk terjangkit ‘penyakit’ yg ky loe critain diatas. Disisi lain gw tertawa lht ‘kesakitan’ mereka yg mereka sendiri blm sadar, tp disisi lainya jg hati kecil gw ngerasa iba sm mrk.

  8. iya sih kei.
    karena kadang kenyataan tidak sama dengan harapan.
    karena keadaan yang terkadang memaksa wanita untuk menjadi maskulin. istilah kerennya “wonder woman”.

  9. what a great one, kei!

    Gw bisa melihat satu bentuk rasa empati yang sangat besar dalam artikel ini.

    Sayangnya, pasti tidaklah mudah untuk membuat mereka yang telah berpaling dari kodratnya untuk kembali menjadi sebagaimana mereka harus menjalani hidupnya,
    bahkan hanya untuk sekedar membuka pikiran atas apa yang telah Kei tuliskan pun mungkin mereka enggan…

    dan tentunya hal serupa juga terjadi pada kaum PRIA 😀

    “that was so wonderful when We can see everything going in the right way…” 😀

    -sedang belajar menjadi PRIA sejati luar dalam-
    😀

  10. Terima kasih artikelnya. Mengingatkan saya akan sebuah pepatah Perancis yg kalau diterjemahkan scr bebas ke Bhs Indonesia bunyinya begini, “SELERA dan kegemaran, sebaiknya gak usah diperdebatkan”. Artinya, setiap orang bebas menentukan pilihannya sendiri.

    Menurut saya, sebaiknya Anda memperluas pergaulan Anda, menjangkau berbagai bangsa (bukan cuma dgn orang Indonesia yg tinggal di LN) sehingga Anda bisa melihat realita ttg feminisme dan perempuan feminin secara lebih menyeluruh. Di luar “dunia” Anda, seperti yg saya tangkap dari tulisan Anda, ada banyak perempuan dg sifat2 dan kepribadian yg menarik yg tidak dapat dikategorikan secara sempit sebagai sifat maskulin versus feminin. Ada perempuan yg memang karakternya keras karena lingkungan tapi bisa juga menunjukkan sifat-sifat keibuan ketika dituntut untuk bersikap seperti itu. Tetangga saya seorang single mother yg mengurus dan membesarkan anak kakaknya yg tinggal di lain negara — dia seorang perokok, bisa omong kasar dan punya usaha small home industry sendiri utk menghidupi dia dan keponakannya, punya mobil tua yg dia setir sendiri kemana-mana dan saya gak pernah denger dia teriak-teriak sama anaknya atau orang lain (saya sering lihat perempuan indonesia dengan pakaian yg “feminin” yg “remnya blong” dan teriak2 di depan umum, maki2 orang: ya cowonya, supir taksi atau siapa lah. Kalau perempuan tomboy teriak2 di jalan orang pikir dia kenek atau tukang parkir :-), tapi kalau ada perempuan bergaya sekretaris eksekutif melakukan itu pasti kan jadi pusat perhatian) … dan saya lihat secara fisik tetangga saya itu langsing, cantik dan sexy. Mnrt Anda apakah dia itu feminin atau maskulin? Kalau saya, terlepas dari “kulitnya”, saya senang melihat perempuan yg tegar, mandiri, mau menyayangi dan membesarkan seseorang yg bukan anaknya, bisa jadi Ibu dan Bapak buat anaknya — buat saya dia seorang perempuan yg istimewa. Kalau Anda bertanya pada saya, “apakah dia menikah atau punya partner?” maka jawaban saya, “apakah itu yg terpenting buat dia … atau buat Anda? What’s the big deal?” Sifat dan karakter manusia, mnrt saya, sangat relatif, sehingga bisa berubah sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana orang itu berada. Kalau memang tidak mau berubah, pasti banyak masalah, tapi saya kira itu bukan masalah Anda dan saya, bukan? kecuali memang Anda adalah nabi yg diutus Tuhan dengan misi mengubah perempuan di seluruh dunia menjadi “feminin” seperti Ibu Anda.

