Mitos Perbedaan Pria & Wanita

mitos perbedaan pria dan wanita

Dari dulu saya selalu jengah memandang buku-buku yang menyinggung Pria dari Mars dan Wanita dari Venus. Alasannya adalah, menurut saya, John Gray dan segenap penulis sejenisnya terlalu membesar-besarkan perbedaan dua kutub antar pria dan wanita yang sebenarnya tidak sebegitu parahnya, melainkan kita sendiri yang membangunnya setiap hari semenjak dari kecil. Menurut saya, pria dan wanita tidak seberbeda itu!

Perbedaan planet pria dan wanita adalah sebuah narasi retorik yang enak didengung-dengungkan sehingga keadaan terasa lebih sulit untuk diperbaiki daripada seharusnya. Terkesan saintifik, tapi pada kenyataannya tidak begitu. Saat ini kita tinggal di dunia yang begitu kental dengan penemuan sains ini dan itu yang mengakibatkan sains begitu cemar dan abu-abu. Hampir setiap hari kita mendengar stereotip pria-wanita yang dipresentasikan sebagai seolah-olah fakta padahal sebenarnya adalah opini media massa yang diterima begitu saja tanpa filter cerna yang baik.

Erina L. MacGeorge dari Universitas Purdue menerbitkan tulisannya yang berjudul The Myth of Gender Cultures: Similarities Outweigh Differences in Men’s and Women’s Provision of and Responses to Supportive Communication dalam jurnal Sex Roles yang menjernihkan suasana keruh tersebut. Setelah melakukan riset pada 417 wanita dan 321 pria, ia tidak menemukan bukti kuat kedua gender itu memiliki budaya komunikasi yang berbeda.

In fact, the author finds, the sexes are very much alike in the way they communicate. Both men and women view the provision of support as a central element of close personal relationships; both value the supportive communication skills of their friends, lovers, and family members; both make similar judgments about what counts as sensitive, helpful support; and both respond quite similarly to various support efforts.

Semenjak kecil kita terbiasa diajarkan perbedaan pria dan wanita dari segi minat, keahlian, atau gaya komunikasi. Pria dengan otomatis percaya bahwa dirinya kurang sensitif, cepat bosan, dan minim empati, sementara wanita otomatis percaya bahwa dirinya kurang cocok untuk kegiatan yang kompetitif, kepemimpinan, atau profesi yang matematis dan teknis. Sejumlah riset ternyata telah membuktikan bahwa mereka berdua sama-sama memiliki kelemahan dan kelebihan seperti itu.

Researchers examined the standardized test scores of over 7 million students in grades 2 through 11, and found no difference in performance between girls and boys. They also checked to see if a gender gap appeared in high school, as had been shown in a study 20 years ago. But researchers found no difference in scores among todayโ€™s students, which they attributed to an increased number of girls taking advanced math classes.”

Jadi mitos perbedaan komunikasi pria dan wanita sepertinya lebih bersifat dogma dan hipotesis yang ditularkan dari generasi ke generasi tanpa ada yang berani menyuarakan yang sebaliknya. Tidak peduli apakah Anda pernah membaca buku Pria Mars & Wanita Venus atau tidak, Anda pasti percaya akan pembedaan-pembedaan seperti itu, dan kepercayaan itu membuat Anda menemui kesulitan yang seharusnya tidak Anda alami.

Lalu siapakah yang paling bersalah dalam hal ini?

Menurut Lise Elliot, penulis Pink Brain Blue Brain: How Small Differences Grow Into Troublesome Gaps, jawabannya adalah para orangtua. Mereka menciptakan begitu banyak batasan identitas yang pada akhirnya membuat anak-anak mereka mengalami ‘kecacatan’ saat menjalani kehidupan sebagai orang dewasa nantinya.

Our children become a self-fulfilling prophecy โ€” they turn into the kids we, by and large, imagine them to be. Parents donโ€™t usually do this consciously, of course. It is the stereotyped roles hammered into us at an early age, reinforced by consumerism and toy makers and commercials, and our own mothers and fathers. Boys are athletic and competitive, while girls are less so, and more social and emotional. These are stereotypes we imprint on our children; but they are not naturally this way.

Anda telah termanipulasi oleh orangtua dan lingkungan Anda. Saatnya untuk memanipulasi balik dan mengembalikan citra diri Anda menjadi sosok yang lebih bebas dan lepas dari batasan-batasan tersebut.

