Bukti-Bukti Yang Menyulitkan

bukti menyulitkan hidup

Jika Anda seperti orang pada umumnya, Anda pasti sering mengalami dugaan positif dan negatif, kecemasan, atau kecurigaan yang selang beberapa waktu kemudian ternyata terbukti benar. Kadang berupa firasat, kadang berupa kabar burung, kadang juga berupa hasil analisa pribadi. Saya punya kejutan: kebiasaan tersebut yang bertanggung jawab membuat hidup Anda terasa berat, rumit, atau menyakitkan.

Pelajaran hari ini saya kutip langsung dari silabus FAST HYPNOSIS, bab Prinsip Operasi Pikiran Manusia, tepatnya prinsip kedua yang berbunyi, “Pikiran akan mewujudkan apa yang diekspektasikan.” Ah, saya bisa mendengar celoteh banyak pembaca yang langsung menggumamkan The Secret dan Law of Attraction-nya.

Tidak, sobat, ini sama sekali berbeda. Apalagi saya adalah musuh terbesar dari para penganut The Secret LOA yang penuh penipuan busuk itu.. belasan poin-poinnya saya bongkar secara spesifik hanya dalam pelatihan saja. 😀

Kembali ke topik. Hipotesa atau dugaan apapun yang Anda pikirkan, tidak peduli seberapa absurd, kedua elemen otak Anda (alam pikiran sadar dan bawah sadar) akan bekerja keras untuk mencari bukti-bukti pendukung. Dan ketika pikiran sudah memutuskan, percayalah ia pasti akan menemukan apa yang dia perlukan. Kalaupun tidak ada, pikiran kita tidak segan-segan untuk memanipulasi hubungan antar fakta, hingga tercipta sebuah ‘bukti fakta’ yang baru!

Ada tiga alasan mengapa hal itu terjadi:

  • Pikiran ingin tuannya merasa senang. Tidak ada hal yang lebih menyenangkan daripada merasa benar dan pintar, bahkan sekalipun itu berarti kita mendapat kesimpulan yang menyakitkan hati. Coba ingat-ingat kejadian dimana Anda merasa curiga kekasih Anda selingkuh atau sejenisnya. Untuk setiap rasa sakit yang Anda dapatkan ketika berhasil mengumpulkan bukti atas dugaan itu, Anda juga merasa puas dan senang karena merasa benar.
  • Pusat rangsangan dan motivasi kita terpicu. Salah satu bagian dari otak yang bernama reticular activating system bertugas sebagai gerbang kesadaran yang merangsang dan memotivasi kehidupan sehari-hari. Kelima indera Anda akan menjadi lebih awas terhadap hal-hal yang Anda duga atau ingin buktikan. Misalnya, ketika mendapat sekedar sapaan halo dari seorang rekan wanita yang menarik, Anda cepat berpikir bahwa itu adalah tanda dia menyukai Anda.
  • Otak tidak pernah berhenti menyerap dan mengolah data sepanjang hari, sepanjang minggu, sepanjang bulan, sepanjang tahun. Bahkan ketika tidur pun otak kita tetap bekerja secara acak dan otomatis. Contoh tipikal, mendadak Anda direpotkan oleh sang kekasih yang sangat yakin bahwa mimpi buruknya selama tiga hari berturut-turut adalah bukti kuat bahwa Anda akan tiba-tiba memutuskan hubungan karena sudah ada wanita lain.

Nick Herbet, dalam bukunya berjudul Elemental Mind, berpendapat bahwa isi otak manusia penuh dengan kekacauan informasi yang biasanya diluruskan sesuai dengan keinginan dan ekspektasi sang pemilik.

In estimation, our brain approximately receives 100 million bits of information per second from each eye, 10 million bits of information per second from the skin, and 30,000 bits of information per second from the ears. When all this external information is combined with the billions of bits of internal information our mind is processing, our brain is dealing with an incredible 10 trillion bits of information each second. Our mind is like the editor of a book or a movie deciding which bits of information are relevant and should be retained for later use and which are irrelevant and should be discarded.

Sama sekali tidak bisa terhitung banyaknya informasi yang Anda dapatkan setiap hari, jadi apapun yang Anda duga dan ekspektasikan, pasti ada saja info yang bisa dipakai dan dirangkai sebagai sebuah realita atau kebenaran.

Sama seperti Anda pasti bisa menemukan -hanya jika Anda bersedia jujur- tentang sejumlah bagian dalam kitab suci agama Anda sendiri yang membuktikan kelemahan, kejanggalan, atau ketidakcocokan. Jika niat, Anda bahkan bisa menemukan ayat-ayat yang menjustifikasi perilaku paling aneh atau biadab sekalipun dengan menggunakan kutipan sebuah kitab suci.

Pertanyaan sederhana hari ini…

Berapa kali Anda salah mengambil langkah dalam aktifitas studi dan karir hanya karena Anda terkecoh oleh bukti yang seolah-olah benar?

Berapa banyak persahabatan yang Anda hancurkan hanya karena Anda terkecoh oleh bukti kabar burung yang negatif?

Berapa besar kerusakan yang Anda ciptakan dalam keluarga dan romansa hanya karena Anda terkecoh oleh bukti analisa yang terlalu berlebihan?

Salam revolusi cinta,

Lex dePraxis

Solusi Romansa #1 di Indonesia

lex depraxis sebar hitman system


0 Responses to Bukti-Bukti Yang Menyulitkan

  1. Pingback: Hidup yang penuh dengan kecurigaan « Rullyeist's blog

  2. Pingback: Hidup yang penuh dengan kecurigaan « Rullyeist's blog

  3. beib, kalau ngebaca tulisanmu, salah ngga kalo saya konklusi pikiran ngga jauh beda dengan emosi? atau bahkan pikiran bisa digerakkan oleh emosi? banyak orang berpikir kalau pikiran dan emosi berbeda. karena pikiran lbh logis dan emosi tidak.
    kalau gitu… gimana cara membedakan kapan pikiran berdiri sebagai pikiran, kapan pikiran terpengaruh emosi?
    apalagi saya perempuan, yang katanya makhluk yang sebagian besar terpengaruh emosi. kacaulah hidup saya. kapan berpikir logisnya kalau ternyata pikiran yang jadi andalan saya juga ternyata terpengaruh emosi?

    LOVE, adeiRra

    Lex’s Reply: Pikiran dan emosi saling terhubung lebih erat daripada yang kita duga, dear. Kurang lebih bisa dibilang sebuah siklus atau loop. Mengenai wanita sebagai makhluk yang lebih emosional, itu misleading. Wanita dan pria sama-sama memiliki sensitifitas dan konten emosi yang senilai, hanya saja wanita cenderung lebih ekspresif menunjukkannya dibandingkan pria.

  4. Pingback: subliminal-audio-diy.com