    Dengan kata lain, ketika Anda memperluas cakrawala pergaulan Anda, membuka diri kepada setiap perbedaan tanpa menghakimi, Anda akan lebih bisa menerima diri sendiri, dan ketika itu terjadi, Anda akan bisa menerima orang lain seperti adanya mereka. Suatu ketika mungkin Anda akan menyadari bahwa “orang lain” adalah cermin Anda: jadi mulailah dengan diri sendiri sebelum merubah orang lain, apalagi bila ingin mengubah orang pada tataran paradigma dan pandangan hidup. Sulit bukan karena Anda *bukan* seorang perempuan? Jadi kenapa Anda mengharuskan perempuan menjadi *feminin* seperti “perempuan” (yang Anda pelajari dari sifat-sifat Ibu Anda yang saya sendiri tidak kenal) padahal Anda sendiri bukan seorang perempuan dan tidak pernah menjadi perempuan? ah, lieur, kata orang Sunda. Karena itu saya menganggap Anda sedang menulis tentang sifat perempuan yang sesuai SELERA Anda, because you adore and worship your mother, bukan himbauan kepada perempuan Indonesia dan seluruh dunia untuk menjadi “feminin”.

    • aq setuju banget ma komentar di atas… sebetlnya semua karakter bagus, asal PADA TEMPATNYA. walaupun cewek identik dengan kelembutan, kadang harus sedikit ‘melenceng’ d sifat tersebut mengingat hidup itu keras, kalu lemot lama2 bs ditindas. cwok juga harus penuh kelembutan walaupun kelembutan identik dengan sifat cwek.

  11. Quote :Wanita yang memiliki sikap egois, kompetitif, kasar, selalu ingin mengatur dan memegang kendali, dan tidak butuh pria, akan menjadi wanita yang maskulin. Dan wanita yang maskulin hanya akan menarik pria-pria yang feminin, yang cengeng, tunduk pada wanita, tidak memiliki pendirian, terlalu sensitif dan emosional

    <- inikah alasannya gw ketemu sama co melow2 terus…

    haeeesss…

    artikel hitman slalu menjawab pertanyaan gw..
    yg tak bisa dijawab oleh siapapun. like it.
    seb deh , lanjudkan ! 🙂

    Romi3D : jia you bro !!! heheheh

  12. Nais artikel&Thought bro.. 😉

    Para wanita diuar sana sering X kebingungan dan disibukkan utk mencari2 cara dan jawaban utk memikat kaum Pria..
    Padahal semua pertanyaan mereka itu jawabannya ada d dalam diri mereka sendiri.. yg secara naluri sejatinya akan keluar klo saja mereka mau mengakui keberadaan jawaban tersebut berada..
    Mereka cenderung menelan informasi2 yg salah yg menjanjikan hal2 seperti kebahagiaan yg mereka cari-cari itu.. padahal terkadang semua itu.. semu adanya..

    Tenkyu bro..

  13. Ya bro kei….

    jadi keinget sama mantan gua duluuuu,ketika gua memasuki masa2 akhir kesuraman idup gua ahahaha,putus dari dia bagai lepas keluar dari terowongan gelap 😀 hohooho..

    dulu gua itu pada saat pacaran sama dia,gua terkesan lemah,krn mantan gua yg super kuat,dalam artian itu cewek bisa semua..superior,lincah,dan tangan kanan bos pokoke karir ok! hohhoho…kemana2 dia selalu ada disisi bos,intreview,ngurus cabang di daerah(sendirian keluar kota),koordinasi gudang,kadang pemimpin rapat,dll..ya sebagai pria loosy yg selalu “mengalah krn emang gua sudah KALAH” jadi ya kemana2 selalu terbawa2 sama dia hahaha..gua jadi kaya pengemis dan pengangguran nungguin duit datang,pokoknya menantikan banget tlp dari doi wkwkwkwkwk…dan elu bayangin ,itu terjadi berhari2 dan berbulan2 hahahaha..(dulu gua ngga ngerti bahwa perasaan sayang dan ikatan emosional tidak perlu bukti nyata dan kasat mata yg banyak dan muluk2 seperti di fb..cukup ikat saja dng ikatan hubungan batin yg menyentuh emosional cewe,maka cewe akan mabok seperti yg dijabarkan ditulisan2 LEX..)

