A Personal Discovery II

Rasanya seru, aneh bin canggih ketika seseorang yang bergerak di bidang training dan konsultasi pengembangan diri selama lebih dari sepuluh tahun ternyata masih bisa menemukan satu dua hal baru yang dia sadari tentang dirinya. Manusia itu kompleks banget, terdiri dari ratusan lapisan yang saling tertumpuk satu dengan lainnya, sehingga ada hal-hal menarik yang dia tidak akan pernah tahu dan kenali bila tidak digali dengan tepat. Gue udah ceritain beberapa hal di Personal Discovery tempo hari, dan sepertinya sekarang waktu yang tepat untuk bagian berikutnya.

“I feel neglected,” begitu ucapan yang otomatis meluncur dari bibir ketika beberapa hari yang lalu gue iseng melakukan sebuah eksplorasi diri ke alam bawah sadar via hipnosis. Gue sering menenggelamkan diri dalam keadaan trance, tapi kayaknya ngga pernah mendapatkan pesan sekuat ini. Dalam kepala gue terbayang imajinasi akan sebuah benda yang dibiarkan tergeletak begitu saja di lantai. Pemilik serta orang-orang yang pernah bermain dengannya meninggalkan begitu saja, entah sibuk dengan aktifitas sendiri atau menemukan benda yang lebih menarik lagi.

Jujur aja, itu adalah ucapan yang gue ngga duga-duga sama sekali. Begitu kuat dan mencekam, gue bisa ngerasain seluruh bulu-bulu di tubuh yang merinding, tekanan yang bergulung-gulung dari dada, disusul dengan sensasi mengejutkan di sekeliling kelopak mata. Tidak perlu waktu lama bagi gue untuk sadar kalau kelenjar di kedua sudut mata gue sedang membengkak dan siap untuk mengalirkan bulir-bulirnya. Ngerasain itu semua, gue ngerasa takut dan bingung, sekaligus kagum dengan apa yang terjadi.

Gue baru tahu kalo selama ini gue memiliki sejumlah ‘luka’ seputar rasa ditinggalkan, diacuhkan, tersisih, dibuang, tersingkir, tidak menjadi bagian, tidak kompatibel, atau tidak diinginkan lagi. Sejumlah pengalaman yang setelah gue cek dengan seksama, memang tidak dilakukan dengan sengaja oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya, tapi cukup sering terjadi sehingga gue mudah jadi sensitif dan mellow kalau sedang mengalami kejadian yang mengindikasikan perlakuan seperti itu.

Ternyata itu juga yang jadi salah alasan kenapa gue selalu punya huge passion untuk menjadi sahabat bagi banyak orang-orang, khususnya mereka yang merasa dirinya biasa saja, atau tidak dianggap oleh orang lain. Gue banyak habisin waktu mempelajari segala sesuatu tentang manusia agar bisa mencermati orang-orang yang mungkin ingin melukai gue. Di satu sisi, gue ingin bersama-sama dengan sebanyak mungkin sahabat, menemukan kenyamanan di dalam komunitas yang hangat, sekaligus menyembuhkan ‘memar dan lebam’ yang pernah terjadi dalam gue di masa lalu. Di lain sisi, gue juga ingin terhubung dengan begitu banyak orang agar gue selalu punya kesempatan untuk memastikan mereka tidak akan pernah merasa sendirian, terbuang, atau hal-hal sejenis lainnya.

Sepertinya ini adalah salah satu luka klasik yang akan selalu menjadi duri dalam daging. Gue pikir gue sudah berhasil mengurusnya dahulu, tapi ternyata tidak sepenuhnya. Menolong dan menyembuhkan orang lain terasa jauh lebih mudah dibandingkan menyembuhkan diri sendiri. Ucapan “I feel neglected” itu mengalir begitu saja tempo hari, sekalipun berdasarkan pengalaman gue selalu bisa menetralisir ucapan itu, tapi untuk beberapa bulan ini gue ngga punya bukti apapun yang menyatakan sebaliknya.

Pernah ngalamin hal seperti itu?

Ini adalah personal discovery yang mengagumkan, tapi sekaligus berat rumit bin menyusahkan! Ah, kenapa sih ngga bisa tentang hal-hal yang simpel aja, kayak tentang alasan kenapa gue ngga suka wanita kurus, kenapa gue kalau tidur ngga berani matiin lampu, atau kenapa setiap pria wajib daftar Hitman System Mega Seminar secepatnya?