Salam revolusi cinta,

      Lex dePraxis

Solusi Romansa #1 di Indonesia

lex depraxis sebar hitman system


0 Responses to Mitos Perbedaan Pria & Wanita

  1. Kita semua kan tau kalo wanita itu mengambil keputusan berdasarkan emosi.Sebagai pria gimana caranya membuat wanita menggunakan LOGIKA disaat mengambil keputusan yang penting? Terkadang saya stress juga menghadapi wanita yg memakai EMOSI terus menerus seperti ibuku.Intinya wanita harus menyeimbangkan antara emosi dan logika.Mohon petunjuknya master Lex.Trims..

  2. Pingback: Segalanya tentang Pengembangan Diri « Wavega's Blog

  3. Pingback: Segalanya tentang Pengembangan Diri « Wavega's Blog

  4. Membedakan pria dan wanita
    Enakan melalui rumah tangga.
    Menurutku, nih:

    Pria itu bagai tubuh rumah tangga.
    Wanita itu bagai ruh rumah tangga.
    Anak itu bagai jiwa rumah tangga.

    Tubuh itu lemah, makanya penuntut.
    Ruh itu kuat, makanya penurut.
    Jiwa itu suka-sukanya.

    Tubuh itu motor.
    Ruh itu bensin.
    Jiwa itu tujuan.

    Tubuh itu mencari kehidupan.
    Ruh itu memberi kehidupan.
    Jiwa itu kesempurnaan.

    Dst.

    Suami itu kepala.
    Isteri itu mahkota.

    Salam Damai Lex!

    Lex’s reply: Lagi-lagi, persepsi yang indah. Salam damai juga.

  5. Mungkinkah karena dogma dan hipotesis yang membesarkan tentang pebedaan antara pria dan wanita itu menyebabkan terjadinya kaum -maaf- banci as deviant behaviour?

    Lex’s reply: Mungkin saja. Dalem nih yeee.. :p

  6. Pingback: Cara Menurunkan Tembok Wanita Selektif « Lex dePraxis – Unlocked! – Menyingkap Misteri Manusia, Cinta, dan Romansa

  7. saya punya kasus lex… begini… mantan pacar (baru aja selesai) saya selalu mengidentifikasi dirinya untuk kuat, berimbang engan laki-laki, namun dirinay tetap mengtakan dirinya adalah wanita. dia tak setuju di identifikasi oleh orang lain sebagai tomboy. ia jarang sekali menangis, ia tak suka mengeluh. kalau tak bis akatanya ya sudah tak bisa, tak perlu ada aalasan lain. ia mengatakan dirnya tak perlu di proteksi jika ia tak meminta.. menurutmu bagaimana sikap ini? apakah ia telah mendekati analisisme tentang gender yang setara?

    Lex’s Reply: Bisa saja demikian. Namun saya lebih cenderung ‘menerawang’ pemicu sikap tersebut, yang biasanya terkait dengan luka trauma atau pengalaman emosional lainnya.

  8. lex, kok agak beda dgn yg di konsep hitman system?? di HS lex bilang laki2 harus menjadi pemimpin untuk wanita.. nah, kalo memang ternyata pria n wanita, wanita jg bisa (gak masalah) menjadi pemimpin untuk pria dong.. Butuh penjelasan bro.

    Lex’s Reply: Memang beda, karena area pembahasannya beda, sobat.

  9. kita semua korban indoktrinasi orang tua, tapi mereka juga ngga tau kalo itu sebuah kesalahan, mereka hanya “mencoba membantu menghadapi dunia bro”

    Lex’s Reply: Tentunya. Dan saya juga tidak memarahi mereka. Hanya menyatakan ‘letak kesalahan’. ๐Ÿ™‚

  10. menurut saya, wanita dan pria tetaplah berbeda, mempunyai keunggulan dan kelemahan masing2, tp pada intinya pria tak dapat hidup tanpa wanita begitu pula sebaliknya, hehehe, just my opinion ๐Ÿ™‚

    Lex’s Reply: Memang… ‘kan saya hanya mengetengahkan adanya perbedaan yang dibesar-besarkan.

  11. Gak setiap perbedaan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat…kaum yang minder dan risih dengan anggapan masyarakat umum….disarankan stay at your lane…jumping to another lane would be count as suicidal and a very stresssful activities…

    Lex’s Reply: Daleeem, daleeem.. entah mengapa seperti melihat ada titik air mata di ujung sana. ๐Ÿ™‚

  12. “Benar banget…pada dasarnya manusia adalah sama…hanya banyak faktor yang mengelompokkan mereka dalam berbagai jenis sehingga timbul perbedaan itu….Tapi sisi positifnya justru perbedaan itu yang menjadikan hidup itu indah^^
    Apa jadinya bila perbedaan itu tidak ada?? Mungkin keadaan yang sangat menjenuhkan…
    But, I Like Ur Mind Lex…Nice To Know U !!!”

    Lex’s Reply: Nice to know you too, friend.

Leave a Reply