    SETELAH GUA BACA nih entry?..

    emang ada benarnya bro,ternyata dia tidak “FEMINIM” seperti itu, (ampir sama ditulisan wanita vs pria)..dia maskuliinnn dan merawat diri.Semua fasilitas bisa ia nikmati,dan terkesan mandiri,tanpa perlu bantuan orang laen.
    BAHKAN dia pernah berkata :
    “kalo emang gua kaga usah kawin,ya udah…masih ada keluarga yg gua sayang kok”

    atau

    “misal hubungan kaga berhasil dan karena gua?ya udah,gua ngga akan minta maaf,yg sudah selesai ya selesai”sambil ketawa2..

    DIA KIRA : sifat feminim itu cuma pake rok,ngurusin make up,dan berbagai sifat girly laennya..
    DIA KIRA : sifat feminimisme itu bersifat sopan santun dan bersifat layaknya wanita berbuah dada yg pake bra..

    ternyata sifat feminim tuh lebih dalam dari itu…

    ALHASIL?sampe sekarang dia masih saja berkutat pada teman2 yg sama..
    ALHASIL?dia pun masih KESULITAN mencari pria tulus+gloosy…
    ALHASIL?dia –setelah ampir 3 taun bubar sama gua–MASIH JOMBLo ..sementara gua yg udah transformasi?udah bbrp kali ganti bertualang bersama wanita2 laen dimana sekarang sedang menuju ke dalam hubungan serius dng seorang wanita yg lebih lembut dan happy…

    dan jujur kemarinpun gua pengen balik ke dia krn emang gua pikir,dia udah berubah,..bueehhh ternyata sama saja..malah dia lebih perkasa dari kemarin hahaha…sok2 jual mahal,dll..ya udah,gua lari dah hahaha…

    Sooooo soal feminisme dan maskulinitas pada dirinya emang dilatar belakangi oleh masa lalunya yg kelam bro..dimana keluarganya susah,dia adalah anak paling besar,makanya dia ingin menjadi penolong keluarga dng kerja keras dan itu terpuji sekali..berhari2 dia kerja keras+kuliah?bayar ongkos deweee,dobel job dehh,freelance,dll membuat dia menjadi super kuat,bahkan menyamai level skill gua..dan setelah gua renungin pada masa sekarang?itu BIG NO bagi gua..

    TETAPI?yang jadi “korban” adalah dia seorang ,adik2nya?kaga terlalu keras seperti dia..

    Lingkungan selalu mengacungkan jempol 10 pada dia,lingkungan selalu menilai dia keras+SALUT pada dirinya,bahkan bos rela memberikan gaji lumayan buat dia..dan itu membuat dia menjadi YAKIN,bahwa jalan idupnya adalah BENAR,dan sifat maskulinitas yg dia jalani adalah TAKDIR..dan bila diungkit2 dan disadarkan?dia akan memakai benteng tameng berduri yg keras dan keegoisannya yg super kuat untuk menangkis semua paradigma yg terkesan “LEMAH”+berlagak dewasa..

    Sekali lagi bro, MUNGKIN dalam kasus gua?..

    wanita ini tak lepas dari lingkungan (DASAR PONDASI),media elektronik+majalah (TIANG PENYANGGA),dan keterlibatan banyak fasilitas yg mencukupi dirinya (ATAP) yg membuat dia jadi wanita adidaya layaknya gedung pentagon yg kuat dan kokoh.Dan pondasi dan tiang penyangga adalah yg paling fatal.

    Sekali lagi bro,doakan saya supaya saya sukses dalam transformasi dan pengembangan kepribadian saya yg sudah memasuki ampir 1 tahun,dimana buah2 transformasi gua akan nikmati kelak..

    GBU

    Romi

    • tapi maaf2 aja, mungkin kamu sendiri yg terlalu lemah jadi cwok.. masa bs kalah m cwe kaya dy. atau munngkin kamu yg g bs memenangkan hatinya… hidup tu memang harus diisi dengan prestasi. wajar dy mengejar ambsisinya. dy cwek yg gampang jatuh, mental kuat, ga kaya kamu yang kesirem air dikit melempem kaya krupuk.