Buat you guys yang males ending dengan mellow dan pengen punya sempilan personal discovery pribadi, silakan coba Gender Estimation Test… sekedar iseng ngecek apakah elo bener-bener berjenis kelamin seperti yang elo duga selama ini. πŸ˜€


25 Responses to A Personal Discovery II

  1. Pingback: adeliasopian

  2. Pingback: Romantic Renaissance » Blog Archive » When life sucks…

  3. Yo guys…

    I have found my new Personalities ^^
    yaitu…
    Suka ngambek
    Suka nglamun yang nggak-nggak
    Suka lirik sana lirik sini (main mata)
    Suka ama berbagai macam cewek dan sizenya
    Suka banget baca blog-blog aneh disini

    hahaha…
    gimana cara memperbaiki personality gua yah?

    ^^

    ciaosu

  4. @Admiral

    … and you are so consumed by rage and bitterness! Does your *size* really bother you that much?

    πŸ˜€

    Coba beritahu kakak Tika kalau kamu itu memang jantan: which part of my explanation that you think is logically fault and full of shit?

    peace out

  5. @justnoob

    wow… perumpaan yg sngt bagus skali, i think…
    hmm.. mang si, qt bs maafin seseorang tp jika kesalhan tu tlalu nyakitin.. psti qt bs mngenang kmbali..

    bgitu pula klo ad pngalaman pahit… smakin ingin dlupain, kenangan itu smakin kuat terekam d memori.. wow!! jd bingung kan?!

  6. Likelihood of you being FEMALE is 38%
    Likelihood of you being MALE is 62%

    Hahaha. Lumayan lah gue 62 %. Next time gue kudu browsing penthouse or playboy dot com dulu kali yak sebelum measure berapa panjang, I mean, persen, kejantanan gue.

    @Tika: you’re full of logical fallacies (mau nulis full of shit gak enak :D).

  7. Pingback: Arigato Gozaimasu « ….the Gands owns you…

  8. gw mikir simple aja, K.I.S.S ahh i love this jargon.

    Coba bayangkan klo muka lu kena luka bakar kek two face di film dark knight (buat yg blom ntn,…, wow, seriously get some life bro/sis).

    Kemudian, dalam cerita ini, lu adalah orang kaya yg mampu membayar dokter operasi plastik yg paling huebat, jadi skrg cuman mikir di hasilnya aja, ga usa mikir yg lain2.

    Trus tu dokter, setelah berusaha keras, bisa bikin wajah lu jadi kek dulu lagi, sebelum terbakar. Orang lain ga bs liat bedanya, bahkan lu sendiri ga bs liat bedanya, mungkin bs dirasakan, tapi samar2.

    Tapi, sewaktu2, ada aja rasa aneh dengan muka spt itu, tapi ga tau knp…

    mungkin itu perumpamaan topic kali ini ?, who knows

    thx 4 read.

    regards,

    just@noob

  9. ookkkk guyyyysss stop talking about victor f**kin frankl!!

    let’s back to the topic.
    before every post is going too out of topic!

    @lex

    jdi gini lex, gw bukan mau ngajarin..

    kalo menurut gw sih..

    luka-luka yang masih tertinggal itu memang nggak seutuhnya pulih, setidaknya masih membekas lah.

    pasti pernah denger kata-kata “forgiven, unforgoten” kan?

    lu bisa aja memaafkan kesalahan atau ketololan yang mungkin diperbuat oleh orang lain atau diri sendiri, tapi lu gak bisa melupakan itu semua. sekalipun di alam sadar lu bisa melupakan lewat moment2 yang sama sekali jauh meng-indikasikan kejadian2 yang pernah melukai batin lu di masa lampau, tapi tetap saja pasti tuhan punya maksud tertentu dengan menciptakan konsep unforgoten itu ke dalam diri manusia.

    subconscious mind is never die

    (kayak judul lagu galau)

  10. hemmm… human being?? life of human??

    whaoo.. this is a big topic… complicated, i think..

    gw banyak buku d rumah ttg pengembangan diri, motivasi dsb.. sangat-sangat membantu… untuk “penguatan mental atas penolakan sesuatu”..

    oiy, sori OOT bntar… gw abis nonton the mummy!! tu film bnyak lucuny daripada seremnya!! wkwkwkwkwk…

    lum jd motivator handal,
    Fab Cavalino

  11. ah, mbak signifiant & co di HS ini koq seneng banget menelurkan teori-teori … biar kedengarannya intelek ya?