  14. kalau menurut saya ,,, seorg wanita yg “feminim’ spt yg dimaksud dlm tulisan Anda,,,mmg idaman setiap pria,tapi mengapa wanita skrg byk yg menjadi ‘maskulin’,sebaiknya qta harus tahu apa latar belakang wanita menjadi seperti itu, selain tuntutan jaman,kondisi sosial dan lingkungan baik dlm keluarga maupun masyarakat di mana kita hidup, sangatlah menentukan. Tapi satu hal yg menarik buat saya adalah, lebih baik menjadi wanita maskulin, drpd menjadi wanita yg feminim, tinggal di rumah, urus anak2, jadi penurut dan dengar2an sama suami, dll, dan kenyataannya, suami main serong di belakang, krn wanita jadi kelihatan tdk menarik lagi selain mengurus RT aja seharian. Sdgkan kaum pria di luar sana sehari2nya bertemu dgn wanita karir yg menarik dan cerdas,,so, kaum wanita, tidak ada salahnya qta menjadi ‘maskulin’ dibandingkan ‘feminim’ dan di bohongin ,,, ha ha ha ,,, mungkin ekstrim yah kata2 saya, itulah pengalaman,,, so kaum pria, kalian yg menjadikan wanita ‘feminim’ menjadi wanita ‘maskulin’ ,,, ironis yah ,,, mana yg mo dijalani,,,tergantung wanitanya ,,, ‘maskulin’ tapi ‘feminim’,,,the best mungkin yah ,,, he he ,,

    • Tidak ada yang salah dengan menjadi wanita feminim, emm kalau seperti contoh kasus anda tadi saya menanggapinya relatif.
      Mengapa ?? Karena tidak semua pria seperti itu kan ?? Apa yang bisa menjamin sehingga anda dapat menjadikan MASKULIN sebagai patokan atau prinsip hidup bahwa “Jika anda feminim dan mengurusi anak anak dirumah maka suami anda main serong ??”
      Dan anda bilang jika anda melakukan hal yang demekian artinya anda kurang menarik ?? Wowww saya rasa wanita zaman dulu jarang sekali yang menjadi wanita karier dan hanya mengurusi suami dan anak anaknya namun jumlah perceraian di zaman itu relatif jauh lebih kecil ketimbang zaman sekarang. Namun kembali ke pribadi anda lagi 🙂

  15. wah bagus artikelnya…
    .

    seperti kata om gw ….hidup adalah pilihan .

    om gw bilang pilih cewenya yang baik hatinya
    kalo hati baik …..
    mudah2han pilihan kita benar bro…

  16. Iya, gua pikir juga begitu, zaman sekarang semuanya serba instant, susah cari wanita atau cewek yang bener-bener feminim, dalam artian yang sesungguhnya yang ada tuh cewek yang sudah terikut dengan modernisasi ditambah lagi dengan emansipasi. Mau nyari cewek yang bener2 feminin sebenarnya ada, tapi butuh usaha ekstra yaitu di kampung2 atau desa2…cewek atau wanita yang belum terjamah dengan modernisasi…, heran gua cewek sekarang apa sih yang diharapkan…rasanya mereka mau menghindari sifat-sifat alaminya menjadi seorang cewek, dan beralih menjadi cewek yang bergeser polanya sekarang…apakah sudah muncul makhluk baru selain cewek atau cowok…
    Kei, bro terus update artikel2 seperti ini untuk menyadarkan cewek-cewek di luaran ini sekarang…wake up girls…

  17. satu lagi kei,

    Jika melihat seorang wanita yang anggun, tutur kata yang sopan, menyentuh, penuh kasih sayang, siap bekerja jadi IBU ….. gua rela ngarep kei 😀

    Coba pikir, wanita cantik, duit banyak, rambut di cat, hot pants, sebatang rokok ditangan, bicara teriak sampe A**ing2, sok gaya, glamour, ngabisin duit, nunjuk2 cowo, behel2 gigi, high heels, tato2, cari perhatian bisnis2, kerja sampe malem kejar dunia…. gua yakin ibu kalian kartini SEDIH!

  18. Can`t Agree More!

    It`s Great Kei, Pria memang memimpikan wanita yang memang layaknya seorang wanita, bukan wanita seperti Margaret Teacher yang ingin mengejar karier, numpuk duit, sok bisa melakukan apa yang pria biasa lakukan dan berkata “gua juga bisa melakukan apa yang pria bisa, lhoo”

    Jika emansipasi yang didegungkan Ibu Kalian Kartini, dengan “habis gelap terbitlah terang” saya sangat setuju. Tapi bukan dengan peng-aplikasi-an seperti yang sekarang kita lihat, hilangnya sifat feminim dari wanita, kesamaan derajat yang “kebablasan”. Saya pikir jika seperti keadaan wanita jaman sekarang yang banyak tuntutan, Ibu Kartini saya kira Iseng Deh.

    Ps: Ada pekerjaan lebih mulia dari seorang wanita, bukan jadi direktur, pebisnis, karier mampus-mampusan….tapi jadi IBU dari anak2 nya dan istri dari suaminya.

  19. saya pikir dewasa ini keadaan bisa membuat seorang wanita manjadi lebih maskulin, misalnya kalau dia dibiasakan mlakukan apapun sendiri demi untuk bertahan menjalani kesehariannya jadi yang dimaksud Sodara kei disini feminim dalam hal apa selain penampilan dan kpribadian yg dimaksud? 🙂

  20. Kei, akhirnya topik ini diangkat juga. Gw setuju banget dengan ide kembali ke Feminisme yg sejati yg sesuai dengan kodrat. Bukan feminisme absurd yg direcoki dengan isu-isu modernisasi. Semoga dunia ini masih bisa diselamatkan… Thanks, bro

  21. Hii Kei!
    Gw sbg wanita yg udah membaca notes ini mengatakan ada setuju dan tidak setuju nya. Setujunya adlh spt yg td udh kmu sebutin diatas. Dan TIDAK nya adalah nggak semua wanita tomboy punya sifat2 yg keras, egois, apalagi menjadi ‘pemicu’ keretakan suatu hubungan. Pada kenyataannya, seorang pria Yang telah mendapatkan wanita feminim msh bisa retak juga hubungannya. Dan adapula diluar sana para pria yg MENYUKAI tipe wanita tomboy kok. Soal langgeng-retaknya suatu hubungan, feminim-tomboynya si wanita, kalo menurut gw itu adalah tergantung dari kepribadian dan pribadi masing2 individu itu sendiri bagaimana menyikapi permasalahan dan perbedaan yg dialami. Tidak bs di ‘pukul rata’.
    So, c’mon guys, kalian para pria terkadang yg
    terlalu ego.

    • Anda tidak sepenuhnya mengerti apa isi artikel di atas.
      Artikel ini tentang bagaimana wanita kembali ke kodratnya, yang lemah lembut dan sebagainya.
      Saya rasa tidak perlu melihat wanita tomboy, wanita yang tampilannya girly pun sudah banyak yang kehilangan sifat feminimnya.

      Coba anda lihat realita sekarang ?? benar seperti yang di katakan di artikel ini wanita sekarang berlomba lomba menjadi Super Woman dan karena mereka tidak mengerti konsep Super Women akhirnya jadilah Super tanpa Woman. Tapi kembali lagi ke diri anda pribadi 🙂

  22. hey guys this is sweet

    but i think the tittle should be

    Harapan pria terhadap wanita jaman sekarang! ( sounds more honest )

    gimana dengan laki laki jaman sekarang?

    anyway this so ME –> Sifat ceria dan percaya diri namun penuh cinta kasih, penyayang, penyabar, perawat, pengalah, menghargai orang lain, penuh simpati dan empati, halus dan lemah lembut baik dari pembawaan maupun tutur kata. Dan semua ini terlihat dan bisa dirasakan dari cara dia berpakaian, cara berjalan atau duduk, cara berbicara, caranya menyentuh, ah.. semuanya terlihat begitu anggun, gemulai dan cantik! Hahahahahaahahahahah