    Gw sih pilih yang praktis2 dan membumi aja deh, karena tujuan hidup gw adalah jadi milyuner πŸ˜‰ Jadi gw gak pernah punya niat dan berusaha mati-matian jadi Einstein wannabe πŸ™‚

    Kali ini Tika yang imut lagi murah hati, jadi bersedia bagi-bagi ilmu. Coba deh mbak mbak dan mas mas, termasuk mas Lex ini, baca buku karangan Victor Frankl, “Man’s Search For Meaning”. Kalo gak salah, sudah ada terjemahan bahasa Indonesianya. Tapi lebih seru baca dalam bahasa asli, Inggris. Kalau sudah baca ya syukurlah, lebih bagus lagi kalau dipahami benar2 jalan pikiran pengarangnya. Tapi bwt yg blm baca, jgn cuma baca sinopsisnya aja di Wikipedia lalu bicara kesana kemari seolah-olah sudah baca buku dari awal sampai akhir. Apa yang diceritakan Frankl, a Jewish psychoanalyst, itu berdasarkan pengalaman pribadi, yg kemudian dianalisa dan disintesa sampai membuahkan sebuah pemikiran yang benar-benar membuka mata hati kita tentang “apa yang dicari manusia pada umumnya”. Jadi gak superficial, gitu loh.

    Saran Tika: Cari bukunya, didalami, dipahami, dimengerti, jadi kalau mau bicara — terutama sama Tika — ada dasar pemikiran, ada insight, sehingga Tika gak bosen dengernya.

    *yawn*

    *back to my new Stephen King’s novel*

  12. Aneh juga yah, gw pikir apa yang Lex tulis itu hal normal yang dialami setiap orang, sama aja kayak “saat kandung kemih gw penuh gw ngerasa sensasi tertentu di bawah perut dan jadi berpikir untuk ke kamar mandi,” atau “kalo udah tengah hari lambung gw kayaknya mengeluarkan enzym-enzym tertentu n bikin gelembung-gelembung di perut, abis itu otak gw jadi terus berpikir tentang makanan.”

    Tapi kenapa buat kebanyakan orang penjelasan tentang reaksi psikologis atau emosi2 terdalamnya lebih terkesan kayak curhat yang butuh dilipur as if ada cara untuk jadi “sembuh” dari kecenderungan2 alamiahnya sebagai manusia..

    Gw suka sih teori2 tentang love yourself tapi gw yakin itu gak pernah jadi solusi “sekali untuk selamanya”, pembicara2 top yang udah omong di depan jutaan orang di seluruh penjuru dunia tetep aja grogi pas mau naik panggung.. jadi soal ngandelin diri (love, rely, trust, whatever) itu cuman “ilusi” buat nenangin diri aja..

    Yang namanya “normal”, pribadi yang “utuh” dst itu gak pernah ada, the most we can do adalah mengenali simptom2-nya dan menaklukkan tindakan kita ke bawah kesadaran akan pengenalan itu.. sama kayak kita tetep inget table manner dan gak makan dengan brutal walau perut laper setengah mampus.. ato sebaliknya kadang kita tetep ngemil walau perut udah kenyang..

  13. @The gands
    knp harus takut?

    @Kei
    Thanx Broo. . gilee gw cobain baru seminggu ini, berat gw turun 3kg. . padahal gw bukan tipe cowo gendut. . tp kok bisa turun sgitu yaa? waah penasaran akan 1 bulan lagi. . hmmm. .

    sekali lg thanx brooo. . ^^

  14. wah … gak heran elo seneng ngehit cw, upgrade penampilan, mempelajari hal-hal yang aneh bin ajaib — supaya terus jadi pusat perhatian dan gak digratisin orang orang πŸ™‚

    in short: love thyself lah. your self are the only trusted, person you can rely on when the world turn you down. so befriend yourself, care for yourself just make sure you don’t become an overindulged fat cow …

  15. ada sebuah kisah seorang petani afrika yang

    mencari sebuah permata yang besar ke seluruh

    penjuru dunia namun tidak menemukannya dan ia

    akhirnya bunuh diri .

    tak berapa lama seorang petani yang membeli tanah

    orang tersebut tak sengaja menemukan sebuah

    permata yang indah tak jauh dari rumahnya

    dari kisah ini menggambarkan bahwa manusia

    seringkali tidak menyadari potensi yang

    terpendam jauh dalam dirinya .

    potensi manusia terkubur oleh TRAUMA , PENOLAKAN , MINDER DAN KETAKUTAN

  16. Mungkin, karena jiwa lu uda bosen ngehit cw, meskipun secara sadar lu masi mau hit cw, tapi alam bawah sadar mengatakan sebaliknya.

    Solusinya ?, ga perlu kali yak, gw yakin lu da tau tp ga mau menjalankannya karena suatu sebab XD

    cheers !

Leave a Reply to the gands Cancel reply