    Man is Just a Man

  23. artikel yang tidak pernah kuduga sebelumnya… jarang banget aku bisa kepikiran soal femininnya diriku… banyak yang bilang aku kayak cowo, n aku pun mengakuinya…
    so artikel ini, akan membuka mataku lebar-lebar bagaimana aku harus menunjukkan siapa diriku…

  24. mantap isinya ini terjadi di keluarga gw, jujur kk gw yg wanita karir yg umurnya skrng 30 lebih sisi feminimnya gk begitu dominan lagi, imbasnya sisi maskulinnya timbul kaya sering marahin gw asli kaya bro kaya cowok klo lg marah, gile malahan sering perang adu mulut ama gw klo ada masalah di rumah.. (sory nee ku share aja di keuarga gw)

  25. Tulisan mantap bro..
    Salah satu yg terbaek yg pernah ane baca..
    Semoga para wanita yg baca bisa menjadi lebih wanita luar dalem ^_^

  26. Thank you for writing such a beautiful piece, Kei. Well written and i totally agree. Continue to spread the words and we are delighted to share with our female friends and relatives.

    Would be very lovely if the writing could be wrapped in a LOVE LETTER format from MEN to ALL WOMEN OUT THERE. Maybe it could be legalized and signed by everyman who dearly believes in it. Then spread it like a virus.

    The readers may approve it or totally reject it. It’s their choice, however it will forever disturb their true heart.

    I start to realise MEN and WOMEN do not communicate enough and give each other sufficient time to listen to each other’s desires or dreams … No time for proper digestion and cross checking. In the end BOTH allow room for major misinterpretations and false assumptions (Yes, women tend to make too much assumptions). This when the WAR Room is somehow being activated and some will eventually get hurt.

    One thing to remember: The world are not loosing feminine and virtuous women. Some women have managed to break free from or are in the process of breaking the vicious cycle of being trapped in FUN & FEARLESS WOMAN template. Men here should come to rescue and be a source of strength.

    As my personal reference, there is a nice description of feminine virtuous woman that has endlessly driven me to pursue my fate – Proverbs 31:10-31.

    I am sure, there are many others reference which could very well represent A TRUE FEMININE & VIRTUOUS WOMAN. I came across this words by Muhammad SAW: “A virtuous wife is a man’s best treasure”

    Noviera

  27. itu sebabnya pa BJ Habibie begitu kehilangan istrinya, his wife was so feminim in every way. feminim adalah suatu gaya hidup pembelaan kaum wanita terhadap dominasi pria, namun sayang hal itu menjadi bumerang bagi mereka. nice article kei. hope this clap so many girls out there.

  28. Another great article from Kei Savourie. This is one of the best articles that I’ve read about men-women relationship. Kei’s article explains the dreadful statistical relation between a country’s level of “sophistication” (you could say..income per capita) and the divorce rate ( it’s a quantifiable measure of relationship success in general I guess). We could say that the greater a country’s income per capita is, the higher the level of women economic independence and empowerment.

    Nothing is wrong with that, but the unfortunate impact is the less likely that men could lead in the family or relationship in general. It’s a sad fact if you believe that an ideal relationship between a man and a woman is one of measures of happiness (and I strongly believe it is).

    Indonesia currently is doing better and better in terms of economic performance as a country. I am afraid that we will see a sharp increase in Indonesia’ divorce rate. More and more people will be unhappy with his/her relationship because of this changing role of men and women….

    Woman needs a man….and man needs a WOMAN….

  29. Orang pasti memandang sebelah mata pada bencong. Seharusnya orang memandang demikian juga pada penganut feminisme karena telah menyalahi kodratnya. Sama seperti bencong yang menyalahi kodratnya hahahaha…

  30. wanita tetapi tidak menunjukkan kewanitaannya “feminim” cenderung selalu menyetir dan terlalu sombong untuk di beri masukkan atau di pimpin… mereka telah kehilangan arah selaku sebagai wanita yang dapat membuat kita hangat dalam kasihnya…

    kualitasnya kita sebagai pria yang menarik dan glossy tentu-nya sangat disayangkan jika kita terlalu membuang-buangkan kharisma kita kpd mereka, wanita yang tidak feminim/maskulin hanya membawa suasana menjadi tidak menarik… apa lagi kita pria suka sesuatu yang menantang, menantang dalam arti ini bukan yang membuat kita menjadi pria yang mengejar2 mereka, tetapi menantang dalam arti, siapakah gadis itu ? kata siapakah sangat luas (sifatnya, keramahnnya, rendah hati, dermawan, sosial, lembut, tegas, prinsip,peduli,memasyarakat,intelektual, apalagi memiliki tipe A) tetapi semua itu mungkin tidak ada…. tapi kita yang menbuat mereka ada….

    regard

    tyhasmoro

    untuk crew hitmansystem, terimakasih banyak sobat
    loe sudah merubah putaran hidup gue yang ada di dalam goa….

    sejak 4 tahun terakhir gue putusan…., itu membuat gue dilemma… dan stelah 4 bulan gue terapkan artikel yang sobat berikan….

    tanpa kata… hanya meraba, bahwa gue telah B.E.R.U.B.A.H atas S.E.G.A.L.A.N.Y.A
    dan gue sudah mendapatkan wanita yang bener2 wanita alias feminim,

  31. Great undeviating articles… So will Kei n HS’s kogals found d character builder group 4 woman?? Since bnyk jg sbnrny cewe2 ‘malang’ d luar sana… Entah itu krn kehilangan feminitas, confidency issue, ato yg laen…

    Oia, wanita2 karir sbnrny merasakan kepiluan trsndiri yg gak bs dideskripsikannya lho… Saat2 dy sndiri d kamar, hehe…

  32. wuawww… mantebh niyh kei… paris hiltonnya di angkat lagi topiknya…hahahha
    setelah mencoba menganalisa dari dinamika sosial yg ada gw setuju bgt sama artikel ini…

    ya dari artikel di atas sebagai laki2 bisa dikatakan kebutuhan kita akan wanita itu simple…feminim dan cantik (off course…hahahahaha)…dan karena banyak hal yg terjadi dan didukung oleh efek domino akan emansipasi kebablasan akhirnya terbentuklah ‘dempul-dempul’ wanita metropolis yg gak cuma di kota-kota besar yg ada fenomena seperti ini…di daerah kota kecil seperti di kota saya pun sekarang menghadapi fenomena yg sama, yg temponya bersamaan dengan kehancuran akan maskulinitas pria… thanks to the m***a… X-P

    mudah2an bagi wanita yg membaca artikel ini menjadi semakin mengerti akan kodratnya yg sudah dikatakan oleh R.A KArtini (aku lupa kata2nya X-P.. dan hanya bisa memberikan intinya)…dan tidak menciptakan topeng2 baru akan memperparah keadaan dirinya…^^

    -correct me if i’m wrong-

  33. Seperti biasa, Brother Kei Savourie selal menemukan “Pinpoint” dari suatu masalah dengan akurat, sangat akurat. I bow to this entry.

    Pengen nambahin, setelah ribuan kali bermimpi mendapatkan wanita feminin, ratusan kali memulai hubungan dengan wanita, dan puluhan kali hancur karenanya.. akhirnya gw mendapatkan sosok wanita yg atribut femininnya luar biasa kental; penyayang, pengasih, perawat, pengalah, supporter handal, penurut, sufficient vulnerability, seperti yg Kei tuturkan diatas dan banyak orang mengakui sekaligus mencintainya atas feminitasnya yg positif. Teman-teman gw (cowok) selalu “meleleh” apabila berada disampingnya. Gw bersyukur atas Yin & Yang harmonis ini.

    Semua ini Ia peroleh dari Orangtuanya, yg notabene memiliki peran ayah-ibu yg sangat konsisten dan persisten akan kodrat. Gw selalu bersyukur dan menyesal sering menyakitinya.

    Namun ironisnya, teman-temannya berkata lain!. Hampir semuanya mengatakan Ia bodoh dan seringkali meracuninya dengan paradigma ‘fun, fearless female’, Jarang sekali ada yg meneladani feminitasnya. Itu semua membuatnya bimbang, bahkan Ia sempat merasa bahwa yg Ia lakukan selama ini salah. Teman2nya juga seringkali menjelek-jelekkam sifat maskulin gw dan menawarkan cowok2 feminin agar Ia berubah menjadi seorang dominatrix.

    Yah ini adalah sebuah contoh kasus penguat entry Kei Savorie.. I bear no grudge to those girls.. I just wanna save them from this miscode. Thanks for ur concern 🙂

  34. sayang jaman sekarang (most of them) laki-laki mulai kehilangan maskulin nya lebih banyak yang sensitif dan mellow, .. entah apakah itu representasi dari ‘teriakan’ perempuan atas ketidakmengertian laki-laki memahami mereka ataukah keinginan laki-laki agar mereka juga bisa seperti wanita (perasa, sensitif, penuh cinta, lembut dll)..
    anyway, very good article 🙂

  35. Ya, maskulin dan feminin saling tarik menarik.Pria maskulin tentu saja tidak tertarik dgn wanita yg dominan, suka mengatur, kasar yg mrpkn ciri maskulin.

    Bahkan dalam hubungan sesama jenis pun (lesbi & gay) ada pihak yg berkarakter maskulin, dan yg lainnya feminin.

    Sebagai info, dari 50 wanita paling berpengaruh di dunia, 37 di antaranya tidak menikah atau sudah bercerai. Sedangkan 17 sisanya memiliki pasangan yang tunduk di bawah ketiak mereka.

    Sadarlah kalian kaum wanita..

  36. One of the best articles about relationship that I’ve ever read…It explains why the divorce rate has a very strong correlation with a country “sophistication” and income per capita..the women take the role of men..remember that woman needs a man…and man needs a WOMAN…

  37. yup,
    sgt amat setuju…
    susah bgt nyari cwe yg bener2 feminin…
    sering bgt ketemu cwe yg “kliatanny” feminin, tp stlh kenal sifatny…-enggak bgt deh…- hahaha…

  38. setuju boss… jaman sekarang susah cari wanita kek gitu. Wanita yang menghabiskan hari-harinya dengan keluarga, tidak ragu bercengkrama dengan tetangga, wanita yang mendengarkan dan memberikan tanggapan positif pada siapapun yang bercerita kepadanya…

    tulisan bro diatas bikin gw sadar, cewek yang gw cari ternyata bukan yang gw fikirin yang gak jelas apa yang gw cari… tapi… tulisan di atas dah ngerangkum hampir semua apa yang gw cari.

    gw pernah baca tulisan kalo gak salah kek gini, “gadis jaman sekarang mengaku mencintai ibunya, dan mengidolakannya. Tetapi waktu ditanya cita-cita yang ada jawaban mereka adalah wanita karir, padahal ibunya hanya ibu rumah tangga biasa yang mengerti hakikat wanita – buat wanita karir no offsense ya… “

    • Memang setuju tapi jangan salah kemana sekarang lari sosok laki@ yang bertanggung jawab jentle perpikir sebagai pengayom keluarga pelindung wanita semuanya bullshit aza sosok laki@ sekarang lebih pada ego yg tinggi dimana minta di hargai di anut perintahnya di turuti kemauannya mau di pandang dan di jadikan pemimpin rumah tangga menjadi pengambil keputusan TAPI sejujurnya masih jua mengantungkan banyak hal pada wanita aatau ISTRI banyak sekarang kaum cowok/laki@ yan demen punya cewek yang katanya cinta sayang tapi ceweknya di poroti .Nach kalau cewek atau wanita tidak membuat pagar sendiri untuk dirinya sendiri bagaimana bisa survive zaman sekarang cari cowok/laki@ yg seperti org tua kita atau kakek kita LEBIH SULIT dari mencari uang atau karier karena cowok sekarang lebih manja ,lebih egois ,lebih nggak perhatian maunya di katakan THE HERO yang ada THE LOSER.yang terbaik pasangan yg di berikan oleh Allah itu pasti yg terbaik.banyak jua perempuan yang feminin tutur bahasanya lembut sopan santun ke ibuan tapi tega berselingkuh dan bahkan tega menghajar anaknya sendiri, so????????

Leave a Reply